" Mas,mandi sana ih,kalau ga mandi... " Aku sengaja menggantungkan ucapan ku agar dia penasaran. Ardi malah maju mendekatiku " Kenapa hm? Mau apa? Mau mukul saya? Atau mau saya Ci- " aku langsung meninju lengannya

" Ca,sakit tau " ucapnya sambil mengusap lengannya. Aku langsung turun ke bawah jika tidak,akan terjadi perdebatan yang tak selesai selesai.

Aku dan keluargaku makan bersama di ruang makan,pagi yang bahagia bagiku. Ardi memang sangat dekat dengan keluargaku,dia memang laki-laki yang dingin tapi itu untuk semua orang,tidak untuk keluarganya.

Ardi mengambil cuti selama 3 hari,dan masa cutinya tinggal hari esok saja,aku mau menghabisi waktu dengannya sebelum dia kembali disibukkan.

Siang ini,aku dan Ardi duduk di sofa yang terletak di dalam kamarku. Aku menyenderkan kepalaku di bahu Ardi,tangan Ardi menggenggam erat tanganku. " I want to ask something " kataku sambil melihat ke arahnya.

" Lütfen (silahkan) " jawabnya sambil memberikan seulas senyuman.
" Mas ga cape waktu itu? Di satu sisi mas jadi CEO terus jadi dosen di kampus " kataku sambil memainkan jari jemarinya.

Ardi tersenyum mendengar pertanyaanku
" Badiuzzaman Said Nursi pernah berkata jikalau semanis-manisnya cinta kepada perempuan,tetap lebih manis cinta kepada ilmu dan pengetahuan. Dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah ditanya 10 kali oleh 10 orang pembesar Khawarij dengan 1 pertanyaan yang sama  " Mana yang lebih utama,ilmu atau harta? ". Salah satu jawaban beliau adalah " Ilmu itu lebih utama daripada harta. Karena apabila engkau belanjakan hartamu,ia akan berkurang. Sedangkan ilmu,apabila engkau belanjakan(bagi-bagikan) ia akan bertambah. Begitu berharganya ilmu itu daripada harta. Saya ga cape karena saya melakukannya karena Allah SWT semata,Aca pasti pernah denger perkataan 'Lelah karena Lillah'? " Tanya Ardi kepadaku dan ku jawab dengan anggukan kepala

" Apapun yang kita lakuin selama itu baik dan niat karena Allah, Insyaallah kita ga akan kenal yang namanya lelah,kita akan melakukan nya dengan senang hati. Begitupun menjadi dosen. Awalnya saya kewalahan di dalam 2 profesi itu,namun saya jalani karena Allah semata, alhasil saya merasa bahagia bisa membagikan ilmu yang saya miliki " sambungnya dan mengecup keningku. Aku tersipu malu.

" Mas,nanti malem kita ke cafe yang baru buka di deket kompleks tu ya " tawar ku sambil memelas.
" Iya,kita kesana. Jangan kek gitu dong,jelek tau " ucapannya malah membuatku menyelas memberikan wajah memelas,ku pikir dia bakaln bilang jikalau aku Imut tapi malah sebaliknya. Aku mengerucut kan bibirku dan menyilang kan kedua tanganku di depan dada.

Ardi terkekeh dengan tingkah ku " Udah gausa ngambek sama saya,nanti kamu ga saya ajak ke cafe itu " aku langsung mengubah posisi ku menjadi tersenyum

🍁🍁🍁🍁🍁

Sore hari yang begitu cerah,membuat para penghuni bumi merasa bahagia akan kehangatan yang ada. Aku duduk di sofa sambil membaca majalah fashion yang ada, percuma membaca karena aku sama sekali tidak memiliki minat untuk membeli baju jikalau tidak sangat diperlukan,padahal di luar sana para perempuan berbondong-bondong untuk membeli baju yang elegan,mewah dan tentu indah untuk di pakai.

Bunda pernah memberitahu ku bahwa baju juga akan kena hisab nantinya,oleh karena itu bajuku kebanyakan berwarna gelap dan hitam,tidak banyak dan tidak membuatnya full di dalam lemariku. Ketika sedang fokus membaca,Bang Rizwan datang mengagetkan ku " Dor! "
Aku kaget dan majalah yang ku pegang ku lempar asal,kenapa sih bang Rizwan punya satu sisi jail? Mengagetkan ku,kalau aku jantungan gimana? Ish dasar abang-abang lucknut.

" Abang, jangan gituin adiknya dong " ucap bunda halus menegur bang Rizwan

" Hehe iya bunda,ga sengaja " jawab bang Rizwan polos. Aku langsung memukul bang Rizwan dengan majalah itu hingga ia meringis kesakitan.

Before My Memory Lost [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora