Chapter 11 Aiden Bahagia ✨

60.8K 8.1K 123
                                    

Happy Reading💮

Manusia adalah makhluk yang penuh dengan misteri dan aneh. Mereka kadang bisa senang, marah, sedih, kecewa hanya dalam beberapa detik tanpa sebab. Makhluk yang paling membingungkan dan sangat sulit ditebak adalah manusia dalam bentuk perempuan.

Sosok yang memiliki tingkat emosi yang berbeda dari laki-laki. Mereka bisa menjadi malaikat dan bisa saja berubah menjadi monster hanya dalam beberapa detik saja.

Sangat sulit menebak isi hati mereka dan mengetahui keinginan sebenarnya 'Perempuan' itu. Kita harus mencoba mendalami isi hati mereka dan mencari tahu keinginan mereka itu apa.

Perempuan juga adalah makhluk yang paling mulia dan kuat, walau secara fisik mereka lemah. Ada kalanya tingkat kekuatan dalam tubuh seseorang akan meningkat saat berusaha melindungi sesuatu yang paling berharga bagi mereka.

Cenora tahu bahwa Nyonya Duchess sudah tiada saat melahirkan anak ketiganya, sang putri yang menghilang itu. Melihat foto wanita cantik yang terpajang di dinding, matanya tidak bisa berpindah dari sana. Rambut emas dan mata hijau daun muda yang memberikan suasana yang menenangkan.

Awalnya dia akan makan kue dengan Duke, tetapi pria itu tiba-tiba dipanggil oleh kepala pelayan yang mengatakan bahwa ada utusan kerajaan yang datang dan ingin bertemu dengannya.

"Itu ibuku." Seru sebuah suara dari arah depan gadis itu. Aiden berjalan dengan mantap dan berdiri didepan gadis kecil itu. "Dimana pelayanmu? Kenapa kamu berjalan di lorong seorang diri?" Tanyanya sambil melihat ke segala sisi lorong yang sepi.

Cenora hanya menjawab dengan ekspresi kosong di wajahnya itu. "Tidak ada pelayan."

"Apa ayah tidak memberikanmu pelayan? Bagaimana mungkin?!" Seru remaja itu dengan sedikit nada kesal, entah apa alasannya kesal karena hal itu.

"Bukan urusan anda, tuan muda." Cenora melangkah ke arah samping remaja itu mencoba pergi dari sana.

Aiden tidak ingin melewatkan kesempatan untuk berbicara dengan gadis itu. Dia tanpa izin langsung menggendong tubuh Cenora dan membawanya entah kemana.

"LEPASKAN AKU!!" Teriak gadis itu panik. Wajahnya sedikit memerah karena wajahnya sangat dekat dengan wajah tampan Aiden.

"Ikut saja dengan patuh." Remaja itu membawa gadis kecil di gendongannya menuju tower yang tidak di jaga oleh penjaga satupun.

Dengan kekuatannya dia bisa melangkah lebih cepat dan akhirnya sampai di puncak tertinggi tower. Aiden menurunkan gadis itu dan menaruhnya ke daratan lagi. Cenora buru-buru mundur dan mencoba memperhatikan daerah sekitarnya.

Melihat pemandangan luas yang mengambil semua kota dan istana juga bisa dilihat dari sini. Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali karena tidak percaya.

Semilir angin yang membawa aroma bunga yang baru mekar, membuat kepanikan yang tadi dia rasakan langsung mereda.

"Tempat ini sangat indah!!" Serunya bersemangat. Mungkin karena memasuki tubuh anak kecil, dia tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

Aiden mendesah lega saat melihat senyum gadis itu. Tidak rugi juga dia menguping pembicaraan para pelayan tentang bangunan yang dijadikan tempat 'Kencan' oleh para pelayan dan penjaga ini. Pemandangan indah yang bisa di saksikan benar-benar membayar usahanya membawa gadis itu ke sini.

I'AM [NOT] VILLAINNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang