十二 | Lamaran

2.4K 480 161
                                    

Jalanan kota di malam hari begitu indah karena dihiasi oleh lampu jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jalanan kota di malam hari begitu indah karena dihiasi oleh lampu jalan. Kelap-kelip lampunya menambah penerangan sekaligus keestetikan jalan. Akibatnya, kota tampak hidup dan indah bagi siapapun yang melihatnya. Entah dari udara, maupun dari daratan.

Gue menatap jalan sambil mengelus kepala Jojo, salah satu kucingnya mas Alam yang kini gue bawa dari rumah orang tuanya. Gue saat ini sedang berada di mobil, bersama mas Alam. Kita akan menuju ke rumah mas Alam untuk makan malam bersama. Tadinya mau makan di rumah orang tuanya, tetapi mas Alam mau bicara sesuatu kepada gue. Sesuatu itu katanya rahasia sehingga mas Alam membawa gue ke rumahnya.

Ini pertama kalinya gue ke rumah laki-laki ini. Bertiga saja di dalam rumahnya. Gue, Jojo dan mas Alam. Kami berdua hanya makan malam. Tidak akan melakukan hal yang lainnya karena mas Bian minta gue dipulangkan jam setengah sepuluh dalam keadaan utuh. Mas Bian pasti akan menelpon mas Alam di menit-menit terakhir sekadar mengingatkan agar gue segera dipulangkan. Gue sampai hafal setiap kali kencan pasti akan diawasi ketat meski dari jauh.

Tidak apa. Gue senang karena mas Bian melindungi gue dengan sangat baik.

Selagi mobil berada di jalan, tidak satupun dari kami yang bicara. Kami tenggelam dalam lagu-lagu barat lama yang terputar lewat MP3 mobilnya. Saat ini lagu yang terputar adalah lagu You & I milik One Direction, boygroup dari Inggris. Gue menikmati lagunya sekalian menatap jalanan. Suasana yang gue rasakan begitu nyaman. Seperti berbunga-bunga begitu. Sensasi ini belum pernah gue rasakan sama sekali.

Bermenit-menit dihabiskan di jalan bersama lantunan lagu, akhirnya gue dan mas Alam sampai di rumahnya yang terletak di kawasan perumahan elit. Gue dan mas Alam pun berhenti di depan sebuah rumah mewah, tetapi bentuknya minimalis. Rumahnya didominasi cat warna coklat dengan kaca jendela berukuran besar. Rumahnya dua lantai. Di lantai dua terdapat balkon yang tampak luas dikelilingi pagar hitam.

"Turun, yuk! Udah sampai," ucap mas Alam usai mematikan mesin mobilnya. Gue mengiyakan ajakannya sambil menggendong Jojo, si kucing berjenis munchkin.

Gue mengekori mas Alam ke rumahnya, sampai masuk ke dalam rumahnya. Gue terperangah saat berada di dalam rumahnya. Desain interiornya bagus sekali, ada lampu gantung dan ukiran di sepanjang tepi langit-langit rumahnya. Terdapat pula hiasan-hiasan seperti keramik, tanaman sukulen, tanaman estetik tropis palsu, dan sebagainya. Segala hal di rumah ini tertata dengan sangat rapi. Apalagi rumahnya baunya harum. Harum bunga anggrek.

"Jojo taruh aja di kamar saya. Di sana ada kandangnya. Saya mau ke dapur dulu," kata mas Alam saat gue melihat-lihat rumahnya.

"Kamar mas Alam di mana?" gue bertanya. Gue belum tahu kamarnya di mana, lah, disuruh masuk ke kamarnya.

"Kamar saya di lantai dua. Di sana cuma ada satu kamar, jadi kamu gak bakal bingung." jawabnya, lalu melenggang ke dapur.

Gue menurut saja dengan naik ke lantai dua lewat tangga yang terbuat dari besi bercat coklat itu. Gue membuka pintu dekat balkon terlebih dahulu untuk memastikan-pasalnya ada dua pintu. Ternyata pintu yang gue buka, benar kalau itu kamarnya mas Alam. Begitu gue masuk, gue lagi-lagi terperangah. Kamarnya rapi sekali, beda jauh dengan kamar galuh.

[S1] Enigma ft Hwang HyunjinWhere stories live. Discover now