Bab 3

2.8K 176 7
                                    

Anka Pov
Aku menghubungi anak buahku yang sedang menyelesaikan Villa wanita angkuh itu. Memberitahu bahwa bangunan harus selesai dalam waktu seminggu. Yang artinya butuh 6 hari lagi untuk menyelesaikan Villanya. Dan sisa sehari untuk mendekor. Ku kerahkan lebih banyak anak buahku mengerjalan Villa sebesar gedung putih itu. Aku tau ini keterlaluan, memaksakan anak buahku untuk bekerja tanpa henti selama 6 hari. Aku sudah mengatakan pada wanita angkuh ini yang langsung kutelepon saat setelah ia mengirim pesan. Membangun Villa besar dalam waktu seminggu untuk menyelesaikannya. Bisa saja selesai, tapi itu akan membuat pekerjaku gempor. Aku bukan tipe bos yang suka menyiksa anak buahnya. Bagaimana pun mereka butuh istirahat, bukan?

Aku melajukan mobilku ke arah Pembangunan Villa, setelah pulang untuk mengganti baju dengan kaos dan celana pendek selutut. Aku berniat untuk membantu mereka. Ya, mungkin mengangkat bata atau nyemen.

Ku parkirkan mobilku di depan halaman. Tiang-tiang telah terpasang. Sebagian anak buahku sedang mengaduk semen. Ku dekati mereka yang baru saja akan memulai pekerjaan ini.

"Sore, pak?" Ujar pemimpin anak buahku ini. Dia juga membantu menyelasaikan, tapi juga mengawasi.

"Sore." Sahutku.

Aku memulai membantu, memindahkan batu bata yang masih dalam truk ke bawah. Satu persatu hingga semua telah tersusun seperti gunung.

"STOP! ISTIRAHAT DULU!" kataku saat sore berganti malam. Sebagian pegawaiku yang beragama islam, solat terlebih dahulu sebelum makan. Daerah sini kurasa banyak orang Indonesia. Anak buahku membawa kantung besar penuh nasi padang yang tak jauh dari lokasi.

Sambil makan, aku merogoh sakuku. Mengambil handphoneku. Sebuah pesan dari Ceci muncul di notif.

From: Ceci
Hoy. Minggu depan ada acara, nih!  Kakak sama Bu Inah di suruh dateng sama Bunda. Acaranya aku juga gak tau sih di mana. Ntar ku koling koling deh.
And btw Clara juga ikut lho. Katanya dia Tanen aneeettt sama kakak. Hihi...

Segera kubalas pesan dari bocah tengil ini.

For: Ceci
A2R

Pintu gerbang terbuka. Mobil mini cooper berwarna putih masuk dengan perlahan. Aku mengernyit, setahuku aku tidak mengundang siapapun.

Pintunya terbuka, wanita berseragam kantoran turun dari sana. Aku mendengus. Ia berjalan penuh angkuh dengan kepala yang ia tegakkan. Seolah ia ada Ratu.

"Bagaimana perkembangan Villa saya?" Tanyanya tanpa ekspresi.

Aku memutar bola mataku, "Anda bisa melihat sendiri bukan? Baru 15 persen selesai." Sahutku.

"Oh. Pokoknya minggu depan harus siap!" Ujar wanita ini dengan angkuh.

"Saya mau melihat bangunanya."

Aku berdiri, "Mari!" Ujarku lembut. Aku membawanya ke bangunan yang masih tertancap tiang-tiang. Aku menjelaskan planningku setelah rumah ini selesai di bangun. Dekorasinya, warnanya, semuanya. Dia hanya mengangguk dan beranjak pergi tanpa pamit.

Wanita aneh. Aku menyuruh tukang untuk bekerja kembali.

Aku pulang setelah larut malam. Ibu telah tidur saat aku ke kamarnya. Setelah mandi, aku langsung membaringkan tubuhku di atas tempat tidur. Kubuka handphone ku, menatap wallpapernya. Seorang gadis mungil memakai kostum kucing dengan yang hidung yang hitam. Menggendong kucing persia berwarna abu-abu, memelukku. Senyumannya berhasil membuat jantungku kembali berdetak kencang, padahal ini hanya foto kecilnya. Kupejam mataku sambil tersenyum. Ntah apa yang terjadi, saat aku bertemu dengan Clara minggu depan. Melihatnya yang kini telah beranjak dewasa, ugh pasti Cintaku akan bertambah. Sialan, aku sudah seperti anak smp yang sedang kasmaran.

❄❄❄

Author Pov.

Clara duduk di sebuah Cafe Kopi di sebrang kantornya. Menyeruput sedikit Kopi Hitam pesanannya sambil melihat jadwal meetingnya di dalam tab. Yang telah di kirim via email oleh sekretarisnya. Seorang Pria duduk di depannya. Clara meletakkan cangkir kopinya kembali. Menatap pria yang telah bikin janji untuk bertemu dengannya.

"Ada apa?" Tanya laki-laki itu santai.

Clara menatap lama kekasihnya itu. Sudah sebulan kekasihnya ini mengacuhkannya, bahkan Clara sampai bingung, apa salahnya?

"Kenapa kamu gak balas semua pesan dan panggilanku?" Tanya Clara lembut.

Laki-laki itu menatap Clara dalam. "Maafin aku ya?" Hanya itu balasan dari Peter, kekasihnya. Clara tidak bisa marah pada laki-laki di hadapannya ini. Melihat senyuman Peter yang terlihat tulus dan penuh penyesalan. Clara pun luluh.

Clara menyentuh tangan kekasihnya, "Mau makan apa?" Tanyanya.

"Samain aja sama kamu." Jawab Peter dengan lembut.

Clara mengangkat tangannya, seorang wanita muda dengan sebuah headset di telinga kirinya.

"Mau pesan apa lagi?" Tanyanya ramah.

=====
Tbc.

Ternyata Clara udah punya pacar hmmm...

Jangan lupa comment ya.

ConfusedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang