Rizwan menekan tombol yang ada di dekat brankar itu.
" Ya Allah dek,tahan ya,tahan. Abang disini dek. " Rizwan berusaha menenangkan Naysha yang susah bernafas.
" Bang.. bang..sakit bang...sakit.. " Naysha merintih kesakitan akibat jarum infus yang dilepas dengan kasar,ditambah dirinya yang hampir saja tidak bisa bernafas total.
Ardi langsung masuk ke dalam ruangan Naysha. " Naysha! " Ardi berlari ke arah Naysha dan melihat istrinya yang kesusahan bernafas,tangan istrinya mengeluarkan darah.
" Hey,hey. Lihat saya. " Pinta Ardi namun tak di gubris oleh Naysha
" Ca,liat saya. Hey,look at me baby " ucap Ardi pelan. Naysha pun melihat kedua bola mata Ardi menunggu ucapan selanjutnya yang dilontarkan sang kekasih untuknya.
" Ada Allah yang ngejaga kamu,ada aku yang selalu ada di sisi kamu. Ada keluarga kita yang siap menjadi pelindung untukmu. Bertahan ya,demi saya dan keluarga kita. Kamu kuat kok. " Tak terasa air mata Ardi keluar sedikit setelah mengatakan itu. Naysha yang melihat Ardi menangis,tersenyum
" Ka-kamu cengeng,mas. Ja-jangan na-na-nangis " lirih Naysha pelan.
Ardi tersenyum dikala istrinya meledek dirinya yang menangis
" Dokter!!!!!!!! " Ardi berteriak memanggil dokter, sedangkan Rizwan pergi keluar mencari dokter.
" Bertahan ya,bertahan demi saya. Saya ga mau kehilangan kamu. Kalo kamu sakit,saya akan merasakan hal sama denganmu,Ca. " Pinta Ardi sambil menggenggam erat tangan istrinya. Naysha semakin tidak kuat untuk membuka matanya,dan energi nya serasa terkuras habis.
Tak berselang lama,dokter pun datang dan meminta Ardi menunggu diluar tetapi Ardi menolak. " Saya ga mau,saya mau disini lihat istri saya " Ardi bahkan marah-marah kepada dokter tersebut.
" Bang,kita harus tunggu diluar ya,diluar ada tante Hilda dan om Reza. Kalo abang disini,kasian Aca nanti dia sedih. " Rizwan membujuk Ardi dengan selembut mungkin. Ardi mengangguk tanda menuruti perintah Rizwan.
" Ardi " tante Hilda langsung membawa Ardi ke dalam pelukannya. Ardi menangis di dalam pelukan sang mama.
" Naysha ma, Naysha gamau dengerin Ardi ma " tante Hilda mengusap pundak Ardi pelan untuk menyalurkan energi ketenangan dan kehangatan.
" Kita doakan yang terbaik untuk Naysha ya,kalo kamu nangis. Nanti Naysha juga ikut sedih. " Pinta om Reza.
Ardi bergelud dengan pikirannya,siapa seseorang yang berani-beraninya menyentuh istrinya lagi. Dendam Ardi semakin memuncak.
Ketika sedang duduk, Ardi melihat sosok anonymous berpakaian serba hitam tengah bersembunyi di balik tembok. Tanpa pikir panjang,Ardi langsung berlari ke arah anonymous itu. Seluruh keluarganya kaget dengan sikap Ardi yang tiba-tiba menjadi seseorang yang pendendam.
" Woi! Sini lo! " Ardi mengejar anonymous itu tanpa henti,hingga mereka ada di luar kawasan rumah sakit.
Ardi berhasil meraih tangan anonymous itu sehingga mereka berdua terjatuh bersamaan.
Ardi langsung membuka masker anonymous itu dengan kasar. Dan memukulinya habis-habisan.
" Ardi! " Teriak Daniel ke arah Ardi. Ardi tidak menggubris panggilan dari Daniel. Ghazy langsung menarik tubuh Ardi agar berhenti menghajar seseorang itu.
" Istighfar bang, istighfar! Naysha gamau abang keras kayak gini! Kita bawa dia ke polisi bang! Sabar! " Titah Ghazy yang geram sendiri dengan kelakuan abangnya bagai iblis.
YOU ARE READING
Before My Memory Lost [END]
Teen Fiction{ Romantis,Comedy,Hikmah} Percayalah,setiap masalalu itu memiliki pembelajaran tersendiri,menyesal boleh saja. Tapi jangan lupa jadikan Masa lalumu itu menjadi Sebuah Pembelajaran mu kedepannya untuk menjadi yang lebih baik. Everyone has the past...
Chapter 26
Start from the beginning
![Before My Memory Lost [END]](https://img.wattpad.com/cover/233919079-64-k310940.jpg)