Love Cuisine [7]

4.3K 443 5
                                    

Coco merasa dejá vu dengan keadaan mereka saat ini, entah bagaimana ia bisa setuju duduk bersama dua orang yang sangat ingin is hindari sedari tadi. Ia tak tahu ekspresi apa yang saat ini ia pakai karena tetap saja ia merasa tidak nyaman.

"Oh my, aku masih tidak percaya Kita bertemu di Italy my Choco." Wanita itu selalu terlihat senang nya, padahal hampir lima belas tahun lebih mereka tidak pernah bersua. Bukan canggung seperti Coco.

"It's Coco, Ms.Jolie." Tolaknya dengan nada halus.

"Wow, kamu masih sama persis dengan setahun yang lalu, tapi aku rasa kamu makin cantik Choco." Dan wanita aneh didepannya itu mengabaikan apa yang ia ucapkan.

"Thank you, kamu juga."

Jolie langsung tertawa malu dan merangkul lengan kekasih yang sedari tadi duduk disebelahnya menyaksikan percakapan tidka penting mereka.

Yang benar saja.

"Maaf Jolie, aku harus pergi temanku pasti menunggu di luar lain kali aku akan menghubungi mu." Coco harus cepat-cepat menghilang dari pandangan sua sosok itu.

"Aku sudah menyuruhnya pulang." Balas wanita itu cepat sebelum Coco beranjak dari kursinya.

"Huh?"

"Temanmu, aku menyuruhnya pulang karena kurasa kamu akan pulang bersama kami."

"Why?"

"I miss you my Choco, kamu tidak tahu bagaimana kecewanya aku mendengar jika kamu berhenti tjba-tiba dari restaurant Abraham. Aku tidak sempat meminta nomermu, Dan kamu begitu saja menghilang dari Larisa magazine." Keluh Jolie membuat Coco merasa bersalah.

Coco mendesah, ia tidak mungkin jujur menceritakan aib tunangannya bukan? Lebih baik ia bertahan sedikit lagi.

"Jadi, bagaimana kabar kamu selama setahun ini, aku dengar dulu Abraham memecatmu dan saat itu juga aku sangat membencinya, tapi siapa sangka jika kami akan menjadi sepasang kekasih." Wanita itu mengeluh atau pamer? Entahlah Coco tak tahu.

"Aku baik, semuanya baik. Dan sir. Logart tidak melakukan kesalahan, aku hanya tidak cocok dengan dapur dan kurasa menulis bukan hal yang buruk." Ia menyanggah cepat tak mau menimbulkan ketidaknyamanan pada Sir.Logart yang duduk bersama mereka.

Setelah itu mereka terdiam sejenak dari pembicaraan membosankan itu karena makanan mereka sudah datang, Coco hanya memesan jus jeruk sedangkan sepasang kekasih didepannya memesan beef steak. Jangan salahkan Coco, duduk saja ia tidak nyaman apalagi makan.

Hanya beberapa saat mereka berbincang lagi sembari menikmati hidangan itu sebelum akhirnya Jolie diinterupsi oleh panggilan seseorang dari ponselnya. Wanita itu melirik sejenak kemudian beranjak.

"Sorry, aku ke kamar Mandi sebentar." Pamitnya sopan.

Setelah kepergian perempun itu kini tinggallah dia dan pria yang paling ia ingin hindari di dunia ini dan tentu saja keadaan di meja mereka semakin canggung ketika Abraham terlihat tidak peduli dan memilih menikmati steak miliknya sedangkan Coco setengah mati menahan malu duduk berdua dengan pria yang ia tidak sukai itu.

"Sudah berapa lama bekerja dengan foodie.com?" Ucapnya pria itu mendadak memecah keheningan mereka mungkin tidak tahan dengan suara garpu tunggalnya.

"Tujuh bulan."

Mereka diam lagi.

"Sudah berapa lama kalian ummm... tunangan?" Kini Coco mencoba berbasa-basi karena ia tidak begitu ingin tahu apapun mengenai mereka, Jolie dan pria itu, menyebut namanya saja lidah Coco kelu.

"Dua bulan." Balasnya singkat.

Kini pria itu terlihat selesai dari makannya dan mengambil serbet putih sembari menyeka bibir merahnya. Kenapa pula Coco menyaksikan adegan itu?

Love Cuisine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang