Kamulah Takdirku-Part 10

45.2K 3.9K 49
                                    

"Aku manusia biasa. Aku akan pergi jika semua usahaku sudah tidak dihargai."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

•Bantu tandain kalau ada typo ygy

"Killa paham?" tanya Abi memecahkan lamunanku.

"Hah? Eh, iya alhamdulillah paham abi," ucapku sambil menyengir.

Abi mengulas senyuman, "Alhamdulillah…, Killa dengar baik-baik nasihat abi. Killa, harus selalu berbakti pada suami Killa, dalam kondisi apapun. Mau suami Killa bersikap baik ataupun tidak, wajib hukumnya Killa berbakti kepadanya. Suami adalah kunci surga seorang istri."

Aku terdiam, menyimak kata perkata yang terlontar dari mulut abi. Abi selalu menjadi penasihat terbaik setelah ummi.

"Ikuti jejak umimu, beliau selalu memperlakukan abi dengan baik. Ummi selalu berbakti kepada abi, walaupun terkadang abi sering membuat umi kesal ataupun marah. Umi tidak pernah membantah perintah abi, sekuat tenaga umi selalu menjalani perintah abi. Abi yakin, kamu bisa menjadi seperti ummi-mu. Menjadi Istri sekaligus Ibu yang baik."

Aku tersenyum lebar mendengar ucapan abi, abi selalu saja bisa membuat hatiku tenang. Abi adalah gambaran suami yang selalu aku idam-idamkan, sosok suami yang sangat memuliakan istrinya. Semarah apapun abi, ia tidak pernah berucap atau berlaku kasar pada umi. Umi sangat beruntung memiliki suami seperti abi, begitu juga sebaliknya. Mereka saling melengkapi dan beruntung satu sama lain.

Sedangkan aku? Kapan aku bisa menjadi seperti umi? Berbakti dan selalu bersikap baik pada suami? Dan, kapan aku bisa diperlakukan baik oleh Kak Rafka sebagaimana umi diperlakukan baik oleh abi?

Jika umi disini, dan mendengar ucapan abi tadi mungkin umiku itu sudah terbang saking bapernya.

"Ingat ya, Killa harus selalu menaati suami Killa. Masa mau masuk surga, tapi kunci surga aja enggak punya," ujarnya sambil terkekeh.

Aku menyengir, "Hehe, iya abiku sayang."

Aku mencerna ucapan Abi, benar kata Abi, 'Masa mau masuk surga, tapi kunci surga aja enggak punya' ingin rasanya aku terus menerus menaati suamiku, tapi suamiku sendiri yang menghalangiku untuk menaatinya.

Lalu aku harus bagaimana?

Aku memikirkan kembali apa yang akan aku tanyakan lagi pada Abi. Aku ingin bertanya banyak hal pada Abi.

"Abi, apa Killa boleh bertanya lagi?"

"Boleh dong sayang, mau nanya apa hm?"

"Killa mau belajar menahan amarah, abi tau gak gimana caranya?"

Aku sadar, aku hanyalah manusia biasa, yang penuh akan dosa. Amarah adalah sifat manusiawi. Semua orang pasti pernah meluapkan amarahnya. Tidak bisa mengontrol amarahnya.

Yang lagi baca aja, pasti gitu.

"Mau tau aja atau mau tau banget?"

Aku mendengus. "Abiiiiii!!!"

Abi terkekeh sambil mengusap-usap kepalaku. "Jadi, ada beberapa cara buat nahan amarah. Salah satunya dengan cara berwudhu."

Kamulah Takdirku [TAMAT]Where stories live. Discover now