Chapter 21 - Stay with me and Please, Don't Say GoodBye!!!

6.8K 514 22
                                    

Rintik hujan membasahi tanah sedari tadi..
Sekat tembok sudah tak mampu menahan hawa dingin nya..
Aku terdiam di sudut ruangan, menatap nanar air yang berjatuhan..
Apakah mereka merasakan apa yang sedang aku rasakan..
Apa mereka mengerti bahwa aku hanya memakai topeng palsu..
Aku mengatakan aku akan baik baik saja namun kenyataan nya aku ketakutan jika maut datang dengan tiba tiba..
Aku takut jika nanti aku tak bisa mengucap selamat tinggal untuknya..

Wahai Peri hujan yang sedang menitihkan air mata..
Apa aku mampu melampaui semua..
Apa aku bisa mengalahkan takdir..
Apa aku bisa?

Ali mengusap lembut pipi Kekasih nya. Ia menatap wajah sayu Prilly penuh sayang. Gadis nya tengah tertidur lelap sambil memegang satu tangan nya. Sedari tadi Kekasih nya terus menangis dan tak ingin Ali meninggalkan nya barang sedetik pun. Ia mengatakan jika nanti Ali akan pergi dan tak kembali.

"Sleep tight my angel " bisik nya lirih
Ali menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Prilly. Ia melepas genggaman itu perlahan. Kemudian ia bangkit menuju jendela. Di luar sana sedang hujan deras, ia mengamati tetesan air yang jatuh ke tanah. Perasaan takut mulai mengungkung nya. Ia takut jika ia akan pergi dalam waktu dekat, Ia takut jika tak mampu mengucap kan kata selamat tinggal. Kilasan balik pertemuan nya dengan Prilly mulai berputar di otaknya, Apa dia tega membuat gadis nya kembali rapuh seperti semula. Ali berharap takdir mau berkompromi dengan nya, Semoga Takdir mau mengulur waktu agar dia bisa membuat Prilly menjadi Pribadi yang kuat. Agar kelak ia akan tabah jika Ali akan pergi untuk selama lama nya.

Ali merapatkan jaket yang membungkus tubuh nya. Ia meringkuk di single sofa yang menghadap ke jendela. Pundak nya bergetar menandakan jika ia sudah tak mampu membendung tangisan nya. Sedari tadi ia menggunakan topeng tebal agar Prilly tak mengetahui titik kerapuhan nya. Agar Prilly tak mengetahui jeritan hati nya.

Ia membenamkan wajah nya di lipatan lutut nya. Meremas kuat-kuat ujung jaket nya. Sesak, itulah yang ia rasakan. Dia tak bisa menyalahkan Takdir, dia tak bisa menyalahkan cahaya bernama cinta, dan Dia tak bisa menyalahkan skenario yang telah di tetapkan Tuhan.

Ia mendongak kan wajah sayu nya dan menatap pigura yang terpajang di meja di dekat jendela. Di pandangi nya foto gadis nya yang sedang tersenyum. Ia benar benar takut menghadapi ending dari kisah hidup nya.

"I love you.. i love you my angel " ucap nya dengan nada bergetar.

Di peluknya foto itu ,tangisan nya kembali pecah. Ia menggigit bibir nya untuk meredam suara isakan nya.

Ia tidak pernah menyalahkan Tuhan telah menjadikan Prilly sebagai tokoh penting di Kisah hidup nya. Bahkan ia harus berterimakasih. Ia senantiasa mengucap syukur bisa memiliki gadis itu.

"Aku akan merindukan senyuman ini .. suatu saat nanti " lirih nya

Suara nya sudah tak bisa terdengar karena terlalu banyak menangis. Ia mencoba menekan rasa takut nya namun pada kenyataan nya rasa itu terus menyudutkan nya.

Rasa nyeri kembali ia rasakan di bagian perut nya, ia meringis dan segera menuju nakas untuk mengambil obat obat nya. Ia membuka botol berisi pil itu dengan badan yang gemetar hebat dan Peluh yang membanjiri wajah nya. Ia meminum lima butir obat yang wajib ia konsumsi dan segera meneguk air putih.

Ia merosot di samping nakas, bahkan kini takdir kembali mengingatkan nya bahwa jangan terlalu berharap ending yang bahagia. Karena pada kenyataan nya kata itu jauh dari jangkauan nya.

"Aliiiiiiii"

Ali mendongak kan kepala nya dan menatap Prilly yang terduduk dengan tiba-tiba.

"Ali.. hiks.. ali" rancau nya

Ali segera bangkit dari duduk nya dan menghampiri kekasihnya.

"i'm here my angel" ucap nya sambil menepuk pelan pundak prilly

Prilly menatap Ali nanar seolah mereka sudah tak bertemu bertahun-tahun. Prilly menubruk dada bidang Ali dan segera membenamkan wajahnya disana.

"Ada apa my angel ?"

"Stay with me and please don't say good bye ,sunshine"

"Aku disini sayang. Aku di sini dan akan selalu disini"

"Aku.. hiks.. Aku tadi lihat kamu pakai stelan putih dan kamu bilang selamat tinggal ke aku. kamu.. hiks.. kamu bilang mau pergi jauh. No, please stay with me"

Ali menyeka airmata Prilly. di kecup pelan kedua mata kekasih nya.

"Itu cuma mimpi my angel.. lihatlah  aku sekarang baik-baik saja"

"Aku memang baik baik saja sekarang namun tidak untuk lima menit yang lalu, andai aku telat meminum obat itu mungkin hal terparah aku akan terdampar di ruang ICU " ucap nya dalam hati

"Kamu tadi bilang mau pergi ke surga.. hiks. Aku..hiks"

"sstt jangan nangis lagi. Aku disini my angel"

Bahkan kini kekasih nya telah memimpikan kematian untuk nya. Apakah waktu itu kian mendekat?

Ali mencoba meredam gundah di hati nya, di peluk nya erat tubuh Prilly. Saling menguatkan satu sama lain nya.

"Kamu janji kan nggak akan ninggalin aku sendirian?"

"Kamu nggak akan sendirian. Masih ada oma dan mama ku"

"Aku mau kamu. Aku mau kamu nemenin aku sampai nanti kita ubanan. Aku mau kamu sunshine"

"Aku nggak bisa janji untuk yang satu ini. Tapi aku akan berjuang lebih keras agar aku bisa memiliki waktu lebih lama dengan mu. Aku janji"

"Aku pegang janji mu. Aku mau kamu"

Prilly menatap setiap inchi wajah Kekasih nya. Wajah yang selalu ia kagumi selama ini.

"Aku ..hiks... cinta kamu" ucap prilly masih seunggukan.

"Aku juga cinta sama kamu. Jangan nangis lagi dong, nanti cantik nya hilang"

"Aku nggak peduli . hiks"

Ali menyeka airmata Prilly.

"Sekarang kamu tidur lagi. Ini masih jam tiga pagi"

Prilly menatap jam yang terpajang di dinding.

"Aku nggak mau tidur."

"Kamu harus tidur my angel. besok kita harus ke Rumah Sakit"

"Aku nggak mau tidur. hiks.. nanti kamu ninggalin aku waktu aku tidur. hiks.. aku nggak mau"

"Aku janji aku akan tetap disini sampai kamu bangun nanti"

"Aku nggak mau tidur"

Ali mendesah frustasi. Di bantu nya Prilly untuk berdiri dan menggiringnya ke sofa panjang di dekat jendela.

"Duduk sini aja" ucap ali

Ali duduk di sofa panjang itu diikuti oleh Prilly yang duduk di samping nya. Prilly menyandarkan kepala nya di bahu Ali. Pria itu mengusap lembut rambut Prilly. Di benamkan kepala Prilly di pelukan hangat nya.

"Sekarang tidur. Aku bakal disini. Aku nggak akan pergi"

Prilly bisa merasakan detak jantung Ali. Ia yakin Kekasih nya masih ada disini bersama nya. Dengan perasaan takut ia memberanikan diri untuk memejamkan mata berharap esok hari ia masih dapat melihat wajah cerah kekasih hati nya.

"Sleep tight my angel. i love you " bisik nya di telinga Prilly

Ali ikut memejamkan mata, berharap esok pagi ia masih dapat membuka mata dan melihat wajah cantik malaikat hati nya.

------------------------

baper !!!!
gue nangis kejer woyy.. kamar gue banjir bandang. tisu berserakan dimana mana. Part ini bikin gue nangis :'(

Maap kalo banyak typo.. efek mata sembab guys. keyboard jadi kunang-kunang kagak jelas tulisan nya :'(

Gimana dengan part ini?

btw thanks for your vote and comment.. i'm fucking love you guys :*

PromiseWhere stories live. Discover now