Chapter 14 - Pengharapan

7.4K 521 5
                                    

= Promise =

Ali berpamitan dengan prilly dan oma. Tak lupa mengecup dalam kening prilly. Mengusap lembut puncak kepala prilly.

"Aku pulang dulu ya my angel"

"Hati-hati"

"iya"

Ali tersenyum kepada prilly dan segera berbalik untuk pulang. Namun langkah nya terhenti saat prilly tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. Nafas nya menderu di punggung ali. Ali pun berbalik badan dan memeluk prilly erat.

"Hey.. kenapa?" tanya ali

"Aku mau kamu tetap disini"

"Nggak bisa.. nanti mama aku khawatir" ucap ali lembut

Buliran krystal menetes menjatuhi pipi prilly. Ia benar-benar tak ingin jauh dari ali.

"Aku pulang ya"

Prilly hanya mengangguk pelan dan melambaikan tangan ketika ali sudah melajukan mobil nya.

Prilly kembali ke dalam rumah dan membantu oma untuk berbenah. Dia menghampiri oma nya yang sedang sibuk memotong-motong sayur untuk menu makan.

"Oma.. ada yang bisa aku bantu?" tanya prilly

"Tak usah. kau duduk saja" ucap oma dengan nada lembut

"Tapi aku bosen oma.. setiap hari hanya duduk-duduk saja. Bolehkah aku memotong sayuran nya?" rengek prilly. Dia merasa sangat capek jika tak mengerjakan apapun. Apa guna nya mata baru jika dia hanya bersantai-santai sama seperti di saat dia masih buta.

"Tentu. Hati-hati dengan pisau nya" ucap oma dengan nada lembut.

"Aku mengerti oma".

Prilly tampak sibuk dengan pekerjaannya.

***

Puluhan kilometer dari kediaman prilly. Ali tampak lemas saat keluar dari mobilnya. Ia menyeret kaki nya agar lebih cepat sampai rumah. Pandangan nya mengabur dan selang beberapa menit semua terlihat 'gelap'. Seorang perempuan keluar dari rumah dengan berlari. Tanpa aba-aba dia menggoyangkan tubuh ali dan berharap ali akan segera sadar. Dengan cepat perempuan itu membantu memapah ali ke mobil dan membawa ali ke rumah sakit. Dengan kecepatan penuh perempuan itu melajukan mobil menembus kemacetan yang luar biasa.

"arghh" teriak nya frustasi. Beberapa kali dia mengusap wajahnya kasar. Lampu merah itu membuat nya jengah. Klakson mobil yang berbunyi dari berbagai arah membuatnya ingin melompat keluar dan membawa ali terbang ke rumah sakit. Tapi ini di dunia nyata bukan khayalan ataupun cerita dongeng. Perempuan itu pun menghela nafas panjang dan kembali melajukan mobil dengan kecepatan penuh. Sesekali ia melirik ali memastikan bahwa ali masih bernafas. Sesampai nya di rumah sakit, ia langsung berteriak memanggil suster. Dengan cepat para suster membawa ali ke ruangan UGD.

"Ma.." ucap ali lirih

"iya sayang.."

"Jangan beritahu prilly" ucap ali lirih nyaris tak bersuara. Namun mama ali mengerti apa yang putra nya ucapkan. Dia mengangguk bersamaan dengan mata ali yang tertutup kembali.

"Jaga malaikat ku Tuhan" gumam mama ali.

Selang infus telah terpasang di tubuh ali. Dokter masih memeriksa keadaan ali dan berharap keadaan ali tak bertambah buruk. Pasalnya ali belum mendapat ginjal yang cocok untuk transplantasi ginjal.

Dering ponsel ali berbunyi. Mama ali mulai menyeka mata nya. Dia raih ponsel yang terdapat di jaket ali. Dahi nya berkerut saat di layar ponsel tertera nama 'prilly my angel' . pesan ali pun terngiang kembali.

PromiseWhere stories live. Discover now