二十一 | Tidak Menyerah

936 218 18
                                    

Terbangun di sebuah ranjang lebar yang tampak asing, membuat gue langsung panik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terbangun di sebuah ranjang lebar yang tampak asing, membuat gue langsung panik. Gue sontak bangun dari tidur dan meraba seluruh tubuh untuk memastikan pakaian masih utuh. Napas lega keluar dari bibir gue kala tidak ada yang terlepas. Namun, kecemasan gue perginya tidak lama. Gue masih cemas dengan sosok yang membawa gue kemari semalam.

Mas Farel. Lelaki itu pelakunya. Ia membawa gue pergi. Entah mungkin ke rumahnya lagi seperti dulu atau ke tempat lain.

Sosok yang gue cari nampaknya tidak ada di kamar ini. Sungguh mengecewakan tahu dirinya malah pergi setelah membuat gue marah semalam. Harusnya ia bertanggung jawab dulu sebelum meninggalkan gue. Setidaknya memulangkan gue ke rumah. Ini malah tidak muncul sama sekali baunya. Dasar lelaki obsesif.

Gue akhirnya mengedarkan pandangan sejenak. Ke seluruh penjuru kamar mas Farel yang aromanya wangi bunga lavender. Gue amati ruangannya yang begitu rapi dan simetris. Semuanya tampak pada tempatnya hingga sedap dipandang. Gue cukup terkesima melihat kubikel ini benar-benar mencerminkan pemiliknya.

Puas mengamati kamar mas Farel, gue turun dari kasurnya. Sebelum beranjak keluar, gue rapikan kembali kasurnya seperti semula. Gue lantas keluar dari kamar mas Farel dan menuju dapur. Barangkali menemukan tante Ida di sana.

Gue bakal minta uang ke tante Ida untuk ongkos pulang ke rumah.

Sayangnya, gue tidak menemukan apa yang dicari. Gue tidak menemukan tante Ida, dan parahnya gue tidak menemukan kesamaan tempat dengan rumah mas Farel yang pernah gue kunjungi sebelumnya. Ruangan ini begitu asing. Seperti rumah yang lain. Gue seketika tersadar bahwa telah diculik mas Farel dan dibawa kabur entah kemana.

Bagus. Tidak ada ponsel dan tidak ada uang. Gue benar-benar diculik layaknya di film-film.

"Tapi untung ruangannya bersih," gumam gue sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Kalau di film atau kejadian nyata (yang semoga tidak akan pernah gue alami) biasanya si korban ditaruh di rumah atau ruangan kumuh. Gue sekarang merasa cukup beruntung.

Lama mengamati ruangan ini, gue akhirnya pergi mengikuti arah kiri. Firasat gue mengatakan arah ini akan membawa gue ke dapur. Benar saja, gue melihat dapur dan isinya. Ada pula ruangan kecil di sudut ruangan, tampak seperti kamar mandi. Gue pun melangkah ke sana, berniat cuci muka sekalian buang air. Sebelum masuk, kaus kaki ini gue buka terlebih dahulu.

Baru menginjak lantai, gue rasakan lantainya basah. Hal ini berarti mas Farel mandi di sini sebelumnya.

Beberapa saat di kamar mandi, gue akhirnya selesai. Sambil menenteng kaus kaki, gue keluar dari dapur. Langkah gue langsung berhenti saat melihat mas Farel muncul dengan belanjaan di tangannya. Naasnya,  fokus gue bukan ke belanjaan di tangannya melainkan mas Farel sendiri. Lelaki itu terlihat segar dan tampan dengan balutan jaket denim yang dipadu kaus putih, dan celana olahraga abu-abu. Namun, hit point nya adalah poni. Poni mas Farel terbelah dua.

[S1] Enigma ft Hwang HyunjinWhere stories live. Discover now