[11] Blood Bond

6.4K 649 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.


Davion menatap dokter yang baru saja memeriksa keadaan matenya sekaligus mengganti beberapa perban di tubuh itu, ia memberinya tatapan bertanya. 

Dokter itu menghela napas sejenak, "Sepertinya memang Luna membutuhkan penyembuh khusus, Alpha. Luka-luka di sekujur tubuhnya belum juga mengering, bahkan luka kecil sekalipun karena racun yang ada di dalam tubuhnya sangat sulit untuk dikeluarkan," jelasnya.

Ya, dokter itu memang telah mengatakan bahwa di dalam tubuh Lunanya terdapat racun yang cukup berbahaya. Dokter itu memperkirakan jika racun itu berasal dari panah yang sebelumnya sempat menancap di perutnya. Karena racun itu menyebar dengan sumber di bagian itu.

Memang, beberapa hari ini Davion selalu ikut mengamati perkembangan kesembuhan sang mate. Yang sampai saat ini belum mengalami kemajuan sama sekali. Dokter pribadi yang ia panggil khusus untuk merawat matenya terus berusaha mencari cara untuk mengobatinya. Membuat serum dan obat-obatan herbal yang kemungkinan bisa meyembuhkan luka-luka itu. Tapi nihil, semua usahanya tak pernah berhasil.

"Baiklah, kau bisa pergi. Terima kasih." Dokter tersebut mengangguk hormat dan meninggalkannya sendiri di ruangan itu. Bersama dengan matenya yang masih setia menutup kedua matanya dan tidur dengan tenang.

Ia berjalan mendekati peraduannya. Duduk di tepi kasur dan menggenggam sebelah tangan gadis itu dengan erat lalu mengecupnya. Dipandanginya gadis itu dengan pandangan sendu. Betapa dia sangat menyayangi matenya ini. Dia akan melakukan apapun untuk kesembuhan matenya. Sejak kedatangan Lunanya disini, ia bahkan telah memperketat penjagaan di sekitar area mansion. Ia yakin, ada orang-orang yang berusaha mencelakai matenya, dan Davion tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.

Tok
Tok
Tok

Pintu terdengar diketuk dan seseorang masuk setelah ia mempersilahkannya. Dilihatnya Ancelin datang sambil membawa nampan berisi makanan. Ah, dia bahkan lupa untuk sarapan, dan sekarang sudah hampir siang.

Gadis itu meletakkan nampan yang dibawanya di atas nakas. "Makanlah dulu, kak. Kau melewatkan sarapanmu." Davion tersenyum kecil dan mengangguk. Ia beranjak dari kasur dan mengambil makanannya.

"Bisakah kau minta para omega untuk membersihkan Lunaku? Kau jaga dia, aku akan makan di ruang kerjaku." Ancelin mengangguk antusias dan memindlink beberapa omega wanita.

Tepat setelah Davion keluar, omega-omega itu masuk ruangan dan langsung melaksanakan tugas mereka. Ancelin juga benar-benar melaksanakan perintah dari kakaknya, dia mengawasi mereka. Memperhatikan pekerjaan mereka. Dan ia meringis ketika pakaian gadis itu mulai dibuka. Hampir seluruh tubuhnya tertutupi perban, dan yang paling parah sepertinya di bagian perut dan paha kanannya. Terlihat omega-omega itu juga sedikit kesulitan ketika membasuh tubuh gadis itu.

BLE MOU ✓Where stories live. Discover now