[Pak Dosen] : Cuz of You

1.5K 155 65
                                    

***

Pak Dosen — Ruang Pengampunan

Tak nyaman dan takut. Ia tak pernah terbiasa meski sudah sejak kecil ia sering keluar masuk dalam ruangan ini. Ruangan kedap suara dengan ukuran sedang yang memiliki cahaya minim dan beraroma citrus yang lembut justru tak pernah ia sukai, aroma itu justru wangi yang sangat ia benci.

Sanctity Room, begitulah ruangan itu disebut.

Suara derit pintu menyadarkan Taehyung dari lamunannya. Ia segera berdiri, menyambut orang yang datang.

"Taehyung..." panggil wanita akhir lima puluhan, jari rampingnya dengan sengaja membentur kecil sebuah tongkat ke tongkat lainnya menciptakan suara dentum kecil hingga menjatuhkan salah satu tongkat yang memiliki ujung rumbai dari kulit hewan.

"Ya, Ma'am?" jawab Taehyung tanpa menatap wanita itu, kepalanya menunduk dalam tak berani menatap langsung.

"Apa maksudmu? Aku adalah Ibumu, Taehyung." tandasnya. "Tatap Ibu, Nak." titahnya.

Taehyung perlahan mengangkat wajahnya, memberanikan diri menatap wanita di hadapannya tapi belum satu detik maniknya bertemu dengan manik wanita itu, sebuah tamparan sangat keras mendarat ke salah satu pipinya. Taehyung menggigit lidah, menahan suara ringisannya agar tak keluar.

Wanita itu menggapai sebuah cambuk kulit yang kemudian salah satu tangannya menjambak rambut tembaga Taehyung, membuat pria itu hanya bisa mengulum rintihannya.

"Nak, Ibu sudah menolongmu saat kau hampir sekarat sekarang apa yang bisa kau lakukan untuk Ibu?" suara itu terdengar lirih dan lembut tapi setelahnya rambut Taehyung semakin ditarik yang kemudian ia didorong membuat Taehyung terhuyung dan menabrak sebuah tempat pembakaran besi hingga isinya tumpah dan berserakan ke lantai. Belum sempat Taehyung bersyukur karna pembakaran itu tak menyala kini wanita itu menghantam cambuknya ke kaki, punggungnya dan bagian tubuhnya yang dapat digapai oleh cambuk itu, berkali-kali sampai kulit Taehyung rasanya kebas.

Wanita di depannya itu seperti malaikat saat pertama kali bertemu. Wanita muda yang cantik dan sangat dermawan yang menolongnya saat sekarat karna kelaparan. Hari itu, Taehyung sangat menyukai wanita yang berkedok Ibu itu tapi sampai pada suatu ketika, wanita itu memperlihatkan dunianya. Saat itu juga, Taehyung tahu kalau ia harus segera kabur dari wanita itu tapi harga dirinya menepis dan memilih tinggal hanya untuk membalas budi. Tapi, satu hal yang tak pernah Taehyung tahu, sampai kapan ia harus membalas budi?

"A... ampun, Ma'am..." suara Taehyung serak, memohon belas kasih.

Cambuk untuk berkuda itu entah sudah berapa banyak membuat karya di tubuh Taehyung bahkan kini kemeja putih kini sudah dilumuri darah yang dikenakan Taehyung koyak saking keras dan kasarnya cambuk itu saat beradu dengan kulit Taehyung.

"Aku menyuruhmu untuk mengusik hubungan kedua bocah itu! Kalau perlu bunuh!" bentak wanita itu seraya menginjak kaki Taehyung menggunakan heels-nya tak sampai situ, kini kaki itu berderak ke atas, menggores kulit perut Taehyung hingga dada bidangnya. Ujung high-heels-nya mengangkat dagu Taehyung. "Apa yang kau lakukan selama ini hingga kau tetap acuh meski bocah itu hamil?" tambahnya dengan intonasi tertahan.

***

Baca ini, penting!

Aku saat ngayal cerita ini.

Dulu: pokonya cerita ini harus dibawa santuy dengan konflik ringan.

Sekarang : Eh, lho kok gini? :')

[1] Pak Dosen [COMPLETED] Where stories live. Discover now