Chapter 21.

609 116 8
                                    









Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"..mama"

Zea memutar lehernya saat seuara yang dikenalinya terdengar. Renjun berdiri tak jauh dari nya, lengkap dengan seragam sekolah dan tasnya.

Silau matahari siang membuat renjun harus menyipitkan matanya agar bisa melihat wajah zea dengan jelas, matanya sembab, hidung dan alisnya memerah.

"..mama abis nangis?" tanya nya sambil mendekat.

"aku ketemu dia" ucapnya dengan suara parau yang serak.

Renjun duduk disebelah zea, memperhatikan wajah nya dari samping "dia siapa?"

"laki-laki itu"

"apa? Dimana!? Terus dia bilang apa?" tanya nya bertubi tubi.

"sabtu lalu, aku ketemu dia di swalayan. Dia bilang anakku bukan anak yang aku lahirin dulu" raut wajah zea masih sedih.

"tapi bukannya anak mama udah ga ada? -uh maksud aku..."

"ternyata selama ini dia masih ada, dia ada di jogja. Dia sengaja disembunyiin supaya aku ga terus merasa tertekan. D-dan sekarang dia udah ada disini"

"lalu yang meninggal itu?"

"katanya itu adalah kembaran bomin"

"bomin? Siapa bomin?"

Senyum tipis menghiasi wajah sedih zea "bomin itu anakku, dia laki-laki. Umurnya sama kayak kamu"

Lisan nya bungkam, renjun tak tau harus mengatakan apa lagi. Didalam hatinya terbesit perasaan tidak suka saat zea mengatakan itu. Ada perasaan iri, terancam dan tersaingi.

Renjun buru buru menggeleng, menepis perasaan aneh itu. Tidak seharusnya renjun iri, karna zea bukan ibunya.

"maaf ya kemarin aku ga ngabarin kamu, aku takut, terlalu syok ketemu dia lagi" ucapnya penuh rasa bersalah.

"gapapa ma, aku ngerti. Walaupun aku sempet mikir kalau mama lupa sama aku" lalu renjun tersenyum getir.

Buru-buru zea menggeleng, menyatakan bahwa pikiran renjun itu salah "enggak! Aku ga lupa sama kamu"




Ceklek




Bomin membuka pintu rumah nya lalu masuk kedalam sambil menenteng sepatu sekolahnya "lo berdua udah ijin ke bokap?"

"udah kok, nanti supir kita yang jemput kesini" jawab jeno sambil meletakkan tas sekolahnya disofa.

Jungkook hanya mengantar mereka sampai didepan rumah karna masih banyak pekerjaannya yang menumpuk dikantor. Tadi lelaki single itu juga bilang bahwa zea ijin pergi keluar rumah.

Jaemin membuka seragam sekolah nya, menyisahkan kaus putih dalamannya "min gue numpang toilet dong"

"mau yang dikamar gue atau dibelakang?"

OUR PAST! 정재현Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang