Chapter 3

11.2K 622 1
                                    

np : tulisan yg miring itu flashback. untuk part ini coba download lagu evanescence - my immortal dan pahami  liriknya.

-------------------------

= Promise =

"Kamu baik baik saja?"

Suara wanita mendekati ku dan ali. Bisa ku tebak dia adalah omaku. Tapi dari nada suaranya dia terlihat khawatir.

"Aku baik baik saja oma"

"syukurlah.. tadi oma telfon pak ujang karena ada masalah di kantor. jadi oma harus cepat kesana" jelas oma

"aku tak apa apa" 

"oma hanya khawatir. Tadi pak ujang balik ke panti,kata bu rahayu kau sudah pulang dengan orang" tambah oma

"Oh ya oma ..ini ali " kata ku

" Ali " kata nya  sambil menyodorkan tangan untuk berkenalan

"Mari masuk dulu" ajak oma

-------------------

(Author pov)

Ketiga nya masuk kerumah ,pandangan ali tertuju pada sebuah piano keluaran lama dan masih mengkilat. Piano itu seolah bercerita tentang kehidupan prilly. Ali mendekati piano itu,

----------

"Suka piano?" tanya oma

"iya oma"

Aku mendekat ke arahnya, aku sudah hafal betul letak piano itu.

"Kau bisa bermain piano?" tanya ku

"sedikit"

"bermainlah..aku ingin mendengarnya" kataku


I'm so tired of being here..
Suppressed by all my childish fears
And if you have to leave


Aku sangat hafal dengan setiap tuts yang dimainkan ali, ku mulai membuka suara mengalun kan lagu bersamanya. ku dengar tiap tuts yang keluar adalah sebuah emosi yang ia rasakan dan terpendam sejak lama. Tiap syair yang keluar dari bibirnya seolah membuka tabir sisi kelam hidupnya.


I wish that you would just leave
'cause your presence still lingers here
And it won't leave me alone
These wounds wont seem to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase
when you cried i'd wipe away all of your tears
when you'd scream i'd fight away all of your fears
I held your hand through all of these years
But you still have all of me
You used to captivate me
by your resonating light..
Now i'm bound by the life you left behind
Your face it haunts
My once pleasant dreams
Your voice it chased away
All the sanity in me
I've tried so hard to tell myself that you're gone
But though you're still with me
I've been alone all along.

tak kudengar lagi bunyi tuts piano,sekarang hanya ada satu suara . Suara terisak dari ali,

"Kau tak apa?" tanyaku

"Aku hanya ingat dengan kekasihku" katanya

---------------

( Author pov )

Ali mengulang masa kelamnya ,memutar kembali kejadian yang menyayat hati nya.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa"

seorang wanita cantik tergeletak di jalan dengan darah yang keluar dari hidung ,kepala dan mulutnya. Wajah cantik nya telah berubah menjadi pucat. seorang laki laki mendekat dan mendekap nya erat . mencoba menepuk pelan pipinya

"Banguun keira"

"Banguuuuunnn ..maafkan aku"

--------------------



"Telfon lah dia. bilang kau sangat merindukannya" kataku

"dia telah tiada" ucapnya lirih

"tiada?" tanyaku ingin mendapatkan penjelasan

"dia telah meninggal ,saat kami bertengkar dan ia memutuskan berlari dan-" jelasnya  sedikit memberi jeda

"dan saat ia menyebrang . ada sebuah mobil menabrak nya " lanjutnya

Ali ternyata memiliki cerita kelam seperti ku, pantas dia sangat tau betul apa yang kurasakan.

"Hapus airmatamu ,berdoalah untuk ketenangannya. Jangan pernah menjatuhkan airmatamu lagi ,dia akan  sedih jika melihatmu seperti ini." kataku

"Kau juga"

"Pasti"

Kudengar tepuk kan pelan, dan mulai mendekat kearah kami.

"Permainan yang sangat bagus"

Suara oma yang takjub akan kolaborasi kami.

"Makasih oma" katanya

Kami pun duduk di teras belakang ,menatap sawah sawah yang terhampar. Rumahku bukan di pusat kota ,jadi tak aneh jika ada sawah. Kata papa dulu ,alasannya memilih membeli rumah ini karena view pemandangannya yang indah dan mampu membuat papa menciptakan alunan alunan indah dari piano nya.

"prill ..kau tak apa apa?" tanya nya

"seharusnya aku yang bertanya itu padamu"

"Aku tak apa..kau?" tanya nya lagi

"Aku sudah bisa mengendalikan emosi ku saat memainkan lagu itu , dulu aku membenci lagu itu. tiap tuts selalu mengingatkanku pada papa mama. Tapi waktu pertunjukkan di SMA ,guru ku meminta aku membawakan lagu itu. Mulai dari situ aku belajar mengatur emosi ku" jawabku panjang lebar

"Kau hebaat" katanya

Aku hanya tersenyum simpul dan meminum hot coffee ku.  Kurasa kini dia sedang menatap ke arahku, entahlah feeling ku berkata begitu. 

"Kapan kapan kau harus ikut aku" katanya

"Kemana?"

"Rahasia"

"Aku tak janji, jika oma mengijinkan baru aku akan ikut" kataku

"Aku akan berbicara pada oma" katanya

Laki laki gentle yang pernah ku temui. Belum tau saja dia bagaimana watak oma. Aku cukup menyanjung usahanya dan entah mengapa hatiku seakan menguntai doa semoga oma memperbolehkan ku pergi dengannya.

√√ Author Pov √√

Lagu dari evanescence dengan tajuk my immortal makin mendekatkan keduanya.  Lagu yang berkisah tentang seseorang yang tak bisa melupakan orang yang sangat berarti dalam hidupnya meskipun orang tersebut telah tiada. Ternyata mereka mempunyai masa kelam yang sama.

√√

"Prill"

Kurasakan nafas nya menderu wajahku, dia mendekat ke wajahku. Aku reflek terpejam ,entah apa yang akan di lakukan laki laki itu. tiba tiba saja tangan lembut menyapu bibirku.

"Bibirmu belepotan dengan coffee.. "

Aku membuka mata dan sedikit tersenyum. Bodohnya diriku berfikir yang tidak tidak pada nya. 

"Kenapa matamu terpejam tadi?" tanya nya

PromiseWhere stories live. Discover now