Love Cuisine [29]

4.7K 387 0
                                    

Abraham sengaja mengundang Jolie untuk makan malam bersama hari ini, setelah memikirkan hampir dua mingguan ia mampu memberikan keputusannya dan itu akan ia mulai malam ini.

Pertama, ia akan meminta pengertian wanita yang sudah ia anggap teman baik itu meskipun tidak begitu diharuskan ia tetap merasa berterima kasih karena selama ini telah di bantu.

"Sudah lama?" Wanita itu duduk dengan tergesa-gesa, ia baru menyelesaikan pemotretan pentingnya dengan salah satu model luar negeri.

"Tidak, hanya sebentar."

"Kamu sudah pesan?"

"Sudah, sekalian milik kamu."

Wanita itu sedikit merasa tersanjung, tapi ia mampu menyembunyikannya.

"Aku membawa satu wartawan jika kamu ingin mengambil gambar lagi untuk rencana selanjutnya." Ucapnya langsung menunjuk seorang pria yang duduk dua meja dari mereka.

Abraham melirik sekilas kemudian meneguk air minumnya. Ia kembali menatap Jolie yang juga melakukan hal yang sama.

"Ada apa melihatku?" Tanya wanita itu salah tingkah.

Abraham menarik nafas.

"Aku ingin mengatakan hal penting."

Jolie was-was.

"Besok aku akan melakukan klarifikasi tentang skandal itu." Abraham menatap Jolie yang hanya bisa terdiam.

"Benarkah? Apa sudah selesai?" Wanita itu kemudian menjawab langsung menyadari jika ia hampir saja tertangkap kecewa.

"Bukan, tapi aku akan mencoba jalan lain."

"Jika kamu merasa sungkan, aku tidak keberatan menjadi-"

"Aku hanya ingin mengurangi beban ku." Abraham memotong ucapan Jolie.

Wanita yang tadi tersenyum itu langsung menghilangkan raut senangnya.

"Beban?" Jolie mengulang kata yang menusuk itu.

Abraham menyandarkan punggungnya yang keram karena terlalu tegang.

"I need help, Dan salah satu solusinya adalah melupakan kamu." Jawabnya singkat.

"Aku meminta bertemu hanya ingin menyampaikan secara langsung mengingat kamu sudah melakukan hal banyak padaku. Aku hanya ingin memberikan pengertian jika keatas hari aku akan menjadi orang asing."

"Kamu tidak mau menjalin hubungan denganku lagi?" Wanita itu masih syok.

Abraham menarik lengan kemejanya hingga siku. "Aku akan menghapus ingatanku." Ucapnya tidak mau menatap langsung mata Jolie.

"What?!" Wanita itu tidak mempercayai telinganya.

"Itu saran psikiater yang menanganiku." Ia tidak mau menyembunyikan apapun, wanita itu tau betul kondisinya.

"Bagaimana dengan Coco dan Ian?" Ia bertanya langsung kemudian menyadari pertanyaannya sendiri." Bodohnya aku, mana mungkin kamu menghilangkan mereka dari kepalamu." Ia tertawa canggung.

Abraham tidak bereaksi. "Aku hanya bisa menyisakan separuh kenangan burukku, dan itu harus tentang kematian ibuku." Jawabnya ambigu.

"Dan?"

"Mereka menyarankan aku harus melupakan Coco dan Ian karena mereka jauh berdampak." Ia merasa resah mengatakan kalimat itu.

"Hah?" Lagi-lagi Jolie tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Pria itu memang semakin hari semakin aneh, ia semakin minim ekspresi bahkan ketika ia mengatakan hal menyakitkan itu wajahnya biasa saja.

Love Cuisine [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora