Kamulah Takdirku-Part 24

39.9K 3.9K 47
                                    

"Manusia akan bersikap seenaknya jika ia merasa dirinya berkuasa."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

•Bantu tandain kalau ada typo ygy

Aku memejamkan mataku lalu menghela napas pelan, Nadira menikah lalu mengapa hatiku Yang terasa berat? Bukan tidak rela, hanya saja aku takut Mas Rafka belum bisa mengikhlaskan Nadira. Tidak lucu, kalau suamiku mencintai istri sahabatnya sendiri.

Aku beranjak lalu melangkah menuju kamar mandi, berniat mencuci muka. Setelah mencuci muka, aku memasang kembali jilbabku. Ku lirik jam dinding yang ada di atas sana, ternyata aku sudah tidur kurang lebih dua jam.

Aku baru ingat, harus mengantarkan Mas Rafka makan siang. Dengan cepat, aku merapikan diri dan keluar dari kamarku. Aku hendak pergi menuju dapur, untuk memasak. Langkahku terhenti di ruang TV, ku lihat kedua orang tuaku sedang menonton TV. Aku menghampiri keduanya.

"Ummi, abi, Killa izin masak di dapur ya. Killa mau masak buat makan siang Mas Rafka."

"Iya nak, silakan," sahut ummi yang diikuti anggukan oleh abi.

Aku tersenyum lalu kembali melangkah menuju dapur, mau apa lagi kalau bukan memasak. Tidak mau berlama-lama, aku langsung berkutik dengan alat-alat masak serta bahan-bahan makanan.

Aku memasak dengan penuh kasih sayang, berharap masakan yang kubuat kali ini enak dilidah Mas Rafka.

Tak butuh waktu lama, kini nasi goreng yang aku buat sudah selesai. Nasi goreng yang kubuat kali ini sedikit berbeda dari sebelum-sebelumnya, nasi goreng kali ini lumayan pedas. Bukan aku yang mau, tetapi ini permintaan Mas Rafka.

Aku memindahkan nasi goreng itu ke dalam kotak makan, lalu menyimpannya ke dalam tote bag hitam. Setelah itu, aku keluar dari dapur dan melangkah menuju ruang TV. Aku harus berpamitan pada ummi dan abi.

Aku datang dan langsung duduk di dekat ummi, "Ummi, abi, Killa pamit dulu ya. Killa mau ke kantor Mas Rafka, terus nanti Killa langsung pulang ke rumah. Makasih udah nyambut Killa dengan baik, Insya Allah kapan-kapan Killa datang ke sini lagi."

"Loh kok cepet banget sayang?"

"Insya Allah lain kali Killa ke sini lagi, sekalian sama Mas Rafka."

"Nah boleh tuh, sekali-kali kamu ke sini sama menantu abi," timpal abi.

"Menantu aku juga, abi," sahut umi.

Aku terkekeh kecil, "Insya Allah, nanti Killa ajakin menantu kalian. Ya udah, Killa berangkat sekarang ya?" ucapku sambil menyodorkan tanganku, hendak menyalami kedua orang tuaku.

"Iya nak, hati-hati ya," pesan ummi. Aku mengangguk lalu mencium punggung tangan ummi, tak lupa aku mencium kedua pipi ummiku itu. "Jaga kesehatan umi."

Ummi mengangguk sambil tersenyum, "Killa juga, jaga kesehatan."

Aku tersenyum lalu beralih menyalami abi, "Killa pamit," ucapku setelah mencium punggung tangan abi. "Jaga kesehatan abi."

"Insya Allah, kamu juga sayang."

Aku tersenyum lebar, "Kalau gitu Killa pamit ya," aku berdiri, begitu juga dengan kedua orang tuaku. "Assalammualaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati sayang."

🍃🍃🍃

Aku sedang di perjalanan menuju kantor Mas Rafka, aku tidak pergi menggunakan taxi melainkan diantar oleh Mang Ujang. Abi yang menyuruh, aku tidak bisa menolak. Tidak masalah juga, hitung-hitung irit pengeluaran.

Kamulah Takdirku [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora