Rey mengerutkan dahinya. "Badan saya panas," ucapnya.

Dira menganggukan kepalanya, ia berdehem. "Ehm.."

Rey menaikkan sebelah alisnya.

"Penghuni neraka," ucap Dira dan diakhiri kekehannya.

Rey kembali mengerutkan dahinya, ia ikut terkekeh geli sembari sedikit menarik hidung mancung Dira.

"Ehm," gumam Dira masih terkekeh geli.

Rey melepaskan tarikannya pada hidung Dira, dan beralih memeluk tubuh Dira sambil memejamkan matanya.

Dira mengerutkan dahinya. "Dih, jangan tidur lagi." ucapnya sembari menggoyangkan bahu Rey, mencegah Rey agar tak kembali tidur.

"Ngantuk," ucap Rey dengan pelan.

"Minum obat dulu," ucap Dira.

Rey menggelengkan kepalanya, ia memeluk tubuh Dira dengan erat dan menyembunyikan wajahnya di dada Dira.

Dira mengerjapkan matanya. "Pak Rey," ucapnya dengan pelan.

"Hm," gumam Rey.

"Bapak kok jadi manja," ucap Dira dengan pelan.

Rey tak menggubris ucapan Dira, ia kembali terlelap di dalam dekapan Dira.

Dira menundukkan kepalanya, melihat wajah pucat Rey yang mulai terlelap.

Dira menghela nafasnya, ia kemudian mulai melepaskan tangan Rey dari tubuhnya dengan perlahan.

Setelah beberapa lama, Dira berhasil melepaskan pelukan Rey pada tubuhnya.

Dira dengan hati-hati bergeser dan turun dari kasur, ia berusaha agar tak menimbulkan suara.

Setelah berhasil turun dari kasur, Dira mulai melangkahkan kakinya dengan hati-hati menuju pintu kamar.

Merasakan sesuatu hilang dari pelukannya, Rey langsung membuka matanya.

Terlihat Dira berjalan dengan hati-hati menuju pintu kamar, membuat Rey mengerutkan dahinya.

"Anindira Maheswari," ucap Rey.

Dira membelalakkan kedua bola matanya, ia langsung berbalik dan menatap Rey dengan terkejut.

"Iya?" ucap Dira.

"Kamu mau kemana?" ucap Rey sembari menatap Dira dengan tajam.

"Saya.. mau ke bawah," ucap Dira sembari menampilkan gigi ratanya.

Rey menaikkan sebelah alisnya. "Ngapain?"

"Ehm.. ngambil obat," ucap Dira.

"Sini," ucap Rey.

Dira mengerutkan dahinya. "Ngapain?"

"Buruan," ucap Rey.

Dira dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kasur, ia menaikkan kedua alisnya. Kebingungan.

Rey segera menyibakkan selimutnya, ia kemudian turun dari kasur.

Dira menatap Rey dengan bingung. "Bapak mau kemana?"

Rey mengulurkan telapak tangannya kepada Dira. "Saya ikut," ucapnya.

Dira mengerjapkan matanya. "Ngambil obat?"

Rey menganggukan kepalanya.

Dira beralih melirik ke arah telapak tangan Rey, ia mengerutkan dahinya.

"Ayo," ucap Rey.

Dira kembali menatap Rey dengan bingung. "Hah?"

"Bawa saya," ucap Rey dengan pelan.

Dosenku Suamiku (TAMAT)                            [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now