Kamulah Takdirku-Part 16

46.4K 4.4K 135
                                    

"Ngeliat kamu biasa aja tanpa rasa bersalah bikin aku mikir berkali-kali buat ngungkapin apa yang sebenarnya aku rasain."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

•Bantu tandain kalau ada typo


Aku melangkah menuju tempat biasa Vino mengamen, seperti niatku tadi aku akan memberikan nasi goreng padanya. Aku cukup dan dia butuh, sudah menjadi kewajibanku untuk berbagi kepada dia yang membutuhkan.

Jangan menunggu kaya lalu bersedekah, tetapi bersedekahlah agar kamu semakin kaya. Kaya dunia maupun akhirat. Hidup hanya sekali, gunakan sebaik-baiknya.

Aku mengulas senyuman saat melihatnya sedang memetik senar gitarnya, "Assalammualaikum...," ucapku yang sudah berdiri di sampingnya.

Vino mendongak menatapku, menyadari bahwa yang datang adalah aku, Vino langsung berhenti memainkan gitarnya.

"Wa'alaikumsalam, Kak Killa! Ya ampun, sini Kak duduk!" jawabnga antusias, sambil menggeser tubuhnya dan menepuk-nepuk tempat di dekatnya.

Aku mengangguk lalu duduk di sampingnya, "Masya Allah..., ternyata Vino masih ingat sama Kak Killa."

"Alhamdulillah, inget dong masa Vino lupa sama orang baik kayak Kak Killa."

Aku terkekeh kecil. "Makasih loh ganteng," aku mengusap-usap rambutnya. "Ohh yaa, kakak bawa nasi goreng nih Vino mau gak?"

Vino mengangguk, "Mau kak, kebetulan Vino belum makan," jawabnya sambil menyengir.

Aku tersenyum lalu memberikan kotak bekal itu padanya, yang langsung disambut dengan senang hati olehnya.

"Makasih ya Kak, maaf Vino ngerepotin. Vino gak bisa bales kebaikan kakak, tapi Vino berdoa semoga Allah membalas kebaikan Kak Killa."

Aku mengangguk sambil tersenyum, "Aamiin..., yaudah ayo dimakan."

Vino mengangguk, "Iya kak," ujarnya lalu membuka tutup kotak bekal itu, mengambil sendok yang sudah ada di dalam sana lalu mulai memakan nasi goreng itu dengan lahap.

Aku masih setia memandang wajah tampan nan polos milik anak kecil laki-laki itu, tubuh mungilnya terlalu cepat mengjadapi pahitnya kehidupan. Jika aku yang berada di posisi Vino, belum tentu aku akan sekuat dirinya. Di usianya yang masih kecil, ia harus berjuang untuk bertahan hidup.

Vino berhenti makan, ia menyimpan sendok itu lalu menutup kotak bekal itu. Aku mengerutkan kening, Vino berhenti makan padahal nasi gorengnya masih tersisa setengah.

"Loh kenapa berenti? Nasi gorengnya gak enak?"

Vino menggeleng. "Enak banget Kak. Tapi... Vino mau bawa pulang sisa nasi gorengnya, boleh gak? Nanti Vino balikin kotak makannya."

"Hah? Kenapa gitu?" tanyaku bingung.

"Ibu Kak. Vino keinget ibu, ibu belum makan. Vino mau sisain buat ibu, biar ibu juga ngerasain makan enak."

Aku terdiam. Tersentak oleh kata-kata tulus dari bibir tak berdosa itu. Aku terhanyut dalam pikiranku sendiri, suasana hatiku pun sangat tertegun, merenungkan betapa dalamnya perasaan seorang anak terhadap orang tuanya. Terutama ibu.

Kamulah Takdirku [TAMAT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat