" Iya,maaf ya mas udah buat khawatir. Kamu kapan sampainya? " Tanyaku bingung.

" Saya langsung kesini,koper saya masih di mobil. Saya khawatir sama kamu, setelah mengecek keberadaan kamu di rumah sakit "

" Berapa hari ga mandi? Baunya sampe sini mas " celetukku pelan

" Kok kamu tau kalo saya ga mandi? " Tanya Ardi heran,ia pikir istrinya memiliki indera ke 10

" Gimana gatau coba,mas itu kan suami aku,ya aku tau lah. Lagian tuh rambut berantakan banget,kerah kemeja sengaja dibuka lagi. Mau pamer body sixpack nya disini ha? "

" Khawatir sama kamu sayang. Iya deh ga gitu lagi. Ayo pulang " titah Ardi

" Ni bocah masa didiemin disini si,mas aja yang pulang. Pasti cape " ucapku.

" Yaudah,saya disini temenin kamu aja " ucap Ardi sambil duduk di sampingku.

Dokter yang ada di dalam ruangan itu keluar,spontan aku langsung berdiri untuk menanyakan kabar ibu dari anak ini.

" Gimana keadaan ibu itu dok? "

" Alhamdulillah kondisinya tidak terlalu buruk, lengannya harus dijahit karena ada goresan yang dalam. Tapi lebih dalam goresan hatiku yang melihatnya dengan orang lain " bentar,bentar. Ni dokter kok bobrok? Akhirnya dokter itu melepaskan maskernya dan memperlihatkan wajahnya yang sangat tampan tapi lebih tampan Ardi.

" Dokter Andre, bisa-bisa nya ngebucin disini. " Kekeh ku dan mengundang tawa kecil dari dokter Andre

" Ya sudah,saya tinggal dulu. Takutnya kalo ditinggal nanti rindu. Permisi " aku menggeleng geleng kan kepala melihat tingkah dokter Andre layaknya orang yang ditimpa kasmaran.

" Tatap aja terus,terus tatap dokter itu. Terus " sindir Ardi yang membuatku berhenti tertawa

" Mask lagi halangan?ngomel terus,abisnya dia lucu mas " jelasku sambil membuka kenop pintu dan masuk ke dalam ruang tersebut.

🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah kedatangan keluarga korban,aku dan Ardi pulang kerumah bunda. Sesampainya dirumah,aku langsung mempersiapkan peralatan mandi untuk Ardi dan menyiapkan makanan untuknya.

" Kaka Aca! " Teriak Arsyad dari ruang tamu.

" Apa woi! Teriak teriak,kamu pikir kakak budeg ha?! " Tak mau kalah,aku juga ikut berteriak dari arah dapur.

" Astagfirullah,kalian jangan teriak dong. Ntar rumah ini bisa roboh,kasian adek kamu nih. Sampai tutup telinganya " celoteh mba Nova. Benar saja, Arina menutup telinganya karena mendengar ku dan Arsyad yg yang teriak layaknya dihutan.

" Hehe maaf mba "

" Apa sipit! "

" Kakak sembarangan banget naruh motor bang Rizwan! Nanti kalo motornya hilang gimana ha? " Kesal Arsyad dengan nada penuh emosi.

" Tinggal beli lagi,palingan Bang Rizwan gatau kalo motornya hilang " jelasku santai

" Siapa bilang gatau,hm? " Ucap seseorang yang datang dari arah pintu gazebo.

" Bang Rizwan? " Gumam ku

" Kenapa? Motor Abang mau diapain tadi? " Jelas Bang Rizwan sambil duduk meminum jus jeruk yang ada di atas meja

" Bercanda doang mas,hehe " aku langsung berlari naik ke atas kamarku.

Ceklek,
Aaaaaaa!!!!!!

Before My Memory Lost [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt