Chapter 47 - Legenda Kuno ♥!

127 6 0
                                    

Setelah pukul 10 pagi adalah saat dimana sinar matahari mencapai puncaknya.

Di akhir kelas, seluruh siswa dengan inisiatif mereka sendiri, mengumpulkan review film Bahasa Inggris mereka di atas meja yang ada di depan kelas. Setiap orang yang berjalan melewati baris pertama untuk mengumpulkan tumpukan kertas A4 mereka akan memberi tatapan "Oh yeah, kau melakukan hal yang baik," "Semangat!" dan "Tong Nian kecil, kau tampil dengan sangat baik"...

Dengan tumpukan kertas itu sebagai latar belakangnya, Tong Nian hanya terus menerus menggambar lingkaran-lingkaran kecil dengan sangat perlahan di buku catatannya, kemudian menggambar lebih banyak lingkaran-lingkaran lagi...

Hingga... Yaya tanpa mengeluarkan suara apapun menghampirinya dan membungkuk untuk mendekatkan mulutnya ke telinga Tong Nian sebelum membisikkan pertanyaan, "Jadi, apakah rasanya mengagumkan? Apakah kau merasa seperti menjadi tokoh utama wanita begitu?"

"……" Muka Tong Nian langsung terasa memanas, ia menjawab dengan suara lirih, "Kau yang memberitahunya?"

"Iya. Aku memberinya seluruh jadwal kelas kita serta seluruh nama profesornya." Yaya memasang cengiran di mukanya dan sambil melakukan itu, ia mencengkram pergelangan tangan Tong Nian, berteriak pelan dengan penuh semangat, "Jika saja aku tahu, aku pasti akan bermain-main di Weibo lebih awal. Aku baru saja melihat bahwa Dewa Gun ternyata membuka akun Weibo pribadinya! Dan kau adalah satu-satunya yang ia ikuti!!"

Tong Nian menjawab dengan sebuah "mm," merasa seakan seluruh tubuhnya sedang melayang.

"Aku tidak akan menganggu kalian berdua lagi. Aku keluar dulu." Yaya sedikit meremas pergelangan tangan Tong Nian.

Kenapa ia merasa sedikit melakonlis, seperti ia melepaskan putrinya untuk menikah? ... Hah.

Dengan segera, seluruh siswa keluar dari ruang kelas bergaya ampiteater itu, meninggalkan Tong Nian dan Gun bersama dengan profesor tua itu sendirian.

Profesor tua itu ingin berbincang-bincang lebih lama lagi, tetapi sambil menepuk bahu Gun, ia berkata bahwa ia masih harus bergegas ke kelas berikutnya. Setelah profesor itu juga pergi, benar-benar hanya tersisa Tong Nian dan Gun di dalam ruangan kelas itu.

Han Shangyan melihat ke arah Tong Nian selagi Tong Nian memberesi buku-bukunya dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa pikirannya sedang tidak pada tempatnya, seperti ia sedikit lagi akan tertiup melayang jauh.

Ia tahu bahwa ia akan menjadi semakin sibuk dan semakin sibuk, karena itu ia menyuruh 97 untuk meminta jadwal kelas Tong Nian dari Yaya. Ia ingin memilih satu pagi atau siang untuk menemaninya dan menghabiskan waktu seperti sepasang kekasih kampus normal lainnya.

Kemarin, ketika ia membaca pesan-pesan WeChat-nya, ia dapat merasakan bahwa gadis kecil ini ingin berbicara lebih lama dengannya, namun tidak mau menganggunya, ia mencoba sangat keras untuk menekan keinginannya.

Gun tiba-tiba terpikirkan, momen-momen manis itu yang dirasakan oleh para pasangan kekasih kampus adalah sesuatu yang selamanya tidak akan dapat dirasakan oleh Tong Nian.

Berpikir seperti itu, sepertinya dirinya berhutang cukup banyak terhadap gadis kecil ini.

"Teman sekelasmu semuanya memperlakukanmu dengan cukup baik?" Gun pada akhirnya menutup buku catatan yang tadi ia gunakan untuk kedok dan memasukkannya ke dalam tas ransel Tong Nian. Ketika anak-anak itu tadi berjalan melalui mereka, mereka semua menggerakan alis mereka dan mengedipkan mata ke arah Tong Nian, yang menunjukkan bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan mereka.

"Mm-hmm. Kebanyakan dari mereka adalah teman sekelasku saat menempuh program sarjana."

"Aku ingat bahwa kau pernah berkata, 'Aku tidak pandai berkata-kata. Aku pernah tidak tahu bagaimana selalu menyinggung teman-teman sekelasku'?"

Stewed Squid with HoneyWhere stories live. Discover now