023. STEPSISTER

142 17 4
                                    

"Vanya."

Vanya kaget begitu Ruth memanggilnya dari belakang.

Saat ini Vanya tengah berjalan di koridor kampusnya.

"Hah kenapa?" tanya Vanya begitu Ruth sudah berjalan disampingnya.

"Ada hal yang penting yang mau gue omongin."

"Apa?" Vanya bingung.

"Gak disini."

"Terus?"

"Rooftop."

Vanya mengangguk. Dan berjalan beriringan dengan Ruth menuju Rooftop kampus.

Sesampainya di rooftop kampus, Vanya dan Ruth duduk disebuah sofa usang.

"Jadi apa yang mau lo omongin sama gue?"

Ruth menghela napasnya. "Gue to the point aja ya."

"Gue Ruth, saudara tiri lo."

"Saudara tiri? Maksud lo apa?" Vanya refleks berdiri dari sofa.

Ruth menarik tangan Vanya agar kembali duduk diatas sofa.

"Lo tau kan papa lo punya istri lain. Dan gue anaknya. Gue saudara tiri lo."

Vanya diam. Dia terlalu syok mengetahui fakta ini. Kilasan kejadian saat papanya meninggalkan nya dengan sang mommy kembali terngiang di otaknya.

Kepalanya mendadak pusing.

"Van, lo kenapa?" Ruth khawatir begitu melihat Vanya memegangi kepalanya.

Tanpa berkata apa-apa, Vanya bangkit dari duduknya dan meninggalkan Ruth di rooftop seorang diri.

Fakta ini benar-benar menyakitkan baginya!

*****

Pulang dari kampus Vanya mendadak seperti orang bisu. Mavin yang menjemput Vanya saja heran. Kekasihnya itu memang pendiam, tapi tidak seperti ini juga.

"Van, kamu kenapa?" Mavin bertanya dengan hati-hati.

Tak ada sahutan dari Vanya. Cewek itu asik melamun sambil melihat jalanan sekitar.

Karena Vanya tak menyahut, Mavin pun memutuskan untuk diam juga. Sepertinya mood kekasihnya itu sedang buruk sekarang. Mavin tak ingin mengganggu.

Sesampainya di depan Rumah Vanya, Vanya langsung turun dari mobil Mavin. Bahkan tak mengucapkan terima kasih seperti biasanya.

Vanya masuk ke dalam rumahnya. Cewek itu melihat sang mommy yang tengah menonton televisi.

Mommynya bertanya padanya, ingin makan apa. Tapi Vanya tak menyahut dan berjalan begitu saja meninggalkan mommynya.

"Vanya, kamu kenapa sayang?" Anita menyusul sang putri ke kamar. Tapi sesampainya di depan kamar Vanya, ternyata pintu kamarnya dikunci dari dalam.

"Vanya, buka pintunya. Mommy mau masuk."

Tak ada sahutan dari dalam. Anita semakin panik. Dia takut putrinya itu kenapa-napa.

Vanya memang terlihat kuat di luar, tapi sebenarnya dia rapuh di dalam.

Anita jadi teringat saat dirinya bercerai dengan papanya Vanya dulu. Vanya juga seperti ini, mengurung dirinya di kamar selama seminggu.

Zhavanya (Vanya Z-Girls × Mavin Z-Boys) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang