Chapter 17 - I'm Yours , You're Mine !!!

7.5K 469 5
                                    

Spesial buat mama saya. mama yang melahirkan saya, yang sekarang demen banget nongkrong di watty. dari kemarin ditagih mulu kapan promise di next.. nih ma adek nggak punya hutang ya. mau di tag, lupa uname mama -_-  . tentu nya juga buat readers semuaa :)

Enjoy

---------------------------------

= Promise =

Awan putih berarakkan menghilang.
Langit telah berubah menjadi biru membentang..
Sayup-sayup suara keabadian mengajak untuk kembali pulang..
Menetap di tempat yang sunyi, indah, dan tenang..
"Kemari lah , akan ku rengkuh dirimu. ku hembas jauh siksa yang membelitmu"

"Arrrgggghhh" teriak seorang pria yang terlonjak dari tidurnya. Ia mengamati tiap sudut ruangan itu. Bau obat sangat menyeruak memenuhi indra penciumannya. Dipandangi nya semua sisi, ada selang infus yang membelit pergelangan tangannya. Ia mencoba mengingat semua nya, ia merasakan sakit yang teramat saat berada di pelukan prilly sore itu. Seolah tersambar petir pagi hari, pandangan nya mulai memencar. Ia terpaku saat menemukan objek yang ia tuju, tampak sosok gadis cantik yang tengah tertidur dan menggenggam erat jemari pria itu.

"Apa dia sudah mengetahui semuanya" desis pria itu.

"Ali .. kamu sudah bangun" ucap perempuan itu sambil mengucek pelan mata nya.

Ali hanya tersenyum menatap gadisnya. Perempuan itu diam termangu melihat sikap ali yang berubah menjadi pendiam. Namun ia segera menormalkan ekspresi nya dan membalas senyum kekasihnya.

"Jangan senyum mulu. nanti urat pipi kamu putus" ucap perempuan  itu sambil mencubit gemas pipi ali.

Alih-alih marah, pria itu malah  semakin tersenyum lebar menampilkan deretan gigi nya.

"Tapi kamu suka kan kalo aku senyum" goda ali yang sukses membuat rona merah di pipi perempuan itu.

"ihh .. lagi sakit masih sempet-sempetnya iseng" cibir perempuan itu sambil beranjak dari duduknya. Berjalan ke sofa panjang dan menghempas tubuhnya disana. Rasa sakit di tubuhnya benar-benar menyiksa. 8 jam terjaga demi  menunggu kekasihnya siuman. Mata nya perlahan memejam dan larut dalam mimpi.

"Prilly. my angel.. kamu tidur ya?" ucap ali sambil menatap kearah sofa panjang itu.

Ia pun berinisiatif untuk bangun. ali mulai bangkit dari tempat tidur dan membawa infus nya. berjalan mendekat kearah sofa panjang itu. Senyumnya merekah ketika melihat perempuannya tengah terlelap. Wajah damai prilly sangat terpancar. Ali mendekat kearah prilly, mengamati tiap inchi wajah prilly. Di rabanya tiap lekukan wajah gadisnya. Dari kening,mata,pipi,hidung, bibir,dan dagu.

"Aku akan merindukan ini saat aku telah tiada" gumamnya sambil memaksa bibirnya untuk tersenyum.

***

Matahari telah meninggi, prilly menggeliat dan mengerjapkan mata. Di pandangi nya baik-baik jam tangan yang melekat di pergelangan tangannya.

"Jam setengah 12" gumam prilly sambil menguncir rambutnya.

Ia ingin membangunkan ali untuk minum obat. namun saat berbalik, ruangan itu terlihat kosong. Tak ada ali di ranjang, wajahnya berubah cemas dan mengamati sekitar dengan baik-baik. Prilly berlari di lorong-lorong rumah sakit,sesekali menanyakan keberadaan ali pada dokter atau suster yang ia temui. Tapi tak ada yang mengetahui ali dimana. Ia terduduk lemas di lorong ruang Asoka, tak di hiraukannya orang-orang yang menganggap nya aneh atau seperti orang depresi. Yang ada dipikirannya sekarang adalah keberadaan dan kondisi ali.

"my angel.. ngapain kamu disini?" ucap ali yang muncul dari kerumunan orang-orang.

Prilly tercekat dan segera berbalik badan. Tanpa babibu ia berlari mendekat kearah ali dan menubruk tubuh kekasihnya. menenggelamkan wajahnya di lekukan leher ali.

"Hey. kamu kenapa?" tanya ali sambil mengusap lembut punggung prilly. memberikan ketenangan.

"Kamu kemana aja. Aku nyariin kamu" ucap prilly dengan nada lirih.

"Aku hanya jalan-jalan. maaf tak membangunkanmu"

"Lain kali kamu nggak boleh kayak gini. Aku khawatir."

"iya. aku janji"

"Sudah waktunya makan dan minum obat. nanti maag kamu kambuh lagi"

Deg.

Ali tercekat. Jadi prilly belum mengetahui tentang penyakit yang ia alami. pantas saja tak ada yang aneh dengan sikap prilly ketika ia sadar tadi. Setidaknya ia bernafas lega, perempuannya tak pantas menanggung resiko dari penyakit yang ia derita. Satu yang menjadi tekadnya : ia ingin melihat prilly selalu bahagia. Biarlah prilly mengetahui penyakit yang ali idap ketika ia sudah tiada, begitulah pemikiran ali.

"ayo" ajak prilly sambil mengamit tangan ali.

Keduanya berjalan beriringan menuju ruang rawat ali. Sesampainya di kamar, ali segera merebahkan diri sementara prilly hanya duduk disampingnya sambil menyuapkan bubur pemberian suster.

"Aku cinta kamu" ucap ali mengunci tatapan perempuannya.

"Apaan sih kamu"

"Untuk kesekian kalinya, aku jatuh lagi padamu. Pada cinta yang sama.Berkali-kali tanpa ingin berhenti. Aku sangat mencintai mu my angel"

Tatapan prilly berubah nanar, di tatap nya pria itu.

"Jatuh cinta adalah perihal menjatuhkan hati pada hati yang tepat. Dan aku telah memilihmu menjadi rumah ku, tempatku mengadu dan berbagi semua rasa. Aku juga mencintaimu. "

"Aku tak akan pernah bisa berhenti mengucap kata Aku-Mencintaimu. karena itulah yang aku rasakan, mencintai mu adalah sebuah candu." ucap ali.

"kau selalu ada disampingku saja itu sudah cukup. Kau tak perlu jadi pujangga cinta ataupun penyair hebat. " ucap prilly. 

Ali terkekeh. Perempuannya memang berbeda, disaat semua wanita sangat luluh dengan kata-kata cinta justru prilly menyuruhnya membuktikan ucapannya. Tak bisa dipungkiri ia sangat berat mengiyakan permintaan prilly untuk selalu ada disampingnya.

"Akan aku coba sekuat tenaga. Untuk selalu ada disampingmu setiap waktu" ucap ali sambil tersenyum simpul.

Merpati mengepakkan sayap kian meninggi..
Langit biru tersenyum ikut menyuarakan hati..
Sepasang anak manusia tengah membuat janji..
Bukan janji sehidup semati melainkan janji selalu ada dalam segala resah maupun gundah, senang maupun duka.
Mengikrarkan kesungguhan bahwa Aku akan jadi yang terbaik untukmu. Tuhan lah yang menjadi saksi dan hakim apakah janji itu bisa di tepati atau tidak.
Bicara soal hati, keduanya sudah saling mengikat erat.
Namun bicara soal 'akhir' , akhir yang benar-benar akhir.. apakah kematian mau berkompromi?  memberikan waktu lebih panjang dari tugas yang telah di turunkan Tuhan..
membiarkan sepasang anak manusia ini bersama selamanya.

------------

Note : Vote and comment qaqa :)

Cheers, TamyBie

PromiseWhere stories live. Discover now