chapter 1

28.9K 899 2
                                    

= Promise =

"Tolong...Tolong..Toloooonggg"

Suara keras dari seorang ibu ibu menarik massa berkerumun. Warga tercekat ketika sampai di sumber teriakan itu. Ada 3 orang tergeletak di jalan dengan luka parah. Darah berceceran di mana mana. Kental,hangat dan masih segar. Salah satu orang itu adalah anak kecil berusia 6 tahun, dia tampak mendesah hebat. kepalanya terus di pegangi, darah keluar dari kepalanya. Pandangannya kabur, suara orang tak di dengarnya lagi, hanya ada satu suara yang mampu ia dengar "Belum saatnya kau kembali". Suara itu tiba tiba menghilang sejalan dengan anak itu yang tergeletak pingsan. Ambulance datang , para korban di larikan ke sebuah rumah sakit. perawat telah menyambut di depan loby rumah sakit, membawa para korban ke ruang operasi. Lampu merah di atas pintu menyala ,operasi segera di mulai. Heninggggg, tak ada suara. Lantunan musik kematian berbisik di telinga ketiga korban, menderu ingin mengajak mereka pulang di keabadian. Dokter sesekali menyeka peluhnya, 3 Jam operasi belum selesai. Darah masih saja mengalir,detak jantung mereka sudah tak stabil. Alat pacu jantung pun disiapkan. Tapi naas 2 korban di nyatakan tewas, kehilangan banyak darah. Sementara anak kecil tadi telah di pindah ke ruang perawatan, masih lengkap dengan perban perban di tubuhnya. Para dokter selalu menjenguknya setiap waktu, oma nya belum datang dari bandung. Sedangkan mama dan papanya?? mereka lah yang tewas kehabisan darah. Bisa dikatakan untuk saat ini ,anak itu adalah sebatang kara. Titik titik infus menemani kesunyian anak itu, kakinya matanya lengannya masih di perban kuat. Sunyi senyap tak ada suara. Suster memeriksa keadaannya, tangannya bergerak perlahan.Dokter jaga memeriksa keadaannya, oma nya pun datang. Duduk di samping cucu kesayangannya.Beliau menangis tanpa suara, baru saja anak cucunya keluar dari rumah hendak ke bandung menemuinya. Rencana Tuhan telah mengejutkannya. Dokter memutuskan untuk mulai membuka perban anak itu satu persatu.

"Gelap oma" katanya memecah keheningan

Dokter menyuruh anak itu berkedip tapi hasilnya sama saja.

"Kamu nggak bisa liat prilly" kata oma

Dari situlah perjalanan nya dalam gelap dimulai.

{}{}{}

Pagi ini aku memilih duduk di teras memetik gitar kesayanganku. menciptakan alunan yang menenangkan. Meski aku buta,aku hafal betul dimana letak kunci nya. Ayahku selalu mengajariku dengan telaten saat aku umur 3tahun. Ayahku suka piano ,katanya disetiap tuts selalu membuat hati bahagia walaupun gundah selalu menyapa.

"prill.."

"iya oma.. "

"sarapan dulu yuk"

Oma adalah cahaya hidup di tengah kegelapan hidupku. Aku tak tau jika tak ada beliau apa yang akan terjadi. 11 tahun dalam kegelapan hanya oma dan anak anak panti yang jadi temanku. Aku tak pernah ke manapun, 2 tempat yang selalu ku kunjungi yaitu rumah dan panti asuhan Cahaya. Aku ikut membantu di panti itu sekedar mendongeng sambil memetik gitar ku. Aku bahagia saat mendengar gelak tawa mereka , rasa nya damai sekali.

"Prill..hari ini mau ke panti lagi?" tanya omaku

"iya oma.. kan udah dua hari prilly nggak kesana"

"Mau oma anter.." kata omaku

"nggak usah oma.. prilly sama pak ujang aja"

"ya udah.. hati hati nanti. sekarang sarapannya di habisin dulu"

Aku bergegas mandi dan berpakaian rapi. oma membantuku menyisir rambut dan mengantarkan ku ke halaman.

"Pak ..bawa mobilnya hati hati ya" kata omaku

"siap nyonya"

Oma selalu khawatir setiap aku pergi,bayangan kelabu itu selalu menggelayut di pikirannya. Aku masuk ke dalam mobil,ku lambaikan tangan entah kemana arahnya. Yang jelas lambaian itu kutujukan untuk oma.

Di perjalanan aku memilih untuk bermain gitar, menyanyikan lagu lagu yang kusuka.

Kirim aku malaikatmu ..
Biar jadi kawan hidupku
dan tunjukkan Jalan yang memang
Kau pilihkan untukku..
Kirim aku malaikatmu
Karena ku sepi berada disini
dan di dunia ini Aku tak mau sendiri ~
(Lagu BCL)

"Non prilly suara nya bagus" kata pak ujang

"Makasih pak"

"Kenapa nggak sekolah musik aja non, non prilly kan juga bisa main gitar"

Aku terdiam, Apakah seseorang yang buta sepertiku bisa bersekolah bersama mereka yang normal . Sejak kecelakaan itu aku bersekolah di sekolahan khusus tuna netra.

"Non.."

"nggak ah pak.. pasti oma nggak setuju" kata ku

"Biar pak ujang bantu bicara oma"

Aku hanya tersenyum, Aku hanya takut dunia luar tak menerima orang seperti ku. Pak ujang membantuku keluar dari mobil. Aku berjalan ke dalam panti dengan bantuan tongkat.

"Awwwww.."

Ada suara yang membuatku terkejut, tongkat ku seperti nya mengenai orang.

"Kalo jalan pake mata dong" ketus nya

Aku bergumam dalam hati ,dia sedang mengejek ku atau bagaimana. apakah dia tak melihat tongkatku. Aku ini buta!!. Kenyataan yang kembali membuatku ingin menjatuhkan airmata, kenapa ada orang yang mengingatkan aku lagi bahwa aku buta dan aku tak layak di dunia.

"Ka-u .........." katanya

PromiseWhere stories live. Discover now