Twenty

2.2K 595 104
                                    

Butuh sekitaran waktu 15 menitan sampai Jihoon menampilkan batang hidungnya di apartemen Haruto. Wajahnya nampak kusut, lengkap dengan seragam yang terlihat acak-acakan. Sebenarnya Junkyu agak heran, pasalnya beberapa waktu lalu Jihoon masih tampak rapi meski mulutnya belepotan kuah ramyeon. Remaja itu seolah menunjukkan bahwa ia baru saja selesai bergulat dengan sesuatu.

"Sorry lama, gue tadi lapor dulu ke pihak sekolah."

"Loh, emang harus gitu dulu ya kalau mau keluar?"

Jihoon hanya membalas pertanyaan itu dengan anggukan. Ia kemudian melirik kaki Junkyu yang bengkok.

"Kenapa kaki lo, heh?"

Junkyu merengut, "Abis dipatahin avariel boncel, kalau lu ketemu gue titip penggal keplanya ya?" Pintanya. Jihoon lagi-lagi cuma memberikan gestur tanpa berkata. Ia justru mengulurkan tangannya ke arah kaki Junkyu, dan saat cahaya ungu kebiruan berpendar dari tangan itu, tulang Junkyu yang awalnya patah serta bergeser langsung kembali ke posisi semula. Suara erangan pun menyertai gemertuk di kaki Junkyu. Haruto yang bahkan hanya memperhatikan momen itu dari balik mini bar sampai dibuat meringis ngilu karenanya.

"Sakit banget huhu.."

Jihoon cuma geleng-geleng kepala. "Aiguuu, vampire origin kok letoy banget. Mana gitu taringnya ompong sebelah. Heran kenapa gak dicoret aja dari daftar bangsawan vampire."

Junkyu tersenyum kecut. Dikiranya tadi Jihoon lagi mode kalem, soalnya cuma manggut-manggut waktu ditanyai. Eh taunya tetap julid:(

Sebelum Junkyu mulai membuka suara untuk membalas Jihoon, Haruto sudah lebih dulu memberi tatapan tajam, seolah memberitahu sosok itu bahwa ini bukanlah waktu yang tepat untuk saling berdebat.

"Jadi, lo punya rencana?" Tanya Haruto yang langsung dibalas oleh deheman dari Jihoon.

"Pernah dengar istilah Need a monster to fight a monster? Nah! Kasusnya kurang lebih sama dengan ini, kita memerlukan kekuatan seorang iblis untuk mendorong jiwa Lucifer keluar dari tubuh Jeongwoo."

Haruto mengernyitkan dahinya heran, "Maksud lo kita harus manggil Leviathan buat melawan Lucifer?"

Jihoon menggelengkan kepalanya dengan cepat, menyanggah pertanyaan tersebut. "Bodoh, dengan begitu kita justru menambah masalah. Lo mikir aja, dewa dewi olympus pun gak pernah punya hubungan baik dengan anak manusianya, apalagi iblis. Yang ada Leviathan bakalan bunuh Lucifer dan Jeongwoo di saat bersamaan."

"Ya terus kita harus gimana?" Pekik Haruto gemas, antara frustasi dan juga emosi.

"Beberapa hari yang lalu Jeongwoo cerita kalau selama ini kekuatan iblis dia disegel dalam liontin berbandul batu safir." Ungkap Jihoon, namun setelah mengucapkan itu raut wajahnya langsung berubah ragu.

Helaan nafas berat kemudian terdengar, "Tapi masalahnya ada di Jeongwoo, dia kemungkinan besar gak akan bisa mengontrol sisi iblisnya. Tapi kita gak punya pilihan lain."

Mereka bertiga mendadak terdiam, sedikit terpukul akan kenyataan tersebut. Jika memang benar kontrol pada kekuatan iblis Jeongwoo akan berada diluar kendali maka hal itu kurang lebih akan sama buruknya dengan keberadaan Lucifer di dunia manusia.

"Setidaknya kita mencoba yang terbaik, bukan begitu?"

Haruto beranjak dari mini bar, berjalan mendekat kearah Jhoon. "Ayo cari liontinnya!"

Senyum Jihoon mengembang. "Siap-siap, To. Kita bakal kerumah Jeongwoo pakai apparate."

Haruto mengangguk patuh walau sebenarnya ia kurang mengerti dengan apa yang diucapkan Jihoon. Yang lebih tua pun langsung memegang bahu sebelah kanan si adik kelas, dan bersamaan dengan itu tubuh mereka tiba-tiba berputar dengan cepat. Menyusut seolah tersedot ke dalam setitik lubang hitam, sebelum akhirnya benar-benar menghilang dari pandangan Junkyu.

✔ [1] FATE | TREASURE : Haruto, Jeongwoo, Junkyu (On revision)Where stories live. Discover now