02. First Time

112 33 122
                                    

***

Happy Reading ♡

***


"Selamat pagi semua."

Tania menyapa anak-anak yang baru saja bangun dari tidurnya, beginilah kebiasaannya tiap pagi saat berada di panti.

"Pagi, Kak Nia." Balas anak-anak sambil menguap, sebagian masih ada yang menggeliat didalam selimut.

"Nada dan Yuan, ayo bangun," Ucap Tania kepada dua orang anak yang masih bergelayut manja dengan selimutnya, ia sekarang berada di kamar melati, setiap kamar di panti ini semuanya diberi nama, ada nama-nama bunga untuk kamar anak perempuan dan nama-nama hewan untuk anak laki-laki. Setiap kamar dihuni kurang lebih enam sampai delapan anak.

Baru seminggu ia tinggal di panti, tapi karena pada dasarnya ia menyukai anak-anak jadi ia bisa langsung akrab dengan anak-anak yang lain. Tania di panti juga membantu mengurusi anak-anak yang lain.

"Kak Nia, Lita ngompol," Adu anak perempuan yang menutup hidungnya.

Anak yang bernama Lita itu memanyunkan bibirnya dan mulai mengeluarkan tetes demi tetes air mata, "Nggak papa, Lita nggak boleh nangis. Ayo sekarang Lita mandi biar bersih. Nanti Kakak bersihin kasurnya, ya. Anak cantik nggak boleh nangis nanti cantiknya hilang loh." Ucap Tania berusaha menghibur.

Lita mengikuti langkah Tania keluar dari kamar, anak-anak yang lain sudah berhamburan keluar kamar. Ini masih jam lima, tak heran jika masih banyak anak-anak yang susah dibangunkan.

Setelah mencuci pakaiannya dan juga kasur milik Lita, Tania bergegas membantu pengurus panti yang lain di dapur. Bunda Ida, ibu panti yang sudah menjadi bunda bagi semua anak di panti asuhan ini. Mencoba menghentikan aktivitas Tania, ia meminta Tania untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

"Biar Tania aja, Bunda." Ucap Tania ketika piring ditangannya berpindah tangan.

"Biar Bunda aja, Tania siap-siap sekolah gih. Ini kan hari pertama sekolah, nanti kalau telat gimana?" Bunda mulai mencuci sisa piring yang masih banyak itu.

"Tapi—"

"Udah sana gih, nanti telat loh." Ucap bunda seraya sedikit mendorong Tania untuk keluar dari dapur.

Tania bergegas keluar dan menyiapkan beberapa buku serta perlengkapan sekolah yang lain, seragam baru, sepatu baru, tas baru, agaknya sedikit berlebihan untuk Tania.

"Kak Jen, ini nggak salah?"

"Salah kenapa, Nia?" Kak Jenny berbalik bertanya kepada Tania.

"Semuanya masih baru, Nia ngerasa nggak enak, takut ngerepotin."

"Gak papa, Nia. Toh ini juga kan sumbangan dari pemilik sekolah itu sendiri." Ucap kak Jenny memberikan penjelasan.

"Jadi, maksud kak Jenny, pemilik sekolah itu ngasih sumbangan berupa pendidikan kepada panti ini?"

"Iyah, bukan hanya pendidikan saja. Tapi beliau juga memberikan bantuan berupa bahan pokok makanan dan juga uang."

"Kaya banget ya, kak?"

"Kalau nggak kaya mana bisa bangun sekolah, Nia." Kak Jenny sedikit menertawakan pertanyaan Tania.

"Iya, juga ya."

Setelah Tania mengerti akan penjelasan yang diberikan oleh Kak Jenny, ia bersiap berangkat ke sekolah. Ternyata Bunda Ida sudah menunggu diluar panti.

"Maaf bunda, Tania lama." Ucapnya ketika Bunda menoleh kearahnya.

Story Of Titania: Is It Luck? Where stories live. Discover now