Kamulah Takdirku-Extra Part 2

34K 2.9K 36
                                    

"Seseorang yang mencintaimu karena Allah, tidak akan meninggalkanmu karena kekuranganmu tetapi akan selalu mencintaimu dengan segala hal yang ada pada dirimu."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

Bantu tandain kalau ada typo ygy!

Senyaman apapun diriku dengan posisi saat ini, tidak mengurungkan keinginanku untuk terbangun dari lelapnya tidurku. Dengan mata yang setengah terbuka, aku merengek sambil mengelus-elus perut besarku. Aku tiba-tiba saja merasa lapar.

Sate sapi!

Seketika aku ingin sekali memakan sate sapi dengan bumbu kacang yang pedas. Membayangkannya saja sudah membuatku meneguk air liur. Aku membuka mata dan menoleh ke arah suamiku. Mas Rafka masih tertidur dengan pulas.

Aku mengelus-elus kepalanya, ada rasa tidak enak hati untuk membangunkannya. Tetapi, kalau aku tidak membangunkannya lalu kepada siapa aku meminta untuk dibelikan sate sapi kalau bukan padanya. Demi calon anak yang aku kandung, aku memberanikan diri untuk membangunkan Mas Rafka.

"Mas...," panggilku sambil menggoyangkan bahu Mas Rafka beberapa kali, ia tak bangun hanya bergumam pelan lalu memelukku. "Mas ih, bangun! Sayang...," panggilku lagi, hingga ia terbangun.

Aku mengulas senyum lebar, "Aku laper, pengen makan sate sapi."

Mas Rafka membuka mata, mengucek matanya beberapa kali. Ia menatapku dengan raut wajah yang kentara sekali masih mengantuk.

"Killa laper, mau sate sapi pakai bumbu kacang yang pedes," aduku dengan senyum lebar.

Mas Rafka melirik ke arah jam dinding, aku mengikuti arah tatapannya. Aku meringis saat melihat jam sudah sudah menunjukkan pukul dua belas malam, sudah larut malam. Bisa-bisanya aku lapar tengah malam.

Mas Rafka menatapku sambil mencubit pipiku, "Sayangku ini mau mam sate?"

Aku manggut-manggut sambil tersenyum, "Iya sayang, mau banget."

"Sayang pengennya sekarang banget?"

Aku terdiam. Dadaku terasa sesak, padahal Mas Rafka hanya bertanya. Aku berpikir, mungkin Mas Rafka keberatan lagi pula ini sudah larut malam. Kasihan Mas Rafka.

Aku menggeleng. "Yaudah gak usah. Maaf ngerepotin."

Aku langsung membalikkan badan, membelakangi Mas Rafka. Aku menangis pelan.

Mas Rafka langsung menarik tubuhku agar menghadapnya. "Sayang... Hei, jangan nangis. Ayo-ayo bangun, mas beliin sekarang."

Aku menahan diri, menggeleng. "Mas gak sayang Killa lagi, huaaa." Aku menangis lebih keras.

Mas Rafka tertawa. "Sayang... Sini-sini! Cup cup cup, jangan ngomong gitu. Sini, liat mas dulu..."

Dengan paksa dan sedikit gengsi, aku berbalik. Mas Rafka bangun dari posisi tidurnya, begitupun denganku.

Lagi-lagi Mas Rafka terkekeh. Ia mengusap kedua mataku sambil berkata, "Cup cup, udah ya. Mas sayang banget sama Killa." Mas Rafka mencium kedua pipiku.

"Katanya sayang, tapi gak dibeliin sate." Aku mengerucutkan bibirku.

Mas Rafka terkekeh. "Aku cuci muka dulu. Abis itu, otw beliin istriku tercinta ini sate." Mas Rafka mencium keningku, membuatku tersenyum manis. Mas Rafka bangkit dari duduknya, lalu melangkah menuju kamar mandi.

Aku menyandarkan tubuhku pada kepala ranjang. Bibirku terus mengembangkan senyuman sambil menatap ke arah kamar mandi.

Aku mengelus-elus perutku, "Sabar ya sayang. Bentar lagi kita mau mam sate."

Kamulah Takdirku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang