12. Gefangen

2.7K 308 38
                                    

A/N ada beberapa hal yang membuat aku memutuskan untuk merombak semua cerita yang sudah kupublish sebelumnya. Poin paling penting: kurang feel pembaca dan terlalu pendek

Sudah aku remake 1500 kata ya. Selamat membaca

***

Lari

Menjauh

Pergi

Polisi

Benaknya telah ratusan kali berkata seperti itu. Tidak ada lagi yang dapat Queen pikirkan selain menjauhi gubuk tua tempat dimana ia di sembunyikan, jauh dari kota dan bahkan pemburu pun ia yakin tidak bisa dan tidak akan melewati daerah hutan lebat dimana Kenan berada.

Ia berusaha menahan airmatanya yang selalu mengalir, terus berusaha semampu yang ia bisa hingga menemukan dua orang polisi yang berlari kearahnya dengan wajah penuh kewaspadaan

Ia tersenyum lebar, nafasnya yang tidak ia sadari tertahan kini lega begitu saja. Ia kembali berlari lalu berlindung ke salah satu polisi tersebut

"Help.. hiks... hiks- help meee.."

***

"Kau yakin itu rumah nya?"

Tidak ada yang tempat yang paling mengerikan selain kembali ke rumah dimana ia di sekap dan melihat kejadian mengerikan berupa necrophillia. Dengan tubuhnya yang bergetar ia mengangguk ketakutan kepada seorang polisi bernama Wilbert usai ia menceritakan apa yang telah alami

" Kids are you alright?" Tanya Christopher yang memgambil sebatang rokok. Queen yang masih menangis  ketakutan menunjuk sebuah jalan setapak yang tertutup rerumputan liar kepada dua polisi hutan yang ia temui.

"Tolong-hiks. Tolong, aku diculik"

"Diculik? Apa kau yakin young Lady?"

"Namanya Kenan, aku rasa dia adalah buronan yang sedang dicari. Aku pernah melihatnya di koran. Dia memakai riasan badut dan dia menyekapku lebih dari tiga hari. Kumohon tolong aku, kekasihku masih berada disana! Di rumah tua yang kotor. Kumohon-tolong kekasihku"

"Ya, itu rumahnya. Dan kekasihku masih berada disana, kumohon tolong dia" ujar Queen masih dengan tubuhnya yang bergetar. Tak jarang matanya menatap was-was ke seluruh arah.

Wilbert menatap Christopher, lalu berjalan dengan perlahan barangkali mereka menginjak jebakan atau apapun itu

Langkah kedua polisi serta Queen yang bergerak menuju gubuk tua tempat Kenan berada seketika berhenti begitu mereka semua melihat seorang pria-

yang bermandikan darah dengan salah satu tangannya yang masih memegang sebuah belati. Tersenyum lebar seolah yakin bahwa wanitanya akan kembali. Kakinya pun melangkah menuju mereka bertiga tanpa takut akan tembakan yang bisa saja dihujam kearahnya tanpa ragu

„Stop right there! Ini polisi!"

Kenan kembali tersenyum lebar. Merasa bahwa Queen sedang memberikan hadiah kepadanya dari para polisi bodoh itu. Ah, betapa senangnya bahwa ia akan kembali bermandikan darah sebentar lagi

"Jesus... you're the most wanted. You're the killer clown!"

Mata Kenan seketik menusuk kearah pandangan Wilbert. Kedua polisi hutan tersebut masih menodongkan Pistol dan bersikap semakin waspada begitu melihat gerak-gerik Kenan yang terlihat aneh

C L O W NWhere stories live. Discover now