Chapter 26

290 35 10
                                        

𝓘𝓴𝓱𝓵𝓪𝓼 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓴𝓮𝓹𝓮𝓻𝓰𝓲𝓪𝓷𝓷𝔂𝓪

____________________________________





" Dia, Naysha Azzahra Kamelia Al Huda. Sosok perempuan hebat setelah mama,dia mampu menjadikan kebenciannya kepada saya menjadi sebuah cinta yang tulus karena-Nya. Dia mampu bertahan dalam sakit hanya seorang diri tanpa berbagi,dia kuat. Namun dia mudah goyah ketika dia cemburu. "

🍁 Muhammad Lazuardi Asy Syam 🍁

Penyamaran pun berlangsung,sesuai rencana yang mereka buat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Penyamaran pun berlangsung,sesuai rencana yang mereka buat. Rizwan memilih duduk di dekat brankar adiknya. Sedang yang Ardi dan Daniel berada di sekitar ruangan Naysha,Ghazy berada di pusat CCTV rumah sakit tersebut.
Mereka saling menghubungi lewat via telfon yang disambungkan.

" Ada tanda-tanda ga? " Tanya Ardi via telfon ke Ghazy

" Belum bang " jawab Ghazy. Jeda sekian detik

" Bang, bang! Ada seseorang yang berpakaian serba hitam! " Panggil Ghazy

" Dia mau kemana? " Tanya Daniel

" Dia naik lift! "

" Dia menuju....menuju arah ruang inap Naysha! " Teriak Ghazy.

" Itu dia! " bisik Daniel. Ardi dan Daniel pun bersikap seperti seorang dokter yang memberikan pencerahan kepada pasien yang cedera.

Tanpa ingin berlama-lama, Ardi dan Daniel mulai mengambil ancang-ancang untuk mengejar orang tersebut, alhasil mereka saling kejar-kejaran di dalam rumah sakit. Orang-orang sekitar kaget bukan main,karena seorang pasien bisa berlari layaknya seorang atlet tanpa merasakan sakit sedikitpun. Dasar,Daniel!

Di sisi lain, Rizwan ingin buang air kecil dan pergi ke dalam toilet.

Ceklek

Seseorang mengendap ngendap masuk ke dalam ruangan Naysha
" Kamu harus mati! "

Naysha membuka matanya perlahan-lahan untuk menyesuaikan cahaya yang ada. Naysha melihat seseorang dengan pakaian serba hitam dan tertutup. " Siapa kamu? " Lirih Naysha

Tanpa pikir panjang, anonymous itu langsung mencabut infus yang ada di tangan Naysha dan membuat Naysha meringis kesakitan. Anonymous itu meraih bantal yang ada di sofa dan kembali menuju brankar Naysha. Anonymous itu menindih wajah Naysha dengan bantal agar Naysha tidak bs bernafas. Naysha berusaha membela dirinya,namun tidak sekuat anonymous itu. Dari dalam kamar mandi, Rizwan mendengar keributan diluar. Tanpa pikir panjang,Rizwan keluar kamar mandi dan melihat adiknya yang kesusahan untuk membela dirinya.

" Woi! " Anonymous itu menghentikan aksinya ketika ketahuan,ia langsung lari keluar pintu dengan gesit.

" Guys! Ke ruangan Naysha sekarang, kalian salah orang! Orangnya hampir bunuh Naysha, cepet kesini! " Teriak Rizwan dari arah telfon.

Before My Memory Lost [END]Where stories live. Discover now