Si vampire muda yang ditinggal sendirian itu lantas mendengus. Pandangannya seketika teralih pada sebuah buku tua yang mendadak mengeluarkan pendar keemasan.

Dengan sedikit tertatih di raihnya buku itu. Membuka lembar kertas yang ternyata mulai menampakkan wajah-wajah baru, lengkap dengan tiga pasang nama yang terpampang disana.

Tanpa disadari Junkyu terkekeh saat mendapati satu nama yang familiar.

"Dunia sempit banget yaa, Park Jihoon."

Dengan begini sudah ada tiga orang yang terbelit ramalan berada di lingkungan yang sama dengan dirinya. Takdir terkadang memang suka melucu, sesuatu yang tidak disangka-sangka ternyata bisa merubah segalanya.








 Takdir terkadang memang suka melucu, sesuatu yang tidak disangka-sangka ternyata bisa merubah segalanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Jihoon mengelus pelan punggung Haruto yang bergetar. Kasian, baru pertama kali teleportasi pakai apparate langsung muntah.

"Gak papa to, normal kok buat non-penyihir kayak lo kalau mual."

Haruto cuma mengangguk kecil, diterimanya segelas air putih hangat yang disodorkan oleh Jihoon. Walau sebenarnya ia sendiri tak tahu dari mana datangnya, karena ketika Jihoon menjentik, mug itu sudah melayang di hadapan Haruto, lengkap dengan teko kecil berisi air panas di dalamnya.

Selesai dengan urusan menangani mual Haruto, mereka berdua langsung berpencar untuk mencari liontin tersebut di kamar milik Jeongwoo.

Sekitaran hampir setengah jam mereka memporak porandakan seisi kamar Jeongwoo, mereka akhirnya menemukan liontin tersebut yang ternyata terselip dibelakang sebuah lukisan.

"Terus ini diapain?"

Ditenteng Haruto kalung berbandul tetesan air di depan wajahnya. Sibuk memperhatikan warna biru batu safir yang entah kenapa bisa begitu mengkilap.

"Dihancurkan, of course!"

"Tapi gak mungkin semudah itu, 'kan? Mustahil liontinnya bisa hacur kalau cuma digetok pakai palu ataupun dengan cara-cara sejenis."

"Lo benar. Satu-satunya yang bisa ngancurin itu adalah Jeongwoo sendiri. Singkatnya kita harus pancing Lucifer yang makai tubuh Jeongwoo buat mecahin liontin ini." Jelas Jihoon sekenanya. Tangannya beralih mengambil sesuatu di dalam tas selempang kecil dipunggungnya. Mengambil dua buah jubah tembus pandang dan juga sebilah pedang dari sana.

Untuk kesekian kalinya Haruto dibuat tercengang dengan sihir.

"Sihir perluasan, kalau lo mau tau." Ucap Jihoon, seolah mengerti dengan tatapan takjub yang lebih muda.

Dipasangkannya jubah hitam tersebut pada Haruto, lalu setelah itu menyerahkan pedang miliknya.

"Buat lo aja. Barang langka, jangan dihilangin."

"Kusanagi no Tsurugi?" Tanya Haruto setelah melihat detail pahatan pada gagang pedang.

"Kok tau?"

"Ini asalnya dari legenda Jepang ogeb! Ngomong-ngomong lo dapat dari mana?"

Alih-alih menjawab, Jihoon justru tiba-tiba terkekeh kecil. Haruto yang melihat itu langsung memundurkan langkah was-was.

"Lo gak lagi kesurupan kan?"

"Sembarangan!" Jihoon memukul kelapa Haruto karena emosi.

"Yaudah, siap-siap, kita teleport lagi." Titah Jihoon, ia segera menutup tudung jubah tak kasat matanya, begitu pula dengan Haruto.

Hal sama kembali terjadi lagi ketika tangan sang penyihir memegang bahu Haruto. Namun bedanya kali ini si putra Hades sudah tidak lagi mengeluhkan ingin muntah.

"Anying, gue mau pingsan!"

Jihoon merotasikan bola matanya ketika Haruto malah tersungkur dilantai dengan tubuh yang bertelengkup. Untungnya mereka berdua sedang dalam keadaan tak terlihat , sehingga baik Lucifer maupun tiga orang lainnya sama sekali tidak menyadari presensi mereka.

Untuk beberapa saat mereka sedikit heran karena mendapati Doyoung, Yedam dan juga Asahi yang terkapar tidak berdaya. Tubuh mereka berdarah-darah dan penuh luka fisik.

Haruto yang baru saja mengubah posisinya lantas meringis. "Kayaknya mereka bertiga kena tipu Lucifer." Gumamnya pelan. Mengingat tadi mereka sempat menyuarakan permintaan kepada iblis itu, namun tidak terjadi apapun. Semua seolah berbalik mencelakai diri mereka sendiri.

Mata Jihoon sedikit disipitkan. Ia sedang berusaha untuk mengingat dua orang yang entah kenapa terasa begitu familiar. Saat didapatinya sekelebat ingatan dari ratusan kertas yang tertempel di hampir seluruh pelosok dunia sihir, Jihoon membultkan matanya kaget. "Mereka berdua, Hamada Asahi sama Bang Yedam!" Tunjuk Jihoon pada anak lelaki berambut kuaci dan juga satu laki-laki lainnya yang memiliki tahi lalat di bagian tulang pipi. "Mereka buronan kementrian sihir!"

















 "Mereka buronan kementrian sihir!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







WIKIPEDIA



Apparate : Sihir teleportasi

✔ [1] FATE | TREASURE : Haruto, Jeongwoo, Junkyu (On revision)Where stories live. Discover now