PROMISE AFTER STORY

4.4K 243 6
                                    

Gugusan rasa mengendap dalam jiwa..
Meresap bersama aliran cinta yang tidak biasa..
Mengaitkan dua hati dengan ikatan cinta..

Dewa - Dewi surga tengah tersenyum dengan riangnya saat aku datang bersamanya..
Saling menggenggam tangan dan enggan untuk terpisahkan..
Aku tersenyum dan menoleh kesampingku, Ada dia ..
Dia yang sering ku sebut Separuh jiwa..
Dia yang sering ku sebut dalam doa..
Dan Dia yang selalu ku rindukan setiap menitnya..

Aku berjalan menikmati keindahan taman dengan sungai yang mengalir di sampingnya. Orang menyebutnya taman surga. Langkah kecilku membawaku hingga ke sebuah kursi panjang berhiasankan dedaunan. Sejuk.

Aku diam dan menatap pelangi yang ada di depan mataku. Pelangi yang berujung di sungai jernih. Aku bahagia bisa disini. Aku tidak pernah menyesali segala liku dalam hidupku. Bagaimana aku dilahirkan, Bagaimana Tuhan memberiku cobaan, dan Bagaimana aku kehilangan seseorang. Aku menerima semua dengan kelapangan dada. Aku sudah membuktikan bahwa Tuhan selalu menyiapkan akhir yang bahagia untuk sebuah cerita.

"Sedang Apa?" , Aku menoleh saat ada suara yang ku kenal. Dia tersenyum menatapku.

"Tidak ada. Hanya ingin menikmati suasana pagi" , Aku meraih tangannya. Mendekat dan memeluknya.

"Apa kamu bahagia?" , tanyanya sambil mengusap lembut puncak kepalaku. Aku memejamkan mata dan membenamkan wajahku di dada bidangnya.

"Kenapa bertanya seperti itu. "

Dia kembali tersenyum dan melepas pelukanku. Aku menatap manik matanya yang bening.

"Aku hanya ingin memastikan kamu selalu bahagia. Sudah cukup aku melihat airmata mu. Sudah cukup aku melihatmu berusaha tegar seorang diri. Apa kamu bahagia my angel?"

Aku tidak bisa untuk tidak menangis. Kali ini bukan tangisan sedih seperti biasanya. Aku menangis karena aku merasa aku mempunyai arti yang dalam untuk seseorang. Ya, Aku bahagia.

"Aku bahagia. Sangat" , ucapku selaras dengan buliran airmata yang turun ke pipi ku. Jemarinya dengan cepat menghapusnya.

Dia menangkup pipiku dan berkata, "Teruslah berbahagia. Aku akan selalu bersamamu. Selamanya"

Dia berjanji. Dan aku tidak akan pernah meragukannya.

"Aku akan berbahagia selama kamu ada disampingku. Janji ya kamu selalu ada buat aku? Jangan tinggalin aku"

"Aku tidak akan meninggalkanmu. Cukup sekali dan tidak untuk kedua, ketiga, ataupun hari-hari kedepannya. Aku akan selalu bersamamu"

Dia merengkuhku kembali dalam pelukan hangatnya. Aku bahagia bersamanya. Bersama dia, Aliando Syarief.

***

Penantian ku berakhir. Aku dapat merengkuhnya kembali. Pelukannya masih sehangat terakhir kali aku merasakannya.

Hancur adalah satu kata yang pas saat aku meninggalkannya begitu saja di tempat favoritku dan dia. Jujur itu bukan inginku. Takdir dan Waktu sudah menetapkan aku harus melepasnya untuk sementara.

Aku melihatnya saat dia menangis di makam ku. Aku melihatnya setiap pagi saat dia membawakan ku bertangkai-tangkai bunga kesukaanku. Aku selalu suka saat dia mencium dalam batu nisan bertahtakan namaku. Saat itu aku merasakan cinta teramat besar yang dia berikan untukku.

Aku bukan manusia yang egois. Aku memintanya mencari penggantiku. Dia punya cerita panjang untuk hari ke depan. Tapi dia masih enggan untuk mencari. Yang ia lakukan hanya bekerja dan mengurus panti. Aku bahagia melihatnya melakukan hal positif. Namun aku tidak sanggup melihatnya menangis sendirian di kamar seorang diri. Dia rapuh karena mengingatku.

Rasanya aku ingin kesana untuk merengkuhnya dan membuktikan janjiku bahwa aku selalu ada untuknya. Namun aku tidak bisa.

Dan kini saat semuanya sudah usai, Aku merasa bahagia luar biasa.

"Melamun lagi?" , Aku tersenyum saat dia mengibaskan tangannya di depanku.

"Hanya mengingat sesuatu?"

"Apa?"

"Rumah impianmu. Rumah yang akan kita huni bersama anak kita. Rumah minimalis berwarna putih"

"Aku sudah menemukan rumah yang lebih baik dari bayanganku. Dan aku ada di rumah yang sama denganmu"

"Tentu. Karena kamu pacar aku. Jadi harus sama aku kapanpun"

"Siap bos"

Dia tertawa lepas. Aku selalu suka melihat dia tertawa seperti ini. Cantik.

Tentu, karena dia kekasihku. Prilly Latuconsina.

***

Ali dan Prilly bergenggaman tangan menyusuri tepian sungai. Prilly tertawa saat jemarinya menyentuh air jernih di tepian daun.

"Senang sekali sore ini"

"Aku suka tinggal disini, Sayang"

"Syukurlah"

Kaki mungil tanpa alas kaki itu melangkah pelan menapaki jalanan. Sebuah kupu-kupu hinggap di jemarinya. Dia terdiam dan melihatnya dengan seksama.

"Apa dia baik?"

"Tentu. Kurasa dia menyukaimu" , ucap Ali.

"Aku juga menyukainya"

"Biarkan dia terbang"

Prilly menerbangkan kupu-kupu itu dan duduk di batu besar. Jemarinya masih setia memainkan riak-riak air sungai.

"Aku cinta sama kamu" , Ali tersenyum saat menyampaikan itu. Matanya berbinar ketika gadisnya menoleh dengan mata yang berair.

"Aku juga cinta sama kamu. Selamanya"

"Selamanya"

Ali duduk disamping Prilly. Mengecup kening gadis itu dengan sayang. Menikmati senja berkemas dan saling berjanji akan ada esok hari yang lebih baik untuk hubungan mereka. Meski banyak rencana mereka yang tidak terealisasi. Seperti menghuni rumah idaman dengan banyak anak. Sejauh ini mereka merasa cukup bahagia karena bisa kembali bertemu. Tuhan selalu menciptakan kejutan di setiap momentnya. Dan Ali serta Prilly percaya hal itu.

Mereka akan menunggu kebahagiaan yang nyata itu datang.

***

a/n :

Ada yang masih nyimpan story ini di reading list?

Cuma lagi iseng aja ini nulisnya. Dikit sih. Setidaknya bisa ngobatin kangen.

Semoga suka :)

PromiseWhere stories live. Discover now