十五 | Gara-gara Ciuman Itu

2K 443 103
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


9 : 30 pm

"Bun, temenin Farel bobo, dong,"

Farel berkata pada bundanya yang akan tidur di kamarnya pada malam hari. Suara Farel yang terdengar setengah merengek itu, membuat bunda dan ayahnya terkejut. Hal ini sungguhlah aneh. Farel untuk pertama kalinya setelah lima belas tahun berlalu, minta bundanya untuk menemaninya tidur.

"Tumben, Rel?" tanya sang bunda keheranan.

Diam-diam ayahnya terkejut sekaligus menahan tawa. Farel sudah berumur hampir setengahnya dari usianya mendadak minta ditemani tidur. Sungguh aneh. Tiada angin, tiada hujan, anaknya yang berstatus duda itu butuh bundanya layaknya anak kecil.

"Farel gak bisa tidur, Bun. Susah banget dibuat tidur." balasnya. Lelaki yang memakai piyama hitam itu berdiri di ambang pintu kamar orang tuanya sambil menyebikkan bibirnya.

"Minum susu sana atau dengerin instrumen piano," ayahnya bersuara memberi saran. "Kok, ya, udah kepala tiga masih minta kelon bunda,"

Farel menggelengkan kepalanya. "Mau ditemenin bunda,"

Andaikan Farel masih remaja, pastinya imut sekali bersikap manja seperti itu. Namun, mengingat usianya yang sudah tua dan statusnya duda, akan sangat aneh minta tidur bersama bundanya.

"Ayo, bun...kalo gak Farel tidur di sini juga. Bertiga sama ayah," sahut Farel. Baik sang bunda maupun sang ayah, saling bersitatap. Mereka heran melihat Farel seperti ini.

"Enak aja! badan kamu gede begitu. Gak muat kasurnya. Dah, sana, tidur sendiri!" tolak ayahnya. Farel semakin melengkungkan bibirnya. Ia bahkan menghentakkan kaki kirinya.

Bunda yang melihat keanehan dari Farel, seketika merasa iba. Farel tampak murung saat ini. Bibirnya sampai dimelengkungkan kebawah seperti kurva persamaan. Tanda ia benar-benar sedih.

"Bunda temenin sampai tidur aja, deh, ya?" tawar bunda kemudian. Farel menganggukkan kepalanya.

"Bentar, Yah. Mau nemenin bayi besar tidur." pamit bunda pada ayahnya Farel. Lelaki itu berdehem, lalu mendesah pelan. Pikirnya, Farel harus segera dinikahkan agar ada yang menenangkannya jika sedang sedih.

Bunda lantas turun dari kasurnya. Diikuti oleh Farel, bunda pergi ke kamar anaknya. Bunda cukup terperangah begitu masuk ke dalam kamar Farel. Dinding kamar anaknya yang dulunya banyak foto Zanel, foto pernikahannya dengan Zanel, dan foto mereka sendiri, sekarang mendadak hilang. Hanya menyisakan satu pigura foto Zanel memakai gaun putih di atas meja. Hanya foto itulah yang tersisa.

"Foto-foto Zanel sama foto pernikahan kalian mana?" tanya bunda sembari berjalan ke arah kasur Farel.

Bunda tampaknya tidak hanya menemukan keanehan pada foto mereka yang menghilang. Keanomalian pun terjadi di seluruh kamar Farel. Kamarnya terlihat lebih berwarna, lebih bersih, lebih rapi dan lebih hidup. Tidak lagi seperti kamar Farel setelah ditinggal Zanel. Bunda benar-benar terkejut anaknya sudah berubah. Padahal dulu Farel bersikeras tidak mau merenovasi kamarnya. Jangankan merenovasi, foto Zanel miring sedikit saja sudah kelabakan si Farel.

[S1] Enigma ft Hwang HyunjinWhere stories live. Discover now