Menyadari akan Junkyu yang sedang menahan sakit, Haruto yang juga sama-sama terjatuh itu pun langsung bergegas bangun dan menghampiri Junkyu.

"Sorry, cuma ini satu-satunya jalan tercepat dan aman yang gue pikirin" Kata Haruto. Ditaruhnya tangan Junkyu dipundak, sementara tangannya memegangi pinggang Junkyu. Bermaksud untuk mebantunya berdiri.

"Kita dimana?"

"Tepi sungai akheron." Jelasnya singkat. "Lo tau rumah Jihoon?"

Junkyu menganggukkan kepalanya. "Tapi biasanya kalau malam dia gak pernah ada dirumah."

"Lah terus?"

"Di Iliofaneia, sekolah sihir." Kata Junkyu. "Sayangnya gue gak tau posisi pastinya dimana."

Haruto terdiam beberapa saat. Ia tampak sedang berpikir. "Kyu.." panggil Haruto agak ragu.

Junkyu menolehkan kepalanya.

"Jihoon punya darah yunani ya? Kemarin gue sempat ngerasain kalau kami sama."

Jangankan menjawab, Junkyu kini justru mentap Haruto heran. "Heh, gue kira lo tau kalau dia anaknyan Hekate. Padahal orang tua kalian sama-sama penghuni dunia bawah."

Kedua sudut bibir Haruto tertarik manis. Ia tersenyum lebar, seolah baru saja mendapatkan kartu jackpot di saat permainannya mulai terpojok. "Bagus kalau gitu! Ngomong-ngomong gue punya ide." Katanya sambil mengacungkan tongkat kedepan "Siap-siap kita teleport ke dunia manusia."

Tidak mau terulang dengan kesalahan yang sama. Junkyu langsung memegang pundak Haruto sebagai pondasi kalau-kalau dia terjatuh lagi.

Namun rupanya kali ini Haruto membuka portal dengan cara yang lebih normal. Lubang gelap terpampang beberapa centimeter dari ujung hidung mereka. Haruto menuntun Junkyu untuk melintasi portal tersebut, dan dalam sekejap mereka sudah ada di dalam sebuah kamar apartemen.

Junkyu didudukkan pada sofa single, sementara Haruto bergegas mengambil toples bening dari dalam lemari lalu mengisinya dengan air. Awalnya Junkyu tidak paham, namun saat Haruto meletakkan kaca kedalam toples dan menyorotnya dengan senter, cowok Kim itu langsung mengembangkan senyum bangga.

"Akhirnya ada gunanya juga ini bocah."

Cahaya dengan tujuh warna membis keluar dari sana. Haruto berusaha sebisa mungkin untuk mebuat pelangi buatan itu menjadi lebih jelas dan besar. Saat dirasa cukup, Haruto mengambil satu keeping koin drachma dan mengacungkannya di atas kepala.

"Wahai dewi Iris terimalah persembahan kami." Kata Haruto, kemudian melemparkan drachmanya ke pelangi. Koin itu langsung menghilang dalam pendar keemasan.

"Park Jihoon, putra Hekate." Pinta Haruto. Sesaat tidak ada apa-apa. Lalu setelahnya muncul gambaran punggung seseorang yang sedang asik makan ramyeon di tepi kolam ikan.

"Jihoon!" Serunya. Alih-alih menengok, Jihoon justru sama sekali tidak berkutik, pura-pura tak mendengar panggilan dari Haruto sama-sekali.

Junkyu yang menyadari hal itu lantas menggeram kesal. Ditariknya nafas dalam- dalam sebelumakhirnya berteriak nyaring. "PWARK JIEUN GEMBROT!!! BALIK BADAN WOY!!"

Jihoon pun langsung menoleh dengan wajah cengo. Mataya yang sudah bulat sejak awal malah terbelalak lebar, antara benar-benar kaget atau cuma acting.

"Oh, gue kira jurig."

"Kurang ajar." Junkyu menekuk wajahnya saat melihat Jihoon yang menahan tawa seraya mengunyah satu suap penuh ramyeon. Memang ada-ada saja kelakuan sorcerer yang satu ini.

"Apaan nih jadi tiba-tiba ngirim pesan iris ke cogan?"

Junkyu tak langsung menjawab. Ia lebih memilih untuk menunggu Jihoon selesai meneguk makanan di dalam mulutnya.

Ia tentu tahu jelas apa yang akan terjadi jika ia tetap nekat mengejutkan kawannya yang sedang asik mengunyah.

"Tubuh Jeongwoo di ambil alih Lucifer."

Jihoon mematung. Untaian ramyeon yang terbelit diantara dua sumpit yang menapit itu tertahan tepat di depan mulutnya. Ia kemudian tersenyum samar. Jihoon mungkin memang terkejut, namun ekspresinya seolah mengatakan bahwa ia sudah tahu sejak awal tentang kehadiran Lucifer di dunia manusia.

"Kalian sekarang dimana?" Ditaruhnya cup ramyeon ke lantai, nada suaranya mulai terdengar serius.

"Apartemen Haruto."

Jihoon mengangguk. "Oke. Gue kesana dalam beberapa menit" Katanya, lalu kemudian mengibaskan tangannya hingga gambaran pada pesan iris langsung menghilang.





 Gue kesana dalam beberapa menit" Katanya, lalu kemudian mengibaskan tangannya hingga gambaran pada pesan iris langsung menghilang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



WIKIPEDIA:

Hekate : Dewi bumi, bulan, dan dunia bawah. Ada juga yang menyebutkan bahwa dia adalah dewi ilmu sihir.

Pesan iris : Pesan yang disampaikan dewi iris melalui pelangi kepada para dewa. Kadang-kadang juga membantu para blasteran ( demigod) untuk menyampaikan pesan penting.

Lucifer: Malaikat yang diusir dari surga karena kesombongannya (fallen angel). Kemudian bersumpah untuk membalaskan dendamnya kepada seluruh umat manusia. Salah satu bagaian dari 7 pangeran neraka (7 deadly sins) yang mewakili sifat sombong.

Sungai Akheron : sungai kesedihan dan merupakan salah satu dari lima sungai di dunia bawah. Roh orang mati harus melalui sungai ini untuk sampai di dunia bawah dengan menaiki perahu .

Entah kenapa aku merasa cerita ini alurnya ancur banget astaga:(

Entah kenapa aku merasa cerita ini alurnya ancur banget astaga:(

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mau gak? eheheheheh:v

✔ [1] FATE | TREASURE : Haruto, Jeongwoo, Junkyu (On revision)Where stories live. Discover now