BAB 24

145 15 3
                                    

Malam ini, aku membuat janji dengan Kak Anka untuk makan bersama. Kak Anka, sih yang memintanya. Entah angin darimana dia mengirimiku pesan siang tadi dan memintaku untuk bertemu dengannya malam ini, sekalian makan malam. Katanya, ada yang mau ia sampaikan. Jadilah aku disini, di sebuah restoran sederhana dekat rumah. Begitu pulang kerja aku langsung saja kemari, ayah dan bunda juga sudah kukabari untuk tidak menungguku makan malam.

Aku melambaikan tangan begitu melihat Kak Anka memasuki restoran. Ia segera mendekatiku. Tas kerjanya ia tenteng dengan tangan kirinya.

"Kok gak ditinggal di mobil aja, Kak, tas-nya?" Tanyaku.

"Yang mau kakak 'sampaikan' ada disini." Ucapnya sambil menggoyangkan tas itu.

"Ooo, gitu ya. Eummm... Kakak mau makan apa?"

"Samain sama kamu aja, deh. Minumnya juga samain aja." Aku mengangguk dan mulai memesan makanan kami.

Setelah pelayan tadi pergi aku langsung menatap Kak Anka. "So... apa yang mau dibicarakan, Kak?"

Kak Anka mulai mengeluarkan sebuah map yang lumayan tebal, ia juga mengeluarkan sebuah alat perekam suara dari tasnya itu. Membuatku bertanya-tanya sambil menatap gerak-geriknya yang terlihat gugup.

"Apa itu, Kak?" Tanyaku penasaran.

Kak Anka memberikanku map itu dan langsung saja kubuka saat melihat kode darinya yang menyuruhku untuk mengeluarkan isinya.

Aku mulai menatap satu per satu kertas-kertas itu.

"Latar belakang Peter? Kenapa Kak Anka menyelidikinya? Untuk..." Ucapanku terhenti saat aku baru saja membaca kertas yang berisi salinan keterangan pernikahan Peter dengan seseorang yang bernama Meredith. Tanganku bergetar seketika. Aku mengangkat kepalaku dengann raut muka yang terkejut, "-ini apa?"

❄❄❄

"Makasih, Kak." Ucapku. Aku membuka pintu mobil dan berniat untuk turun. Namun, tanganku ditahan oleh Kak Anka. Aku menatapnya heran.

"Jangan sedih, Ra."

Aku tersenyum miring dan mengurungkan niatku untuk turun. Pintu mobil kembali kututup dan menyandarkan punggungku di kursi mobil. "Sedih? Entahlah, Kak. Aku sama sekali gak ngerasain itu. Kecewa? Pastinya, aku ditipu selama lima tahun." Aku terkekeh pelan. Yaps... aku sama sekali gak sedih.

"Syukurlah. Kakak khawatir mau kasih tahu kamu tentang ini awalnya. Kamu menerima lamarannya dan akan menikah dua bulan atau sebulan lagi. Kakak takut kamu sangat patah hati."

"Justru aku berterima kasih kakak kasih tahu aku, kalau tidak. Entah bagaimana nanti saat aku sudah jadi istri mudanya." Balasku.

Kak Anka cukup lama terdiam sambil menatapku. Kutatap ia balik sambil menaikkan kedua alisku. Dia menggeleng pelan melihat responku. "Kakak pikir kamu bakal nangis meraung-raung karena pria yang kamu cintai ternyata sudah menikah dan menipuku. Apa perasaanmu baik-baik saja? Atau kamu memang sedingin itu?" Herannya.

Aku menunduk. "Aku bahkan gak tahu perasaanku saat ini milik siapa." Gumamku pelan. Tapi, aku yakin ia mendengarnya.

"Apa?" responnya. Aku menggeleng cepat dan kembali membuka pintu.

"Terima kasih untuk hari ini, Kak. Aku akan bawa semua yang kakak beri ini dan akan aku konsultasikan dulu dengan Yang Mulia Raja di dalam rumah. Baru aku temui 'manusia' itu." Ucapku seraya turun dari mobilnya.

Kak Anka mengangguk. "Kalau perlu bantuan. Telpon saja Kakak, Ya?"

Aku mengangguk dan melambaikan tanganku. Aku masih berdiri di gerbang rumah sampai mobil Kak Anka benar-benar menghilang.

Kak Anka menawariku untuk mengantarku pulang karena aku sendiri juga tengah tidak fokus. Mobil sengaja kutinggal di restoran itu, aku juga sudah minta izin dengan pemilik restoran. Besok, pagi sekali aku akan kesana mengambil mobilku.

Kata demi kata. Serta, bukti lain berupa rekaman percakapan antara Peter dan istrinya terus terngiang-ngiang di kepalaku. Membuatku kehilangan fokus.

Fakta bahwa Peter sudah menikah dan sudah mempunyai anak yang banyak, membuatku sangat-sangat terkejut. Dimana benaknya itu? Astaga... Clara yang Bodoh!

"Peter, apa kamu tahu siapa yang aku temui di supermarket tadi?"

"Siapa, hm? Apakah itu penting?"

"Tentu saja! Aku bertemu dengan Clara."

"Begitu? Well, Clara tidak mengenalimu, Sayang. Untuk apa kamu khawatir?"

"Kamu bilang Clara jarang sekali mendekati wilayah ini? Makanya kamu mencarikan kami kondominium di sini karena kemungkinannya sangat tipis Clara akan berjumpa dengamu saat kamu pulang kesini? Namun, aku melihat Clara, dia berbelanja sangat banyak disini!"

"Sayang... kamu terlalu paranoid, mungkin dia hanya lewat? Kamu gak perlu khawatir, oke? Lagipula, setelah aku menikahinya, aku akan mencari tempat tinggal yang jauh dari sini. Tolong, jangan panik, sayang. Anak kita yang di dalam kandunganmu bisa terganggu karena mommy-nya kalut. Percayakan semuanya padaku, oke?"

"Hhhh.... Oke! Berhati-hatilah. Jangan sampai kamu ketahuan. Terutama, hati-hati dengan ayahku. Dia pasti mengenalimu."

"It's okay, Sayang. Setelah aku menikahi Clara, aku akan memindahkan aset yang ia miliki ke perusahaanku. Setelah itu, kita semua bisa hidup dengan bahagia."

❄❄❄

"Terus bagaimana? Apa perlu ayah yang menyelesaikan masalah ini?"

Aku memandang wajah ayah yang terlihat sangat memerah menahan amarah setelah kutunjukkan semua bukti-bukti yang dibawa Kak Anka.

"Enggak, tapi tolong bantu Clara selesaikan. Bantu Clara membuka kedok Peter, Yah! Pria itu sudah membohongi Clara, tidak hanya Clara tapi ayah dan bunda juga. Itu yang membuat Clara sangat kesal."

Ayah menghela nafasnya kasar. "Padahal baru saja ayah mau menyuruh orang-orang ayah untuk menyeret Peter beserta istrinya itu! Tapi baiklah, kamu mau minta bantuan apa?"

Aku tergelak. "Ayah kita gak boleh balas dengan cara kotor seperti itu, kita harus menunjukkan ke Peter bagaimana 'dinasti' Anderson balas dendam." Aku tersenyum miring menatap ayah yang tampak kebingungan.

"Oh ya? Baiklah... Yang Mulia Ratu... bagaimana caranya, hm?" Tanya ayah mengejekku.

Aku terkekeh. "Seingat Clara, perusahaan Black di Belanda mengajukan kerja sama dengan perusahaan ayah 'kan? Kenapa... gak suruh saja mereka kemari? Untuk 'negosiasi'?"

=====

Tbc

Next? Jangan lupa votenya.

Baca ceritaku yang lain yuks.

- Look Like Her

- Bukan Pria Asing

- The Baby with Us

- Meet You

- PERNIKAHAN PUTIH/WHITE WEDDING (on Dreame, sudah completed loh, jangan lupa tap lovenya)

180820

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang