1. Satu Kelas

189 21 4
                                    

Happy Reading!
USAHAKAN VOTE SEBELUM BACA.

Dari kamulah aku belajar, bahwa cinta adalah tentang rasa sabar.

- Jesslyn Aurelia -

🦅🦅🦅

Elang berjalan memasuki area gedung sekolah, kedua tangannya dimasukkan kedalam kedua kantung celana panjang khusus untuk anak SMA Adhitama, mulutnya sibuk mengunyah permen karet bervarian mint. Elang memutar bola matanya malas ketika melihat Galenial Sadewa, si playboy sekolah tengah menggoda adik kelasnya di koridor. Sudah biasa, pikirnya.

"Masih pagi, gausah jadi buaya. Nanti yang ada cewek pada enek liat kelakuan lo yang gampang banget deketin cewek, jual mahal sedikit kenapa sih, biarin aja cewek yang deketin kita." Ucap Elang dengan nada datar.

Elang Anggasta namanya. Bintang SMA Adhitama yang tak pernah luput sedetik pun dari perhatian banyak mata. Merupakan anak tunggal dari pemilik SMA Adhitama, anak dari pasangan Anggasta Adhitama dan Nikken Mahardika, Elang memiliki kulit putih bersih, hidung mancung, alis mata yang tebal, juga mata tajam seperti namanya. Itu menjadi daya tarik sendiri untuk para gadis. Elang selalu mempermainkan hati para gadis yang mengagumi dirinya, tapi para gadis itu sama sekali tidak memperdulikan hal itu, mereka masih mengejar Elang walau Elang sering kali menyakiti perasaan banyak gadis. Sikap Elang yang urakan dan keras tidak lain karena masalah di masa lalunya, yang membuat seorang Elang sering sekali menyakiti banyak orang. Tidak ada yang tidak mengenal Elang dan sahabatnya di sekolah ini, terlebih Elang adalah ketua Lapendos singkatan dari Lelaki Penuh Dosa. Geng paling terkenal di SMA Adhitama.

"Yaelah Lang, sirik aja lo." Balas Galen.

Tak lama Kenzo, Faza dan Dimas datang menghampiri keduanya. "Ribut mulu, ngeributin apaan sih? masih pagi juga, tungguin gue kek, kan gue belum siap-siap buat nonton." Timbrung Faza, sambil merangkul Elang dan Galen.

Fazarel Daurus, sahabat terdekat Elang sejak mereka masih duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar. Faza merupakan teman Elang yang terkenal dengan ke lebay-annya. Dari teman Elang yang lain, Faza lah yang sangat mengetahui sekaligus mengerti Elang. Faza tahu menahu tentang keluarga Elang dan kehidupan Elang seperti apa, Faza satu-satunya sahabat yang dijadikan sebagai teman curhatnya, Elang selalu mempercayai faza dalam segala hal.

Elang langsung menepis tangan Faza sambil bergidik ngeri. "Gausah rangkul-rangkul, gue bukan homo."

"Ih, abang sinis mulu sama aku, aku kan jadi sedih." Kata Faza, lebay. Sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

"Gausah sok di imut-imutin gitu, jijik gue liatnya. Nggak pantes!" Lagi-lagi Elang bergidik ngeri melihat tingkah Faza yang semakin hari semakin aneh.

Kenzo Aldric hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, heran melihat tingkah teman-temannya yang berbeda sifat.

"Kapan kita tau dimana kelas kita kalo kalian ribut terus?" Tanya Dimas Verdianto sang sahabat, yang selalu disebut happy virus itu.

"Ah- iya gue hampir lupa, kuy lah on the way ke mading sekolah." Ajak Galen, setelah itu Elang berjalan duluan tanpa mengatakan apapun, yang di ikuti oleh Kenzo, Faza dan Galen, meninggalkan Dimas yang tengah menebarkan senyum mautnya kepada adik kelas yang berada di koridor sekolah.

"Eh- Lang! kok ninggalin?!" Teriak Dimas setelah ia sadar bahwa Elang dan temannya tidak lagi di sampingnya.

"Nanti lagi ya babe, abang Dimas mau liat mading dulu, nanti calling calling ajalah ya." Ucap Dimas sambil tersenyum memperlihatkan kedua lesung pipinya, setelah itu ia berlari tergopoh-gopoh untuk mensejajarkan langkah Elang dan ketiga temannya.

Who do you loveWhere stories live. Discover now