Ivy menyelesaikan sarapannya dengan segera, gadis itu langsung meminum susu coklat favoritnya dan bergegas mengambil sepatu lalu memakai sepatu tersebut. Ia mendekati kedua orang tuanya lalu berpamitan.

"Ivy berangkat, Mah, Pah!" pamit Ivy dengan wajah datarnya. moodnya sudah hancur pagi ini. Ia sama sekali tidak bersemangat.

"Uangnya papah transfer, yang rajin ya sekolahnya. Jangan lupa juga lesnya yang rajin." Seperti biasa, Vero jauh lebih suka mentransfer uang saku Ivy ketimbang memberikannya langsung. Ivy pun bisa jauh lebih menerima itu, ia jauh lebih suka menyimpan uang di bank karena ia sangat malas mengambil uang tersebut. Jadinya ia tidak boros deh.

"Belajar yang rajin ya, Sayang. Mamah juga udah transfer uang ke kamu." Vanya mengucapkan hal yang sama seperti Vero, uang saku Ivy. Huh, menyebalkan. Ia tidak suka seperti ini, ia tidak suka jika disogok dengan uang saku berjuta-juta selama sebulan. Tapi ia juga tidak bisa menolak, Ivy butuh uang!

Vanya dan Vero bahkan tidak mengucapkan sepatah kalimat yang membuat Ivy semangat. Menyebalkan! Gadis dengan name tag Sylvia Ivy Vianly langsung melangkahkan kakinya menuju garasi rumah yang berada di samping rumah, ia mengeluarkan mobil putih keluaran terbaru yang lagi-lagi mamah berikan kepadanya sebagai sogokan.

"Mobil kamu yang ini akan menjadi saksi bisu bagaimana kamu berjuang, pulang sekolah langsung ke tempat les selama jangka waktu yang panjang, makanya mamah sengaja berikan ini untuk kamu."

Kata Vanya saat memberikan mobil ini, ia hanya memberikan sogokan supaya Ivy semangat belajar dan les. Entahlah, Ivy tak mengerti dengan pola pikir orang tuanya. Apakah semua orang tua akan seperti itu? Apakah semua orang tua akan dengan lebih mudahnya memberikan sesuatu untuk menyogok anaknya supaya harapan orang tua tercapai?

Tak perlu berlama-lama Ivy langsung melajukan mobil itu, membelah jalanan jantung perekonomian Indonesia dengan sangat santai. Ini hari pertamanya berangkat kembali ke sekolah. Ini hari pertamanya diforsir menuju tempat les sampai malam.

Ah iya, setiap awal semester di sekolah Ivy selalu ada ujian untuk mengetes seberapa dalam pelajaran mandiri yang sudah murid dapatkan dari liburan. Ivy pun sudah mempelajari itu semua, namun hasilnya ia tidak tahu. Semoga saja yang terbaik, supaya mamah dan papahnya tidak marah-marah dan mencak-mencak lagi.

Mobil Ivy memasuki kawasan parkiran sekolah elit yang sudah setengah tahun Ivy gunakan untuk menimba ilmu. Sekolah elit yang sama sekali tidak Ivy harapkan dari dulu. Sekolah elit yang membuat Ivy selalu mendecak sebal.

"Baru berangkat lo, Vy?" tanya Kayla yang menghampiri Ivy dengan menggandeng tangan Ivy.

"Gak, masih di rumah gue tuh," sahut Ivy dengan sewotnya.  Mood Ivy sedang hancur saat ini. Jadi mengapa Kayla harus menambah menyebalkan dengan cara bertanya pertanyaan retoris? Jika ia melihat Ivy turun dari mobilnya ya berarti memang Ivy baru berangkat.

"Nape sih lo? Unmood? Atau PMS?" tanya Kayla dengan cablaknya, to the point sekali gadis ini.

"Gak, gue lagi mikirin kalau mau tapa di mana ya supaya pinter? Lo tau gak sih kalau gue tuh diforsir sama nyokap sama bokap, mereka udah daftarin gue ke tempat les dari pulang sekolah sampai malem, apa enggak bengek gue tuh?" Ivy langsung menceritakan semua yang menjadi keluh kesahnya hari ini.

"Mana nyokap sama bokap gak kasih support system gitu, boro-boro support system, dibandingin terus sama Anastasya yang ada," tambah Ivy mulai bercerita.

Tak disangka kedua gadis ini telah sampai di ruang kelas mereka. Mereka duduk di bangku yang berada di tengah, barisan murid santuy. Jika di depan terlalu ambis dan yang di belakang terlalu malas, maka yang di tengah lumayan santuy, tidak ambis dan tidak malas.

Bunyi high heels dengan munculnya seorang guru yang memakai jilbab merah sudah langsung membuat Ivy menghela napasnya.

"Okay, Ivy. Lo harus tenang. Lo pasti bisa menjalani tes ini, lo udah belajar." Ivy membatin.

"Assalamu'alaikum, anak-anak, jadi agenda hari ini seperti biasa, kita akan adakan agenda tes untuk mengetahui siapa yang sudah mendalami bab pada semester dua saat liburan kemarin, ibu akan bagikan soalnya."

***

Hai, Guys! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam buat kalian semua yang baca cerita ini!

Terima kasih telah menunggu (^^) Semoga kalian enjoy selalu, ya.

Akhirnya aku bisa publish setelah beberapa hari hiat, doain aja semoga bisa update setiap hari. Bye(^^)

Xoxo,

Luthfi Septihana🌹

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now