007. THE INCIDENT AT THE CAFE

310 24 6
                                    

"Makasih ya Car, Vin." Vanya turun dari mobil ferarri Mavin. Cewek itu tersenyum sambil menatap kepergian mobil Mavin dari halaman rumahnya.

Dirasa sudah tak terlihat Vanya pun melangkahkan kakinya masuk kedalam rumahnya. Cewek itu menyerit saat melihat sebuah mobil honda jazz berwarna merah terparkir dihalaman rumahnya.

'Mungkin teman mama.' Vanya mengangkat bahunya acuh lalu kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Diruang tamu, Vanya mendapati keberadaan seorang wanita yang sepertinya seumuran dengan mamanya. Wanita itu asik mengobrol dengan mamanya.

"Eh Vanya udah pulang sayang." Anita tersenyum melihat sang putri, lalu menyuruh putrinya itu agar mendekat kepadanya.

Dengan sopan Vanya mendekat kearah sang mama, cewek itu mendudukan bokongnya disamping sang mama. Dia tersenyum manis pada teman mamanya itu.

"Duh cantiknya." puji wanita yang bernama Kathya itu.

"Saya Kathya, sahabat mama kamu." Kathya mengulurkan tangannya pada Vanya yang disambut dengan baik oleh Vanya.

Vanya mencium punggung tangan wanita itu dengan sopan.

"Vanya tante." kata Vanya memperkenalkan diri.

Kathya mengangguk sebagai balasan.

"Tante punya anak laki-laki, dia sekarang sudah berkerja." kata Kathya sambil tersenyum. Entah apa maksud dari perkataannya itu.

Perasaan Vanya mulai was-was saat Kathya membahas anak laki-laki wanita itu. Vanya takut dia akan dijodohin seperti di novel-novel kebanyakan.

Vanya hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Nanti kapan-kapan tante bakal ngenalin dia ke kamu." Kathya tersenyum pada Vanya.

Tuh kan, semoga saja apa yang ada dalam pikiran Vanya ini tak akan terjadi.

*****

Vanya dan Carlyn saat ini tengah berada disebuah cafe. Setelah pulang kuliah keduanya langsung mampir ke cafe.

Tring

Bunyi lonceng yang menandakan ada pelanggan baru datang. Entah kenapa kali ini Vanya dan Carlyn merasa penasaran dengan pelanggan yang kali ini datang, padahal sedari tadi sudah banyak yang datang tetapi keduanya malah tak perduli.

Carlyn dan Vanya pun menoleh kearah pintu masuk cafe.

Mata Carlyn seketika melotot setelah melihat siapa yang masuk. Dua orang laki-laki tampan. Mavin dan Josh.

Carlyn segera mengambil buku daftar menu lalu menutup wajahnya dengan buku itu.

Vanya yang melihat menyeritkan keningnya merasa bingung.

"Car ngapain sih?"

"Udah lo diam aja, I'm in danger."

'Danger? Bahaya apa emangnya?' Vanya membatin dalam hati.

"Carlyn Cabel, what are you doing?"

Vanya telonjak saat mendengar sebuah suara yang tak asing lagi baginya. Cewek itu melihat Mavin yang tengah menarik kursi didepannya lalu mendudukinya.

"Kenapa, gak boleh?" tanya Mavin saat Vanya menatapnya dengan tatapan yang entah apa lah itu.

"Bo...bole..eh kok."

'Sial.' Vanya mengumpat dalam hati. Kenapa suaranya berubah jadi gagap sih?

"Lo gagap?"

"Enggak." bantah Vanya cepat.

"Dia siapa Vin?" tanya sebuah suara lagi yang membuat perhatian Vanya teralihkan. Vanya pun menatap cowok tampan yang berdiri dibelakang Mavin. Cowok ini lebih tampan daripada Mavin. Kenapa Vanya baru sadar dengan kehadiran cowok itu, mungkin kah karena dia yang terlalu memperhatikan Mavin sampai tak sadar ada cowok lain?

"Pacar Carlyn." jawab Mavin santai.

Josh yang mendengarnya terbahak. "Lucu banget candaan lo Vin, sumpah."

Carlyn langsung melempar asal buku daftar menu yang tadinya dia gunakan untuk menutupi wajahnya saat mendengar ucapan kakak sepupunya itu. Bukan kah Carlyn sudah bilang kalau dia dan Vanya adalah sahabat, kenapa cowok itu tidak percayaan sih?

"Dia sahabat gue bukan pacar." bantah Carlyn langsung memukuli kakak sepupunya itu.

Mavin yang dipukul meringis. Dipikir pukulan cewek itu gak sakit apa?

"Hy bep." sapa Josh ramah pada Carlyn. Cowok itu langsung menarik kursi yang tepat berada disamping Carlyn.

Carlyn mendengus melihatnya. Kenapa sih mereka harus ketemu disini? Kan ngeselin.

"Nama lo siapa? Kenalin gue Josh." Josh memperkenalkan dirinya kepada Vanya. Lalu mengulurkan tangannya pada Vanya.

Vanya menyambut uluran tangan itu. "Vanya."

"Lo cantik." puji Josh. Vanya tersenyum mendengarnya.

"Idih ganjen." cibir Carlyn.

"Kenapa, lo cemburu bep?"

"In your dream." kata Carlyn tajam.

"Mimpi bisa aja jadi kenyataan kan?" Josh tak ingin kalah. Cowok itu suka sekali menggoda Carlyn.

Carlyn memutar bola matanya malas, dari pada dia meladeni Josh lebih baik dia diam.

Tatapan Josh beralih kearah Vanya. "Lo pacar Mavin ya?" tanya Josh blak-blakan.

Vanya dan Mavin serempak menggelengkan kepala mereka. "Enggak." ucap keduanya kompak.

"Dia lesbian Josh." jelas Mavin.

Vanya tak menyangkalnya. Dia hanya diam. Kenapa rasanya sakit sekali saat Mavin mengatakan kalau dirinya lesbian. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk tubuhnya.

Josh menganga mendengarnya, dia tak menyangka kalau cewek secantik Vanya ternyata lesbian. Sayang dong body seksi dan wajah cantik cewek itu.

"Gak ya, Vanya gak lesbian." Carlyn membela sang sahabat. Carlyn bisa melihat raut sedih diwajah Vanya.

"Lah yang bener yang mana nih?" tanya Josh bingung.

Vanya menghela napasnya kasar lalu menatap kearah Josh. "Dua-duanya bener." setelah mengatakan itu Vanya bangkit dari kursinya lalu keluar dari cafe.

"Gara-gara kalian sih sahabat gue ngambek kan." Carlyn menunjuk keduanya lalu lantas menyusul Vanya keluar dari cafe.

"Lah kenapa jadi kita?" Josh bertanya bingung.

Sementara Mavin berdecak. "Ini yang bayar makanan mereka siapa coba?"




---TBC---

Vote dan komennya ya

Thank you yg udah baca

Luv luv kalian 😙

Zhavanya (Vanya Z-Girls × Mavin Z-Boys) ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon