Chapter 36 - Merindukanmu o(* ̄▽ ̄*)o !

127 4 2
                                    

Hampir pukul satu pagi.

Tong Nian akhirnya meninggalkan ruangan Gun dan kembali ke ruangannya sendiri.

Sebenarnya, kamar mereka berada di lantai yang sama dan kamar Tong Nian juga adalah kamar eksekutif dengan area ruang tamu dan kamar tidur yang berbeda. Sendirian disana, Tong Nian mulai membersihkan diri dan memakai piyamanya, kemudian masuk ke bawah selimut, merasa bahwa ruangannya ini sangat dingin dan suram. Ia terus berguling-guling tanpa bisa tidur hingga lewat pukul 3, akhirnya Tong Nian dengan sedih mengeluarkan HPnya dan mengirimi Gun sebuah pesan WeChat.

Tong Nian: Meong.

Gun: ……

Tong Nian: Aku merindukanmu.

Gun: Kemarilah jika kau mau.

Benarkah?!

Bagus sekali!

Tong Nian dengan cepat melompat turun dari kasurnya, mengambil kartu kunci kamarnya dan berlari keluar, bahkan tidak membawa HPnya. Ketika ia sudah sampai di depan pintu ruangan Gun, ia menyadari bahwa pintunya sudah terbuka. Namun, ruangan di dalamnya sangat gelap, tidak ada lampu atau cahaya apapun yang dinyalakan. Merasa sedikit tidak yakin, Tong Nian bergerak mendekat dan mengintip ke dalam. Hanya cahaya samar rembulan yang menerangi ruang tamu. Sesosok pria tinggi berjalan ke ruang tamu, melempar HPnya, dan secara kebetulan melihat Tong Nian.

Di tengah kegelapan, Gun mengisyaratkan Tong Nian untuk masuk.

Dengan bahagia, Tong Nian berlari masuk, dan ketika ia melihat Gun merentangkan tangannya seperti mengisyaratkan agar ia melakukan sesuatu, Tong Nian langsung paham. Dengan sebuah whoosh, Tong Nian melompat ke pelukan Gun.

Sepasang tangan yang kuat memegangi tubuh Tong Nian, menopangnya agar tidak jatuh ke lantai.

Tadi siang di lobi, posisi ini membuat mereka merasa sangat canggung dan malu, namun sekarang, di saat ini, posisi pelukan yang sama ini... Dengan penuh kesadaran diri, Tong Nian memeluk leher Gun dan bernapas pelan, merasakan cuping telinganya dilumat.

"Anak baik. Kau yang menciumku."

Suara Gun dengan sengaja direndahkan, membimbing Tong Nian secara halus.

……

Tanpa mengatakan apapun, Tong Nian menutup kedua matanya

Di tengah suara napasnya yang menutupi seluruh indra pendengarannya sendiri, Tong Nian secara perlahan mulai mencari, menjejaki muka Gun, kemudian dagunya, sebelum bergerak sedikit ke atas.

Akhirnya, ia menyapukan bibirnya ke bagian itu.

Dengan Tong Nian berada di pelukannya, Gun terkadang merespon ciuman gadis kecil itu, yang bisa dibilang tidak terlalu ahli, dan di saat yang bersamaan, berjalan ke arah pintu dan menutupnya menggunakan kakinya. Kemudian, di tengah kegelapan malam, ia menekan tubuh Tong Nian ke dinding dengan kuat...

Sebelum langit berubah menjadi cerah, Gun menaruh Tong Nian ke atas kasur. Setelah meregangkan tangannya yang terasa sedikit sakit, ia juga ikut berbaring dan bersandar di kepala tempat tidur.

Ingin berada dekat dengannya, gadis kecil itu merangkak dan mendekatkan diri seerat mungkin ke tubuhnya. "Kau tidak mengantuk?"

Dengan tidak terlalu peduli, Gun menjawab, "Setelah pukul tiga, aku tidak akan bisa tidur dan baru bisa tidur lagi saat hari sudah cerah."

Sungguh kebiasaan yang aneh.

Gun dengan asal-asalan membuka Texas Hold’Em dan memulai permainan baru. "Ulang tahunmu tanggal 20?"

Stewed Squid with HoneyWhere stories live. Discover now