Chapter 8 - "Shen Gun" Q_Q!

83 6 6
                                    

Tong Nian dipersilakan untuk duduk di barisan paling depan bus, dan disana, ia masih kalut dalam pikirannya sendiri, tidak yakin kenapa ia perlu ikut dalam perayaan kemenangan mereka.

Di dalam bus sudah terdapat para manajer dan para anggota tim untuk game lainnya serta tim kedua, pemain cadangan, dll. Baru ketika bus hampir berangkat, anggota tim utama untuk game Tempest of the Sealed Chamber serta pemain cadangan mereka, satu persatu, masuk ke dalam bus. Beberapa orang itu semuanya membawa tas ransel, dan karena perawakan mereka yang tinggi, mereka harus menundukkan kepala mereka ketika masuk agar tidak terbentur pintu bus. Kemudian, satu persatu dari mereka berjalan melalui Tong Nian.

"Hai Kakak Ipar."

"Hai Kakak Ipar."

"Hai Kakak Ipar."

"Kakak Ipar, senang bertemu denganmu untuk pertama kalinya. Kedepannya tolong bantuannya ya."

Tong Nian merasa sangat canggung. Jika ia tersenyum sepertinya tidak terlalu pantas, tetapi jika tidak tersenyum rasanya juga kurang pantas. Sepanjang waktu, bibirnya menunjukkan senyuman yang juga bukan senyuman. Pada akhirnya, ketika tiba giliran satu-satunya pria yang memakai topi baseball yang sejak tadi tidak mengucapkan apapun, ia menghentikan langkahnya sejenak ketika melalui Tong Nian dan tanpa mengatakan apapun, menganggukan kepalanya, yang bisa dihitung sebagai mengucapkan salam. Kemudian, dengan cepat pria itu duduk di kursi di samping 97 yang berada di belakang Tong Nian.

Supir bus yang mereka naiki bertanya pada pria itu, "Kapan Leader kalian akan naik ke dalam bus?"

Pria itu terdiam sesaat. "Tunggu sebentar lagi."

Dan karena itu, dari berbagai sudut pandang di dalam bus, semuanya mencuri pandang ke arah Kakak Ipar imut yang tampak seperti jatuh dari langit itu.

Tong Nian tidak pernah merasa segugup ini sebelumnya. Ia bahkan tidak segugup ini ketika pertama kali harus tampil di atas panggung. Punggungnya ia tegakkan dan ia tidak berani membuat gerakkan sedikitpun, takut jika sampai meninggalkan kesan buruk pada orang-orang di tim pria yang ia sukai itu.

Ia mendengar dengan jelas 97, orang yang tadi membantunya membawa barang bawaannya dan kini duduk di belakangnya, berkata dengan suara pelan, "Eh? Dt, kapan kakakmu menemukan seorang pacar? Bukankah ia menghabiskan 24 jam dalam sehari untuk tinggal di dalam klub?"

"Tidak tahu." Terdengar jelas bahwa Dt sama sekali tidak tertarik dengan topik tersebut.

"Hubungan diam-diam? Leader ternyata suka bermain permainan seperti itu? Apakah karena ia khawatir kita akan mengikuti jejaknya dan berkencan, sehingga akan menganggu kompetisi kita?"

Setelah terdiam sejenak, Dt menjawab, "Ia sudah tidak muda lagi. Bukankah berkencan adalah kebutuhan yang sangat normal?"

Kalimat itu... dapat dengan mudah ditafsirkan dengan berbagai arti... Seluruh pria, baik besar-kecil, tua-muda, yang ada di belakang Tong Nian langsung paham dan mulai berimajinasi sesuka mereka sendiri, mereka semua terkekeh membayangkannya.

Mendengar percakapan antara 97 dan Dt tersebut, Tong Nian langsung merasa geram.

Bagaimana bisa mereka menyebutnya "tidak muda lagi"?...

Ia jelas-jelas sangat keren dan tampan, dan mengeluarkan aura yang jauh lebih manly dari kalian para anak-anak kecil...

Namun, pada akhirnya, Gun hanya mengirim seorang manajer wanita untuk memberitahu supir bus bahwa ia mungkin akan kembali ke hotel sedikit terlambat, dan memberitahu manajer tersebut untuk membawa semuanya kembali terlebih dahulu. Tong Nian mencuri pandang ke arah manajer dengan tubuh seksi, yang bahkan saat memakai hoodie tetap tidak dapat menyembunyikan daya tarik uniknya, itu. Mendengarkan wanita itu menjelaskan jadwal dan susunan acara untuk semuanya, Tong Nian tiba-tiba merasa bahwa dibandingkan dengan wanita itu, dirinya hanya...

Stewed Squid with HoneyWhere stories live. Discover now