12

11.8K 926 41
                                    

💘

Abaikan typo


――――――




Taehyung duduk terdiam di meja makan setelah menyelesaikan kegiatan makan malamnya barusan. Otaknya memutar kembali hal yang dilakukannya kepada sang Asisten tadi siang. Sisi hati Taehyung merasa bersalah karena dengan kurang ajarnya telah mencium Jungkook tanpa ijin terlebih dahulu, namun sisi lain hatinya mengatakan jika itu bukan suatu masalah besar, sudah sering Ia mencium wanita atau laki-laki di luar sana, namun tetap saja, hati kecilnya terasa mengganjal.

"Saya melakukan kesalahan kah?" monolog Taehyung dengan tatapan tertuju kepiring kosong didepannya.

"Ada apa?" tanya satu sosok yang sedari tadi asik memperhatikan tingkah Taehyung yang hanya diam memperhatikan piring kosong. "Kamu ada masalah?"

Taehyung mendongak dan memandang laki-laki didepannya, mengusap belakang lehernya pelan lalu memusatkan tatapan tepat di kedua bola mata laki-laki tersebut.

"Aku ingin bercerita Kak" ucap Taehyung to the point.

Seokjin―kakak kandung Taehyung menaikan satu alisnya. "Hooo, tumben sekali mau curhat sama Kakak?" dilanjut menaik turunkan alisnya.

"Bukan begitu Kak, kakak tau sendiri kalau aku tak pandai bercerita seperti orang lain"

"Ya ya ya ya" jawab seokjin. "memangnya mau cerita apa? Masalah kerjaan?" Taehyung menggelengkan kepalanya.

"Lalu?"

"Asisten pribadiku"

"Ah, yang manis itu? Yang punya gigi kelinci?" Seokjin mengetukan jari telunjuk di dagunya. "Hhh, andai aku pihak atas, sudah aku nikahin dia."

"kak!" Taehyung mengintruksi Seokjin dengan pandangan malas. Seokjin memamerkan giginya. "Bercanda Tae, lanjut"

Taehyung menghembuskan nafas nya. "Seperti nya aku tertarik dengan dia. Hanya sebatas tertarik mungkin, atau jatuh cinta? Aku tidak mengerti ini perasaan apa?" terang Taehyung.

Seokjin memandang Taehyung lekat. "Terus kamu mau apa? Buat hubungan perjanjian kontrak lagi?" Taehyung mengangkat bahunya. "Mau sampai kapan Tae? umur kamu udah 27, udah bukan waktunya main-main. Kamu juga butuh seseorang buat temani kamu." Ucap Seokjin lalu memukul bahu Taehyung.

"Kak Jin juga masih sendiri!" tukas Taehyung dengan mata memicing.

"Ya suka-suka aku lah!"

"Ya berarti suka-suka aku juga!"

"Kok kamu jadi balikin omonganku!" Kesal Seokjin lalu berdiri dan berkacak pinggang didepan Taehyung―mode kesal.

"Kak Jin lebih dulu!" Sergah Taehyung.

"Aku ingin bercerita Kak." lanjut Teahyung dengan wajah memelas.

Seokjin mendudukan dirinya kembali ke kursi dibelakangnya.
"Yaudah, lanjutin"

"Ya, sepertinya aku ingin melakukan kontrak itu lagi. Namun aku merasa seperti ada yang salah. Kau tahu bukan jika aku tak pernah memberi tahu tentang sisi gelapku kepada orang luar?" Seokjin menganggukan kepalanya, merasa tertarik dengan cerita sang adik yang tak pernah sekalipun bercerita tentang masalah hidupmya sejak kecil.

"Tadi Jungie menolongku yang tidak bisa bergerak di jalan dan mengantarkan kerumah, Ia mengobati luka ku, tapi tiba-tiba Ia menangis dan aku tak sanggup melihat Jungie menangis. Seperti lemah, hatiku sakit melihatnya. Hingga akhirnya aku jujur tentang sisi gelapku ke Jungie, Kak." Terang Taehyung lalu menundukan kepalanya. Seokjin mengelus halus pundak Taehyung tanpa berniat menjawab, hanya mendengarkan secara seksama.

"Kak, aku juga tidak mengerti aku kenapa kepada Jungie. Karena pertanyaan bodohnya, otakku menyuruh aku menciumnya tadi. Kami berciuman yang jelas itu memang kesalahanku, tapi Jungie bilang itu salahnya. Aku tak suka Jungie merasa bersalah ssperti itu yang jelas sekali itu bukan kesalah dia." Taehyung mendongakkan kepala kembali, memandang Seokjin dengan wajah sayu. "Aku merasah bersalah lagi, Kak."

Seokjin terkekeh melihat wajah Taehyung didepannya. Rasanya Seokjin rindu sekali melihat wajah sang adik yang seperti ini. Bukan wajah keras juga tatapan mematikan. Seokjin menepuk bahu Taehyung pelan. "Hooo, kau belum ada hubungan apa-apa sudah mempunyai nama panggilan." Taehyung memutar bola matanya jengah. "Kamu jatuh cinta Tae, tapi kamu tidak sadar." lanjut Seokjin lalu tersenyum.

"Kau tau sendiri aku tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Semua perempuan dan laki-laki yang terlibat kontrak denganku tak pernah ada yang menbuat ku jatuh cinta, membuatku bahagia."

Seokjin tersenyum lalu menegakkan tubuhnya. "Oke, aku punya solusi."

"Apa?"

"Kamu boleh ajak Jungie mu itu melakukan hubungan kontrak. Cuma 3 bulan Right?" Taehyung mengangguk, mengiyakan. "Jika dipertengahan jalan kamu merasa jatuh cinta walaupun aku yakin kamu sudah jatuh cinta sekarang, batalkan kontraknya dan mulai hubungan serius dengan nya. Setuju?" Lanjut Seokjin.

Taehyung menggaruk dagunya yang tak gatal. "Jatuh cinta itu seperti apa kak?"

"Ya kamu tidak mau jauh dari dia, sedih kalau lihat dia sedih, jantungmu juga berdetak tidak karuan kalau sama dia. Ya hal-hal klise seperti itu lah."

"Termasuk perasaan ingin menciumnya?" Tanya Taehyung dengan wajah polos.

Seokjin memutar bola mata― jengah bukan main atas sikap adik kecilnya itu. "Itu namanya kamu turn on Taehyung."

"Kak Jin...."

Seokjin tertawa, memukul pelan meja dihadapannya. Taehyung tersenyum kecil melihat sang kakak yang terlihat amat bahagia mendengar ceritanya. "Sepertinya lain kali aku akan bercerita lagi dengan kak Seokjin" ucap Taehyung dalam hati.

"Bibirnya seperti cherry Kak, manis sekali. Aku tidak tahan jika melihatnya."

"Dasar mesum" Kesal Seokjin. "Maksud kamu kasih tau aku itu apa? Mau pamer hah!" Lanjut Seokjin lalu mendelikkan mata nya.

Taehyung berdecih. "Hanya memberi Tahu. Kau ini seperti wanita yang datang bulan saja. Emosi terus."

"Ya suka-suka aku lah. Kenapa kamu repot?"

"Ya ya ya, aku ingin menelepon Jungie saja. Kak Jin tidur sana, sudah malam." Ucap Taehyung lalu membangkitkan dirinya dari kursi yang Ia duduki.

"Durhaka kamu sama kakak!"

"Terserah" Jawab Taehyung sambil berlalu menuju kamarnya.














---------------

Hai, apakabar?

Aku baru aja ada waktu buat up lagi hehe

Apakabar?

Semoga kalian sehat dan bahagia selalu ya 💜

See you 💘💘


Fifty Shades Of Mr. Kim [vk]Where stories live. Discover now