26

6.3K 460 23
                                    

(Abaikan typo)

Happy reading💘

――――――――

"Orang polos nyerempet bego emang gampang banget di manfaatin ya?"











•••••••


"Sepertinya kita harus bergerak lebih cepat!" ucap Eunwoo pada orang di seberang telepon.

"Kenapa? Orang yang sedang kau ikuti terus itu sudah mulai curiga?"

Eunwoo menghembuskan nafasnya kasar. "Tidak. Hanya saja―"

"Eunwoo, tahan. Sepertinya aku harus menutup telepon ini, nanti kita bicarakan lain waktu." ucap orang di seberang sana dan mematikan teleponnya membuat Eunwoo berdecak kesal.

"Kenapa dia selalu saja mematikan telepon secara sepihak, sih?"


















•••••••••

Jungkook berulang kali memutarkan bola matanya ketika melihat layar ponselnya.

Hampir 1 jam Ia menunggu Jimin tapi pria bertubuh kecil itu tidak juga datang. Rasa kesal dan nafsunya untuk menjambak rambut Jimin seperti sudah berada di ujung tanduk.

Bayangkan saja, Ia rela bergegas berangkat ke salah satu caffe  yang lumayan jauh dari kantornya hanya karena Jimin menghubunginya dan mengatakan jika ada hal penting yang harus dibicarakan. Namun apa yang Jungkook dapat sekarang, menunggu Jimin selama satu jam seperti kambing dungu.

"Liat aja, 15 menit lagi itu anak kecil nggak dateng juga, kalo ketemu gua tendet badannya biar makin pendek." guman Jungkook dengan tangan mengepal. Kesal bukan main.

10 menit kemudian Jungkook sudah semakin jengah. Wajahnya memerah, kesal sekali karena sudah membuang waktu hanya untuk menunggu Jimin yang bahkan tak ada kabar sekalipun. Namun sebenarnya bukan hanya kesal yang Jungkook rasakan. Perasaan khawatir menyeruak menyelimuti hatinya.

Sahabatnya itu betulan hanya lupa atau sibuk kan? Bukan karena terjadi sesuatu tak mengenakkan di jalan?


Berulang kali Jungkook mencoba menghubungi Jimin, namun tak di angkat sama sekali. Pesan pun Jungkook kirimkan tapi tak ada balasan juga. Menghubungi Namjoon pun tak membuahkan hasil. Ia tak tahu dimana keberadaan Jimin.

"Jimin nih kalo becanda ga seru serius deh. Khawatir banget gue." Jungkook menggigiti ponselnya guna meredakan rasa panik juga khawatir yang menderanya.

Lima menit kemudian Jungkook terperanjat ketika ada yang menepuk bahunya amat keras. Detik berikutnya Ia melebarkan matanya dan langsung menarik orang tersebut kedalam dekapannya lalu bergumam sesuatu yang amat tidak jelas.

Jimin, orang yang menepuk bahu Jungkook tadi hanya dapat tersenyum canggung melihat keseluruh penjuru caffe yang saat ini sedang menatapnya.

"Jung, lepas anjir. Nggak enak diliatin orang." bisik Jimin di telinga Jungkook. Jungkook melepaskan pelukannya dan langsung menginjak kaki Jimin dengan kencang. Membuat sang empunya melipat bibir dan membelalakan matanya karena menahan sakit.

"Anjing!" ucap Jimin lirih. Jungkook hanya tersenyum sok manis membuat Jimin semakin kesal.

















•••••••••

"Jung, sori. Mobil gue mogok tiba-tiba di jalan jadi gue naik taksi terus kejebak macet. Hp gue juga ketinggalan di dalem mobil jadi nggak bisa ngabarin lo. Sori." Jimin berucap dengan wajah memelasnya. Berharap mendapatkan maaf dari Jungkook yang sudah 15 menit hanya diam tanpa berbicara dengannya sedikitpun. Tahu diri Ia salah, makanya Jimin bersungguh-sungguh merayu Jungkook untuk memaafkannya.

Fifty Shades Of Mr. Kim [vk]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें