BK 20

12.7K 845 65
                                    

Hai semuaaa
Maapin author yang hiatus lama😭
Author lagi pusinggg
Maapin yaaa😭

Maurine terus meronta-ronta dalam dekapan pria tersebut, namun pria tersebut tetap berjalan tanpa memperdulikan pergerakan Maurine.

Hingga akhirnya ia berkata dengan sangat halus...
"Ini saya"

Mendengar sura yang tak asing itu, Maurine memberanikan diri membuka matanya. Pada saat itu pula manik mata mereka bertemu.
"Are you alright?" Tanya pria itu

Maurine kaget dan terdiam beberapa detik hingga pada akhirnya ia memeluk pria tersebut tanpa berniat membalas pertanyaannya.

Pria itu melepas pelukan mereka dan memberi pilihan kembali ke camp atau barak, mereka sempat berdebat karena Maurine ingin kembali ke tenda namun pria tersebut mengajak Maurine ke kantor. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya pria itu mengalah dan mengiyakan perkataan Maurine untuk kembali ke camp agar mereka tidak bingung mencarinya.

Sebenarnya pria itu tak yakin untuk membawa Maurine kembali ke camp karena keadaan yang kurang memungkinkan.
"Kamu yakin?"
"Iya, tadi Maurine hanya syok aja kok"
Mereka kembali ke camp dengan perlahan karena Maurine masih lemas.

Saat berada di area camp....
Hening.....

"Pada kemana orang orang?"

Saat Maurine menoleh ke kanan dan kiri tiba tiba mereka dikepung oleh para prajurit yang sedang menodongkan senjata ke arah mereka. Pria itu kaget dan langsung meraih Maurine dalam dekapannya dan bersiap dengan senjatanya.
"Anda telah dikepung. Letakkan senjata anda" ucap Rosyid dalam kegelapan

Kemudian pria membuka topinya dan berkata "Kalian berani mengepung saya?"
Semua kaget dengan target sasaran yang ternyata kapten mereka sendiri.

Dengan segera mereka mengambil sikap hormat dan meminta maaf kepada Adnan. Namun yang diberi hormat hanya menganggukkan kepala kemudian kembali berjalan menuju tenda tanpa ia tau wanita yang ada di dekapannya sedang menangis dalam diam.

Didalam tenda, Adnan baru sadar jika Maurine kembali terisak.

"Kamu yakin mau tetap disini?" Tanya Adnan guna memastikan keadaan Maurine.

"Iya, Maurine baik baik saja" ucapnya dengan gemetar.

Ia kembali menenangkan Maurine. Setelah mulai tenang ia mencari jaket perempuan tersebut namun...
"Rin, jaket kamu mana?"

"Maurine kan nggak bawa jaket"

Tanpa berpikir panjang, Adnan melepas jaketnya dan diberikan kepada Maurine. Setelah itu ia memberikan minuman yang ada di dalam tenda untuk diminum Maurine. Beberapa saat kemudian setelah memastikan Maurine cukup tenang, ia pamit untuk menemui Rangga. Namun Maurine tidak memperbolehkannya dan akhirnya Adnan mengalah.

Saat mereka berada dalam keheningan, Adnan menyuruh Maurine tidur namun Maurine menolaknya karena ia masih takut jika tiba tiba ada suara tembakan lagi, Adnan terus memaksanya tidur dan meyakinkan bahwa tidak akan ada suara tembakan lagi hari ini. Hingga akhirnya Maurine mau tidur asalkan Adnan menyanyi untuknya.

Dengan berat hati Adnan mulai menyanyikan lagu "Bidadari tak Bersayap"
Hingga pada beberapa bait terakhir Maurine panas dingin dibuatnya

Sampai habis umurku
Sampai habis usia
Maukah dirimu jadi teman hidupku?
Kaulah satu di hati
Kau yang teristimewa
Maukah dirimu hidup denganku?

Katakan "Yes I do"
Jadi teman hidupku
Katakan "Yes I do"
Hiduplah denganku
Jadi teman hidupku

Beberapa saat mereka terdiam dengan pikiran masing masing hingga Maurine tersadar dan memecah keheningan dengan bertepuk tangan.

"Tidur"

"Iya iya ini mau tidur"

Saat sudah memejamkan mata tiba tiba Adnan bertanya
"Rin, HT mana?"
"Didalam tas laptop" sahut Maurine dengan malas karena jika saja Adnan tidak bertanya, pasti sekarang ia sudah berada di alam mimpinya.

Adnan mencari cari keberadaan laptop namun tidak menemukannya
"Rin, laptopnya mana?"
Maurine kembali kesal dibuatnya karena lagi lagi Adnan bertanya saat ia hendak terlelap.

"Ada dibelakangnya tenten"

"Nggak ada apa apa ini"

Kemudian Maurine teringat jika ia tadi meletakkan laptopnya di...

"Ini dia" ucapnya dengan mengambil barang tersebut dari dalam tas pakaiannya.

"Dasar cewek"

Setelah menemukan benda yang ia cari, Adnan menekan angka 1.

Di lain tempat, Rangga sedang mengelilingi barak untuk mencari Maurine. ia mulai kesal karena kelalaian bawahannya itu Maurine menghilang, entah apa yang akan ia katakan pada Adnan nanti.

Ia berhenti sejenak dibawah tiang listrik dan berpikir kemana lagi ia harus mencari perempuan itu. Tiba tiba HT yang berada di pinggangnya berbunyi.
Biiip
"Masuk Raider"

"Mampus, mau bilang apa lah aku ini" ucapnya dalam hati karena ia tau jika itu suara Adnan.

"Raider disini"

"Ke camp sekarang"

Kini ia semakin bingung harus  berkata apa jika Adnan menanyakan Maurine. Sempat terlintas dalam benaknya untuk mengatakan bahwa Maurine sedang bersama atasan, namun ia mengelak ide tersebut karena mengingat kodratnya sebagai lelaki dan abdi negara, maka ia harus berkata yang sebenar benarnya apa pun itu resikonya.

Rangga kembali berjalan mengelilingi barak hingga lelah dan akhirnya ia memutuskan untuk berjalan ke camp dengan perlahan dan meneriaki nama Maurine dengan harapan Maurine tiba tiba muncul di hadapannya. Namun sudah lama ia berjalan tapi belum ada tanda tanda dari Maurine.

Hingga akhirnya ia sampai di area camp dan melihat tenda itu sedang menyala, ia segera menuju tenda karena ia yakin bahwa Adnan ada disana.

Saat memasuki tenda...
"ALAMAK...."

Gantung ya?
Kira kira apa yang terjadi?
Simak terus kelanjutannya...

Bersamamu kaptenWhere stories live. Discover now