PD-20

1.2K 197 46
                                    

***

Mau ngomong dulu:<

Di Chapter inilah sebenarnya, seharusnya Pak Dosen mulai (Dulu imajinasi gua dimulai disini). Tapi aku mau basa-basi dulu dan itu kepanjangan, wkwkw

But, nope. Aku cuma mau nunjukin sisi meledak-ledak Yoona dulu gitu biar lu-lu pada nggak cepet kesel sama guaaaa, kenawhy??? bikeeeess yunolah dari semua work aq kaya gimanaaaaaaaa

Ah, satu lagi, Buat lu-lu pada yang minta Yoona sama ini sama itu, kalo sampe nyesel terus mau Yoona sama Sehun ajaaaaaa, gua tunggu di perosotan taman belakang rumah pak Herdi:((

So, welcome guys! to the main conflict (senyum malaikat)

---

Chapter 20 Dua Puluh

*

Salah satu kamar tamu diisi oleh sepasang manusia sebaya. Di luar kamar tersebut berdiri seorang wanita muda yang terlihat gelisah dan ragu-ragu ingin mengetuk pintu tersebut.

Yoona, wanita muda tersebut. Dengan sekali tarikan napas akhirnya ia memantapkan diri mengetuk pintu tersebut. Ah, tapi, tangannya tiba-tiba berhenti, menggantung di udara. Keraguan itu datang lagi. Ini terasa de javu. Dua bulan lalu Yoona juga merasakan seperti ini, rasa takut dan gelisah hanya untuk mengetuk sebuah pintu kecil di hadapannya.

Yoona menarik lagi tangannya hingga kembali jatuh ke sisi tubuhnya. Wanita muda itu mengerang pelan dengan tertahan, rasanya sangat frustasi.

Tiba-tiba pintu di depannya terbuka dan menampakan seorang wanita di sana, berdiri dan terkejut melihat Yoona yang tak kalah kagetnya.

"Yoona?" kening wanitu itu bergelombang, memandang anaknya yang jadi salah tingkah seolah tergap mencuri barangnya. "Kau butuh sesuatu?" sambungnya bertanya setelah berhasil menguasai air wajahnya.

Yoona manarik napas dalam dan mengembuskannya. Ia mengangguk sendiri dengan senyum yang mengembang, yakin dengan keputusannya. "Berbicara."

"Hm?"


***

Tak nyaman. Begitulah yang sedang dirasakan oleh Yoona. Wanita muda itu berulang kali mengedarkan pandangannya mencari keberadaan kedua orangtuanya yang kata 'suami durjana' -nya itu juga ikut hadir di pesta perusahaan kolega Orlando. Lalu di manakah suaminya itu?

Sehun seolah sudah terbiasa dengan pesta wah ini menjadikan Sehun langsung berbaur dan membicarakan kenaikan dan menurunnya saham dari beberapa perusahaan yang entah akan berapa lama itu akan Yoona pahami. Sejak dulu Yoona memang selalu menolak untuk mempelajari tentang bisnis, lalu untuk apa dirinya kuliah dan mengambil kelas bisnis management?

Dan wanita muda itu akan dengan entangnya menjawab, "formalitas, bagaimana pun aku hidup sampai dewasa dan secantik ini pasti usaha bisnis keluargaku bukan hal yang bisa dianggap lelucon. Aku sangat berterima kasih pada orangtuaku."

Dan karna inilah Taeyeon, kakaknya. Selalu dinomor satakan sementara Yoona bukan apa-apa selain anak manja yang hanya bisa merengek meminta ini dan itu. Tak masalah, bagi Yoona bagaimana pun kedua orangtuanya memandang dirinya, Yoona tak peduli, tujuan Yoona hidup adalah untuk hidup. Karna sejak Yoona menolak untuk belajar bisnis perhatian orangtuanya berpaling dan sepenuhnya dilimpahkan pada Taeyeon terlebih semenjak kepergian mendiang Seungwoo. Orangtuanya itu benar-benar menaruh harapan yang sangat besar pada Taeyeon dan kini Yoona dengar adiknya tak mempunyai pilihan selain menapaki kaki di dunia bisnis juga.

[1] Pak Dosen [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang