[45] A Man With Blue Hair (END)

Start from the beginning
                                    

Levant bisa mengeluarkan racun melalui taringnya. Racun yang amat berbahaya bagi siapapun yang terkena. Racun yang bisa dia keluarkan maupun tidak dari gigitannya. Yang entah bagaimana caranya malah menjadi obat untuk adik lelaki itu.

Alasan mengapa Levant tak mau membantu lelaki tersebut menembus penjagaan di wilayah ini adalah karena ayahnya sangat membenci lelaki itu. Kalian ingat lelaki yang pernah masuk ke kamarnya ketika ibunya sedang mengandung adiknya? Ya, dialah orangnya.

Meski lelaki itu tak menyakitinya maupun adik dan ibunya, tetapi ingatan tentang kejadian itu masih bercokol di kepala Sang ayah dan tak pernah bisa terlupakan. Jika Levant membantu lelaki itu untuk masuk, maka bisa saja ayahnya mengetahuinya dan pergerakannya akan selalu diawasi. Mereka tak akan bisa bertemu dan lelaki itu tak akan bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Levant belum pernah bertemu dengan adiknya itu. Tetapi dia sangat penasaran, penyakit apa yang hanya bisa diobati oleh sebuah racun? Apa itu benar penyakit?

Suatu hari lelaki itu pernah bercerita jika adiknya selalu takut untuk keluar dari rumah mereka, juga bertemu dengan orang lain selain kakaknya. Gadis itu pun selalu menganggap jika dirinya buruk rupa karena penyakit anehnya itu. Levant sudah pernah melihatnya dari foto yang pernah diperlihatkan oleh lelaki itu.

Buruk rupa adalah kalimat yang sangat tidak pantas. Dilihat dari manapun, gadis itu sangat cantik. Gadis tercantik yang pernah Levant lihat. Serigalanya juga menyetujui itu. Namun tentu saja dia tak pernah mengutarakannya pada siapapun.

"Kau harus kembali secepatnya."

"Apa?"

"Penjaga perbatasan akan kemari sebentar lagi. Jika kau mau tertangkap, kau boleh terus berdiri disini," putusnya sebelum kemudian bertransformasi menjadi serigalanya dan melompat dari tebing tinggi itu, menuju hutan di depannya. Meninggalkan lelaki tadi yang masih menatap kepergian Levant.

Dia menghela napasnya sekali lagi. "Hah, kalau begini bagaimana aku bisa mempertemukan mereka," gumamnya.

Lalu setelahnya, dia melesat dengan amat cepat. Meninggalkan tempat itu tanpa jejak sedikitpun, sebelum para penjaga perbatasan menemukannya.

***

"Kakak!!" Tepat di depan gerbang mansion, teriakan nyaring yang sangat khas di telinganya terdengar.

Levant terus berjalan menghampiri gadis itu. Sedangkan yang memanggilnya tadi berlari ke arahnya. Levant langsung menangkap tubuh gadis itu. Menggendongnya hingga masuk ke dalam mansion.

"Kau dari mana?" tanyanya. Masih dalam gendongannya kedua kaki gadis itu terayun. Persis seperti anak kecil, meski umurnya sudah menginjak usia remaja. Dan semua penghuni di sana sudah sangat hafal dengan tabiatnya.

Aglaia Eve Wilmot. Anak kedua dari Alpha Davion dan Luna Clarabelle. Orang-orang memanggil gadis itu dengan panggilan Laia, dan sejauh ini hanya dirinya yang memanggil gadis itu dengan nama Eve.

"Berjalan-jalan," jawabnya singkat.

"Di pagi buta?" Levant mengangguk menjawabnya. Adiknya itu terkadang sangat peka terhadap sesuatu meski tak melihatnya.

Levant menurunkan tubuh adiknya dan mereka berjalan bersama menuju ruang makan. Kedua orangtuanya belum terlihat, tetapi semua omega telah menyiapkan sarapan mereka ketika dia dan adiknya telah duduk.

"Eve?" panggilnya. Si empunya nama menoleh padanya.

"Dimana ayah dan ibu?"

BLE MOU ✓Where stories live. Discover now