1. 🍂 Dari Mata

118K 6.5K 583
                                    

CATATAN :

Hai, untuk teman-teman pembaca baru yang baru mampir ke lapak ini.
Cerita ini sudah tersedia dalam bentuk cetak. Jadi ketika membaca versi Wattpad dan menemukan ada banyak kalimat yang bikin pedih dan tidak pas, abaikan saja yaaa. Karena sudah direvisi di versi bukunya.

Yang di sini sengaja aku biarkan supaya komen teman-teman tidak hilang di timeline.

Terus, bagi yang non Jawa jangan bingung ketika menemukan percakapan bahasa jawa, di sini trasnlate ada di bagian bawah. Bisa senam jari dulu ke bawah atau baca di bagian kolom komentar yang sesuai line percakapan bahasa jawa.

Thank you.
Selamat membaca.


****

"Perkenalkan, Saya Karina Putri, teman-teman bisa memanggil saya dengan Karin."

Aku tersenyum, mataku memindai seisi ruang meeting yang pagi ini terasa dingin karena embusan angin dari dua buah AC yang menempel di dinding ruangan. Sebagian wajah-wajah baru di hadapanku memandang antusias, ada juga yang menunduk memainkan bolpoin di atas selembar kertas.

"Mulai hari ini saya menggantikan Bu Cahya di departemen Media."

Sekali lagi, beberapa wajah yang duduk mengitari meja meeting mengangguk-angguk. Salah satu di antara mereka tampak berbinar saat memandangku. Seorang gadis muda berkuncir kuda dengan setelan kemeja biru muda, dipadukan dengan sweater rajut yang didominasi warna merah dan biru tua . Senyumku mengembang untuknya. Tadi, kami sudah sempat berkenalan sebelum meeting dimulai.

Hari ini hari pertamaku di kantor pusat Actamedia, kantor yang dulu sesekali kukunjungi ketika ikut kepala cabang menghadap kantor pusat. Aku bekerja di sebuah perusahaan advertising, perusahaan yang bergerak di industri periklanan.

Meski kantor pusat di Surabaya dan kantor cabang di kota Malang, tetapi posisi kami lumayan diperhitungkan pengusaha-pengusaha sukses tidak hanya di wilayah Jawa Timur yang ingin mempromosikan produk-produk mereka lewat iklan-iklan kreatif tapi juga pengusaha-pengusaha di luar Jawa Timur.

Aku bergabung di departemen Media. Bertanggung jawab dalam penentuan media periklanan, menggantikan Bu Cahya, manager lama yang resign mengikuti suaminya tugas ke Sumatera, lalu kantor pusat menunjukku untuk menggantikannya karena sudah memiliki pengalaman sepuluh tahun di bidang ini.

"Ada yang mau bertanya sama Karina?" tanya Bu Titi--Direktur kantor-- sembari memindai satu-satu wajah karyawan di depannya, " kalau ada yang mau tanya status, nanti di belakang saja."

Sebuah tangan terangkat ke atas, dari lelaki gondrong yang duduk di paling sudut. Namun, tangan itu langsung turun, pura-pura menggaruk kepalanya, begitu Bu Titi menandaskan kalimat pamungkasnya.

"Karina sudah 10 tahun berpengalaman sebagai media planner di Kantor Cabang Malang, soal sepak terjang tidak perlu diragukan, karena selama ini project di wilayah Indonesia Timur, Karina dan Tim Kacab Malang yang sudah meng-handle."

Entah sudah anggukan keberapa yang kulihat dari rekan-rekan baruku hari ini. Aku melihat mereka dengan dada berdebar. Targetku, satu minggu kedepan aku harus bisa segera adaptasi dengan mereka. Terutama tim ku di departemen Media.

Bu Titi melanjutkan arahan dan memperkenalkan satu persatu karyawan yang duduk di hadapanku, ada beberapa karyawan yang sudah kukenal. Termasuk juga lelaki yang duduk di sebelah Bu Titi yang sedari tadi menunduk membaca berkas yang ada di depannya.

Jodoh Pasti Bertamu [TERBIT]Where stories live. Discover now