2. Syakila Qirani

26 14 9
                                    

         Kupandangi dan membaca surat itu sekali lagi. Rasanya membuatku sakit mata setiap melihat kalimat yang tertera di dalamnya. Aku benar-benar tersinggung.

"Hehehe... gimana Mbing? Seru jugakan dapat surat cinta." Sindir Nathan.

         Tanganku terkepal. Rahangku mengeras. Bukti kau benar-benar marah.

"Tidak bisa kubiarkan. Ini sama saja dia menantangku. Pasti akan kutemukan orang itu."

         'Braaakkk...'
Dengan perasaan kesal aku keluar dari ruangan itu sambil membanting pintu itu dengan keras. Suasana langsung hening seketika. Sikapku barusan ternyata cukup berhasil membungkam mereka. Tapi...

"Wkwkwkwk..."

         Itu cuma sementara sampai  suara tawa itu kembali terdengar. Tidak lepas pula dengan beragam ocehan yang masih terdengar, semakin membuat telingaku terasa panas. Meski kesal dengan canda dan gurauan itu, dari balik pintu yang tertutup aku hanya bisa meredam amarah.

         Percuma aku kembali mengamuk kepada mereka yang tertawa di dalam sana. Teman-temanku tidak sepenuhnya salah. Semua ini tidak akan terjadi kalau si brengsek sialan itu tidak menulis surat cinta memalukan yang dikirimnya padaku.

"Grrrr... Awas kau ya !" Dengan geram kuremas lembaran kertas merah jambu ditanganku itu.

"Kalau sampai kutemukan orangnya, akan kubuat dia menyesal !" Sumpahku.

.

.

.

Kepada Shaquille-ku sayang,

         Pertama kali aku melihatmu, hatiku langsung terpikat. Bukan karena wajahmu yang tampan ataupun gayamu yang keren. Tapi karena sikap dan bentakan kasarmu yang menusuk hati.

         Sebelum ini mungkin telah ada salah paham diantara kita. Murkanya dirimu karena 999 butir kacang hijau yang tak sanggup kupenuhi menunjukkan betapa kerasnya hatimu sekeras kepalamu.

         Apalagi bila kau minta dibuatkan 1000 candi? Aku tak sanggup. Aku tak punya anak buah jin dan siluman yang bisa kupekerjakan (mungkin kau sebagai bos setan bersedia meminjamkannya ?) Tapi bila kau minta 1000 candil, mungkin akan kupertimbangkan dan kuberi bonus dengan kolak pisang sekalian.

         Ini ungkapan cintaku yang pertama dan terakhir. Kutitipkan perasaanku pada semilir angin kentut yang berhembus disekitarmu. Betapa aku mencintaimu sebesar aku membencimu. Terimalah aku atau pergilah ke neraka bila kau menolakku.

.

.

.

         Adik kelas yang paling sering kubentak. Adik kelas yang kena marah pas hukuman 999 kacang hijau. Adik kelas yang selalu memandang sinis padaku. Adik kelas seakan punya sikap menantang. Adik kelas rese yang membuatku kesal. Satu-satunya yang mungkin dendam padaku, yang berani mengirim surat itu mungkin cuma dia.

"Selamat siang kakak." Sapa dua orang gadis dengan ramah saat kami tidak sengaja berpapasan di koridor.

         Seperti biasa aku hanya sedikit menyunggingkan bibirku, menarik satu senyuman samar membalas sapaan mereka.

         Namun mataku tertarik pada salah satunya. Bukan si pirang yang tampak centil dan ganjen itu, melainkan gadis disebelahnya. Cewek bermuka judes yang punya rambut sewarna dengan gelapnya malam. Mata hijaunya selalu balas menatapku tajam.

Affogato[END]Where stories live. Discover now