― 3 ―

20K 1.4K 88
                                    


Jungkook sudah melihat orang ketiga yang keluar dari ruangan ber-pintu besar di ujung lorong. 

"Mampus, seserem apa sih bosnya. Pada pucet gitu, takut banget gue." lirihnya sambil sesekali melirik ruangan tersebut.

Mengetuk-ngetuk ujung sepatu nya pelan sambil menundukan kepala, Jungkook dikejutkan oleh panggilan lelaki ber name tag Hoseok tadi yang membuatnya mendongakan kepalanya.

"Kamu, ayo giliran kamu." Tunjuk Hoseok kepada Jungkook yang masih diam mematung membuat Hoseok menaikan sebelah alisnya.

"Hei kamu, kenapa masih diam disitu. Ayo masuk segera."

Jungkook yang tersadar dari lamunannya langsung menunjukan dirinya sendiri. "Saya?"

"Ya, siapa lagi yang saya tunjuk." Jawab Hoseok dengan muka datar yang membuat Jungkook merinding.

Jungkook langsung bangkit dan membungkukkan badannya guna meminta maaf karena sempat tak mendengar tadi.

Membuka pintu sambil menggigit bibirnya pelan, Jungkook masuk kedalam ruangan besar bernuansa hitam dan abu-abu dengan meja hitam yang sepertinya tempat sang CEO bersinggasana. Jungkook memajukan tubuhnya perlahan menuju meja di depannya, dengan gemetar Ia meletakan berkas yang Ia bawa tadi dan berdiri di depan meja tersebut.

"Kenapa berdiri, duduk." datar Taehyung tanpa memalingkan tatapannya dari wajah Jungkook. Jungkook tersentak dan terburu menarik bangku lalu mendudukan bokongnya.

"Siapa namamu?" Tanya Taehyung seperti menusuk tepat di mata Jungkook.

Dengan masih gemetar Jungkook menjawab agak terbata. "Jo- jeon Jungkook Pak." 

Taehyung menganggukan kepalanya pelan. "Kamu, saya terima."

Jungkook terkejut dengan penuturan Taehyung. Hei, bahkan orang di depannya tidak membuka map yang Ia letakan di meja tadi. Tapi mengapa Ia bisa diterima sebegitu mudahnya.

"Sa-saya betulan diterima Pak? T-tapi bukannya saya belum di interview, masa sudah langsung diterima begitu saja." Taehyung mengedikan bahunya sambil bangkit dari kursi singgasananya. 

"Pemimpin disini saya bukan?" Jungkook mengnagguk patah-patah. "Ya berarti semua hak saya." ucap Taehyung menundukan badannya hingga wajahnya tepat berada didepan wajah Jungkook.

Jungkook hanya menelan ludahnya kasar sambil melebarkan matanya yang seperti ingin keluar.

"Kenapa? Kamu tidak minat menjadi asisten saya?" Jungkook menggelengkan kepalanya ribut lalu memundurkan sedikit badannya dan bangun dari duduknya.

"Jadi se-serius saya diterima Pak." wajah Jungkook amat sumringah bahkan Ia meloncat-loncatkan tubuhnya kecil sambil sesekali memekik girang.

Taehyung terkekeh kecil bahkan hampir tak terlihat melihat tingkah asisten barunya. Taehyung menyunggingkan senyum miringnya, seperti nya Ia ada ide selain menjadikan orang di depannya hanya sekedar menjadi asisten pribadinya.

"Mulai besok kau sudah bisa bekerja. Jangan terlambat dan berpakaian yang rapi. Silahkan keluar." Tukas Taehyung sembari berjalan kembali ke kursinya. 

Jungkook membungkukkan tubuhnya berkali kali sambil mengucapkan terimakasih berulang-ulang lalu keluar dari ruangan yang Ia anggap menyeramkan. Tadinya.

Jungkook sesegera mungkin menghubungi Namjoon dan juga Jimin guna memberi tahu jika Ia sudah selesai dan akan memberikan tahu kejutan untuk keduanya.





------

"Gue diterima jim, diterima anjir gue bahagia banget sumpah." Teriak Jungkook histeris sambil memeluk Jimin brutal.

Jimin melebarkan matanya terkejut. "Demi apa anjir, kok bisa? Maksud gue kok bisa cepet banget anjir. Kata orang-orang bos nya sadis terus juga kalo diterima paling bentar tuh sehari setelah ngelamar baru diterima. Ini lo beneran langsung diterima gitu?" 

Jungkook menganggukan kepalanya cepat dengan senyum lebar. Namjoon di sampingnya ikut tersenyum sambil tangan menepuk-nepuk punggung Jungkook semangat. "Sakit anjir Kam, pelan-pelan aja woi mukulnya." ucap Jungkook merenggut dibalas tawa oleh Namjoon.

"Bangga banget gue sama lo. Gue bilang juga apa lo bisa kan." Namjoon mengacak-acak rambut Jungkook.

Jungkook langsung menghantam tubuhnya ke pelukan Jimin setelah Ia menunggu hampir 10 menit lamanya di depan gedung yang baru saja Ia masuki. Menyampaikan segala rasa bahagianya kepada dua sahabatnya tersebut.

"Makan-makan di traktir Jungkook fix." canda Namjoon sambil menyenggol main-main pundak Jungkook.

"Bisa-bisanya belom kerja udah dipalak. Tapi ayok deh lagi seneng nih gue" Jungkook tersenyum lebar sambil merangkul kedua bahu sahabatnya.

"Gassss!" Teriak Jimin.

Mereka bertiga berjalan kearah mobil dan menuju ketempat Jungkook akan mentraktir mereka.

Sesampainya di tempat makan yang diusulkan oleh Namjoon, ketiga sahabat itu bernincang dengan amat seru. Menceritakan segala macam hal. Dari bagaimana suasana melamar pekerjaan Jungkook tadi, hingga hal-hal lucu yang mereka alami selama kuliah. Apapun di bicarakan hingga Merek bosan dan memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.





―――――――――










.ehe.

Fifty Shades Of Mr. Kim [vk]Onde histórias criam vida. Descubra agora