十一 | Sarapan di Rumah Farel

2.2K 548 277
                                    

Kalian ga suka sama ff ini ya?
Aku unpub aja ya
Mungkin kalian bosen sama ff ku yg rata-rata pembawaannya berat

Kalian ga suka sama ff ini ya?Aku unpub aja yaMungkin kalian bosen sama ff ku yg rata-rata pembawaannya berat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara dangdut terdengar memenuhi kuping gue saat ini. Bersamaan dengan tepukan tangan dan sorak-sorai. Di depan gue tampak orang-orang sedang melakukan senam mengikuti sang instruktur. Mereka senam pagi, tetapi dengan amat sangat antusias. Entah karena instrukturnya yang seksi atau karena senamnya energik.

Kalau mayoritas adam, sih, karena instrukturnya seksi. Pakai legging ketat dan bra khusus olahraga saja. Badannya aduhai pula. Ini nih, bu Handoko. Si janda kembang nan kaya raya.

Idolanya Galuh selain Meriam Bellina.

Semuanya ikut gerakan senam energik itu, sementara gue duduk di belakang bareng Butet. Gue sengaja tidak ikut senam itu. Senamnya bikin gue merasa geli makanya gue tidak ikut. Kalau Butet, dia asyik makan soto rujak sambil menunggu kawan sehidup sematinya dia alias Galuh. Dia lebih suka mengisi perut dibanding olahraga. Sama seperti gue.

Andaikan nenek mas Alam tidak masuk rumah sakit akibat serangan jantung, pasti gue sudah jalan-jalan di tempat rekreasi bareng mas ganteng itu. Akhirnya acara jalan-jalan kami pun diganti hari lain, dan gue terpaksa ikut Galuh-Butet ke CFD di jalanan pertigaan lapangan kampus.

Terpaksa jilat ludah sendiri.

Tapi lebih baik ikut duo begundal itu ke CFD Sabtu ini, daripada ikut mas Bian ke gym bareng mas Arul. Si mas-mas PNS kecamatan yang mukanya mulus tanpa noda seperti habis di clinG. Gue tidak mau melihat mas Arul karena ada trauma. Dia dulu pernah dan sering main ke rumah. Modusnya sampai masuk ke kamar gue. Untungnya Galuh selalu di kamar gue untuk numpang tidur sebab kamarnya direnovasi.

Cukup.

Balik lagi ke gue dan Butet.

Si Butet asyik makan, sedangkan gue menatap malas para manusia-manusia yang sedang senam di depan sana. Gue ingin sudahan saja dan kembali ke rumah. Namun, gue tidak mungkin balik ke rumah tanpa Galuh. Dia pegang kunci motornya, sementara jarak rumah dan kampus cukup jauh. Selain itu, gue tidak bawa ponsel sama sekali. Akibatnya tidak bisa pesan ojek online.

Huft. Kesialan di pagi hari.

"Mbak Ai, gak bosen liat orang joget?" si Butet tiba-tiba tanya. Gue dengan malas menatapnya.

Si Butet ini umurnya hampir sama dengan Galuh. Akan tetapi dia ini kalau makan sedikit belepotan. Di sudut bibirnya saja sudah ada noda coklatnya. Untung dia lucu.

[S1] Enigma ft Hwang HyunjinWhere stories live. Discover now