Chapter 14 - Rival Cinta (っ*′Д')っ !

67 4 0
                                    

Mata Lan Mei langsung melebar, pertama melihat ke arah Tong Nian, kemudian melihat ke arah pria muda itu, kemudian kembali melihat ke arah Tong Nian, kemudian kembali melihat ke arah pria muda itu...

"Itu adalah demo dari K&K," seseorang di dekat mereka berbisik.

"Aku benar-benar menyukainya. Dia adalah dewa kecilku."

Terdengar berbagai suara bisikan orang-orang. Keriuhan sesaat yang lalu sepenuhnya hilang dan yang tersisa hanyalah tatapan iri yang penuh spekulasi dan rasa cemburu dari berbagai arah. "Ia tadi berkata 'Leader.' Mungkinkah yang dia maksud adalah— "

"Kekasih Gun?"

"Tidak mungkin! Dewaku selalu menjauh dari pesona wanita!!"

……

"Ma..suk?" Dengan tatapan penuh tidak percaya, Tong Nian dengan suara pelan mencoba mengkonfirmasi.

Ia ingin aku masuk?

Be—… benarkah?

Tiba-tiba bahu Tong Nian terasa sakit. Jari-jari Lan Mei telah mencengkeramnya dengan keras. "Cumi-Cumi Kecil, sejak kapan kau menjadi istri seseorang?!!!! Istri seseorang? Ya Tuhan, bagaimana bisa aku selambat ini dalam menyadarinya?!"

"Aku tidak." Dua kata itu terdengar sangat ambigu ... Kedua telinga Tong Nian langsung memerah. Dengan suara pelan, ia menjelaskan, "Ia hanya asal berbicara saja..."

"Siapa yang asal berbicara tentang hal seperti itu?!!!! Yang Mulia!" Lan Mei mengeratkan cengkeramannya dan menarik tangan Tong Nian dengan seluruh kekuatannya. "Tiga tahun! Kita sudah berteman selama tiga tahun! Kau ternyata sudah memiliki— "

Uh… Memiliki apa?

Apa itu ‘Leader’?

Kata-kata Lan Mei tersendat di tenggorokannya, ia kemudian dengan bersemangat mengalihkan pandangan ke arah pria muda itu: Leader kalian datang dari planet mana?

demo benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi Lan Mei yang mengenakan pakaian wanita mendominasi dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Ia terkejut sesaat sebelum akhirnya memaksakan sebuah senyuman canggung. "Kakak Ipar, lima menit lagi acaranya akan dimulai." Karena ada para penggemar disana, sepanjang waktu, demo mempertahankan ekspresi yang sangat, sangat sopannya, tetapi nadanya semakin lama semakin rendah ketika ia berkata, "Suasana hati Leader hari ini... tidak begitu baik." Setelah mengatakan itu, demo memandang Tong Nian dengan gugup, menunggu jawaban darinya, satu-satunya benang penyelamat yang dapat mereka andalkan untuk masuk ke dalam bersamanya dan menghadapi Gun yang sedang terbakar.

Kalau tidak, siapa yang tahu hal kejam apa lagi yang akan Leader gunakan untuk menyiksa mereka?

Tong Nian merasa seperti bahunya dapat retak kapan saja karena cengkraman Lan Mei...

Tong Nian merasa sangat gugup, tetapi di saat sama, terintimidasi oleh kekuatan tirani Lan Mei. Ia kemudian bertanya dengan suara kecil, "Um, kalau begitu, bolehkah aku membawa temanku ikut masuk?"

"Tidak masalah." Sebuah cengiran bahagia dengan segera menghiasi muka demo. "Jika itu adalah teman dari Kakak Ipar, maka bukan masalah sama sekali."

demo mundur selangkah.

Ia kemudian mengisyaratkan pada Tong Nian untuk keluar dari balik para petugas keamanan dan tersenyum sekilas kepada Lan Mei sebelum dengan cepat membalikkan tubuhnya untuk memimpin jalan. Disini, di situasi ini, dengan seluruh mata tepusat kepada mereka dan, selain itu, berdiri di antara tembok manusia yang dibentuk oleh para petugas keamanan, Tong Nian dan Lan Mei, kedua penyanyi online yang biasanya sudah terbiasa melihat adegan kelas atas seperti itu, namun kali ini entah kenapa justru merasa sedikit demam panggung. Lagipula, seluruh acara yang mereka hadiri adalah yang penuh kebahagiaan dan diisi dengan orang-orang mendeklarasikan cinta mereka kepada mereka berdua.

Stewed Squid with HoneyWhere stories live. Discover now