[45] A Man With Blue Hair (END)

5.6K 366 32
                                    

Kejutaann!!! 😂

Ketemu di chapter terakhir niihh. Sebelumnya terimakasih yang setia nungguin sampai sini 😣 Aku terharu ada yang sampai setia nungguin cerita yang nggak seberapa ini 😭

Chapter ini sebenernya pendek banget kalo sesuai khayalanku, tapi aku jadiin panjang aja. Semoga nggak mengecewakan 😫
Karena cerita ini nggak ada prolognya, jadi otomatis nggak ada epilog. Tapi untuk bonchap? Aku usahakan yaa 😣

 Tapi untuk bonchap? Aku usahakan yaa 😣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Lelaki itu masih berdiri di sana. Menunggu seseorang yang sejak tadi belum juga datang meski matahari sudah mulai terbangun. Dari belakang dia mendengar suara gemerisik dan tanpa berbalik pun dia tahu siapa yang datang.

"Bisakah kau datang tepat waktu." Itu bukan pertanyaan, namun kalimat protes yang sudah menjadi kebiasaannya.

"Maaf, kau tahu 'kan betapa sulitnya menembus para penjagamu itu," kilahnya.

Dia hanya mendengus. Lalu lelaki bersurai biru itupun berbalik. Menatap datar pada lelaki lainnya. Lelaki yang tak juga berubah sejak pertamakali dia melihatnya.

Levant melempar sebotol kecil berisi cairan berwarna hitam di dalamnya, yang segera ditangkap oleh lelaki tersebut.

"Bisakah kau membantuku untuk masuk ke wilayah ini? Kau selalu protes jika aku terlambat datang," keluhnya.

"Aku tidak mau mengambil risiko lebih besar."

"Tapi, jika aku terlambat datang sedikit saja, atau aku ketahuan lalu tertangkap, bagaimana dengan adikku? Dia sangat membutuhkan ini," rengutnya.

Levant hanya diam sambil menatap botol cairan pekat itu. "Kau bisa melakukannya seperti saat pertamakali kau datang," jawabnya.

Lelaki itu menghela napas. "Meski aku tidak berubah. Tetapi kekuatanku tak seperti dulu lagi."

Sedangkan lawan bicaranya berbalik, kembali menatap pada matahari yang kini mulai merangkak semakin naik.

"Bagaimana keadaannya?" tanyanya mengalihkan perhatian.

"Sejauh ini baik. Terimakasih atas racunmu, itu sangat membantunya."

Racun?

Memang benar. Setiap sebulan sekali mereka akan bertemu di tempat yang berbeda. Levant akan memberikan racunnya pada lelaki itu untuk mengobati adik perempuannya. Dia bilang sejak adiknya lahir dan kedua orangtua mereka meninggal, dia terus berkelana untuk mencari penawar untuk penyakit adiknya itu. Sampai suatu hari dia bermimpi jika adiknya hanya bisa disembuhkan oleh racun.

BLE MOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang