PD-25

1.5K 190 41
                                    

***

Aduh, degdegan, ehehe:)))

Aduh, degdegan, ehehe:)))

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---
Chapter 25 — Dua Lima

Dua minggu bukan waktu yang lama untuk menunggu keputusan itu. Sebuah hal yang pada awalnya sangat Yoona inginkan, juga. Kini malah berakhir membuatnya sakit hati.

Mala mini, entah sudah berapa gelas bir yang Yoona habiskan. Wajah Yoona sudah memerah dengan mata yang menyayu hampir kehilangan kesadaran karna terlalu banyak minum. Yoona meneguk habis bir yang tersisa di gelasnya. Suara ceguk keluar setelahnya.

Matanya mulai berat dengan kepala pening yang semakin memberatkan kepalanya. Yoona tak bisa terus di sini, ia harus segera keluar untuk menyadarkan diri.

Yoona turun dari kursi bar. Tubuhnya sedikit limbung, sukar untuk menahan berat badan sendiri kalau saja tangan Yoona tak cepat bertumpu pada meja bar di dekatnya. Yang kemudian Yoona menggelengkan kepala seraya mengerjakan kelopak matanya seolah hal itu bisa mengusir pening di kepalanya.

Yoona keluar bar. Langkahnya terhuyung-huyung dengan salah satu tangan memegangi kepala. Mulut Yoona meracau tak jelas tak menghiraukan pandangan pejalan kaki lainnya.

Langkah Yoona berhenti. Kepala wanita muda itu menunduk lalu suara isak terdengar setelahnya.

Kenapa akhir cerita ini justru membuatnya terlihat menyedihkan? Yoona tidak ingin ... Bukan ini yang Yoona inginkan. Isak Yoona semakin menjadi bahkan membuat beberapa orang menanyakan keadaannya tapi yang hanya Yoona lakukan terus menangis tanpa menjawab satu pertanyaan pun.

Lengan kekar Jaehyun merengkuh pinggang tak bertenaga Seola. Yang kemudian dengan gerakan lembut tubuh Seola beralih ke punggung lebar Jaehyun.

Mata Seola yang semula tertutup mengerjap lemah. "Jaehyun..." panggilnya. Bibir Seola mengulas senyum tipis, kedua tangannya semakin memeluk erat leher Jaehyun. "... Yoona. Jaehyun ... jaga dia," kalimat dari Seola yang setengah sadar itu mampu membuat langkah Jaehyun terhenti.

"Tanpa kau minta, aku akan menjaganya!"

Seola terkekeh ringan.

"Jadi, aku harap ini pertemuan terakhir kita."

Seola diam beberapa saat. Matanya kembali terpejam walau begitu Seola akhirnya membalas, "as you wish."

Tanpa sadar Jaehyun mengeraskan rahangnya. Pemuda itu menipiskan bibir yang kemudian mendengkus keras dan kembali melanjutkan langkah.

Hening panjang.

Seola yang sudah tak bisa mempertahankan kesadarannya dan Jaehyun dengan pikirannya yang berkelana entah ke mana. Sampai akhirnya Jaehyun berdiri di depan pintu apartemen. Jarinya menekan tombol dengan sandi yang benar tak lama setelahnya, pintu terbuka. Jaehyun kembali melangkah ke kamar Seola. Menidurkan wanita itu di atas kasur dengan perlahan.

[1] Pak Dosen [COMPLETED] Where stories live. Discover now